Share

47. Rian Merajuk

Aku dan Rian duduk di kursi teras. Lelaki itu masih mengunci rapat mulutnya sejak ia berdiri di depan pintu rumah dan melihat Ramon memegang tanganku. Aku tidak menyalahkan lelaki ini, karena siapapun yang melihat Ramon seperti tadi padaku, pasti akan salah paham. Ditambah bumbu bon cabe yang meluncur dari bibir tipis adikku yang membuat Rian semakin cemberut saja.

Ramon sudah pulang karena Robi ternyata sudah tidur di kamar mama. Lalu di mana Dini? Mama meminta Dini masuk ke kamar dan memberikan waktu padaku untuk bicara dengan Rian. Namun sudah setengah jam kami duduk sedikit berjarak, Rian masih mengunci mulutnya. Aku lelah dan mengantuk, tetapi Rian nampaknya tidak ingin meluruskan masalah, tetapi juga tidak mau pulang.

"Mas, maaf, aku lelah sekali hari ini. Laporan semua aku yang kerjakan karena Widya tidak masuk. Jika kamu ingin bertengkar denganku, silakan, tapi tahan sampai besok ya, karena aku sudah tidak bertenaga. Aku ngantuk banget, Mas."

"Oh, jadi kamu mengusirku?"

"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status