Share

5. Dikenalkan

Author: Queenazalea
last update Last Updated: 2023-06-07 17:57:35

Kencan?

Oh sialnya Dara yang sudah beberapa kali diberikan harapan palsu oleh Gio baru kali ini bisa berkencan dengan kekasihnya. Setelah kejadian beberapa waktu lalu saat Gio meminta izin untuk menyentuhnya. Mereka tidak lagi berkomunikasi. Dara yang enggan untuk mengalah pada kekasihnya. Lagi pula hubungan seperti itu hanya akan membuat hari sakit sekali. Jadi dia tidak bisa menolak ajakan pria ini kalau memang akan pergi nanti.

Dara baru saja siap-siap dan Gio langsung memasukkan ponselnya. Dengan tatapan curiganya Dara kepada kekasih yang telah dia pacari beberapa tahun terakhir. Menampakkan kecurigaan yang tidak ingin diketahui oleh Dara.

Ada apa?

Permainan apa yang sedang dilakukan oleh Gio.

Apa sekarang pria itu sedang bermain api dengannya?

“Atasanku yang menghubungi.”

Pria itu langsung berkata demikian tanpa ditanyakan oleh Dara. Menghilangkan kecurigaan yang terjadi antara dirinya dan Dara. Sebenarnya yang menghubunginya adalah Leta. Mereka memang sering berkomunikasi.

Perasaan Gio juga sangat besar kepada Dara. Meskipun dia ingin memulai hubungan dengan Leta, tapi wanita ini tidak bias dia sia-siakan. “Apa penampilanku tidak terlihat aneh?” pria itu menatap lekat ke penampilannya Leta dengan sweater dan rok pendek. Oh sialnya kenapa wanita ini juga selalu berpenampilan menarik sampai menggoda Gio.

Gadis ini nampak imut, bibirnya dipoles dengan lipstik berwarna merah. Kulitnya putih dan bersih. Ya, jelas saja siapa yang melihat Dara pasti akan tergoda oleh bentuk tubuhnya. Membayangkan kalau wanita ini ada di bawahnya.

Sialannya lagi Gio malah berpikir seperti itu untuk Dara. “Kita menikah sebentar lagi. Aku harus menabung lebih giat.”

Mendadak Gio bahas pernikahan, tapi Dara malah menghadap lain. Senyumannya merekah mendengar ucapan Gio yang mengatakan jika sebentar lagi akan ada pernikahan mereka berdua. Tidak pernah dia bayangkan kalau pria yang sering ngambek ini punya tujuan yang baik untuk hubungan mereka.

Gio sering membayangkan gadis kecil ini mengenakan baju tidur dengan motif bulan bintang lalu naik ke atas kasur bermanja dengannya. Meletakkan kepalanya di atas dada Gio sembari bertanya apakah Gio menginginkannya malam itu.

Dara mendekat ke arahnya. “Sayang, apa yang tadi kamu ucapkan itu serius?”

Gio mengangguk dengan sangat pasti kalau dia memang menginginkan pernikahan. Cepat atau lambat dia harus tetap menikah dengan pria ini karena memang sangat mencintai Gio. Kalau bisa, dia tidak akan masalah jika melangkahi Leta. “Mengenai pernikahan, apa kamu tidak keberatan melangkahi kakakmu?”

Dara menggeleng dengan pelan. “Aku tidak masalah. Lagi pula, Papa sama Mama tidak akan masalah bukan kalau kita menikah cepat?”

Gio mengangkat bahunya. “Jadi kalau begitu, hari ini kita kencan sampai malam. Tapi apa kamu tidak ada tugas dari perusahaan atau dari kampus?”

Seperti yang diketahui kalau Dara juga masih menempuh pendidikan. Wanita ini memang benar-benar tidak lelah belajar. Dia masih sibuk dengan pendidikan juga dengan kariernya.

Dara berdiri di dekat pria itu saat dia baru saja memakai tasnya. “Kurasa tidak. Memangnya ada apa?”

“Tidak ada, biasanya kamu yang sibuk. Setiap kali aku ingin mengajakmu keluar, kamu akan sibuk dengan berbagai macam alasan.”

Seingatnya Dara, yang sibuk adalah Gio. Sangat sulit sekali diajak untuk berkencan. Malah sekarang dirinya yang dikatakan sibuk oleh pria ini. Tidak benar seperti itu kejadiannya. Karena yang memang sibuk itu adalah pria ini. Bukan Dara.

Mobilnya Gio berhenti di salah satu restoran yang dituju. “Apa kita akan makan di sini?” nampak bahagia sekali raut wajahnya wanita ini ketika dia melihat kalau wanitanya begitu bahagia.

“Tentu saja. Aku akan mengajakmu makan di sini.”

Senyumannya merekah, pelayan datang membawakan buku menu dengan memberikan pilihan berbagai macam hidangan.

“Kamu pesan apa sayang?”

Dara masih membaca menu. Sementara Gio memesan. “Australian Tenderloin Beef Steak, minumnya Lotus Biscoff Frappuccino.”

Gio lebih dulu memesan, sedangkan Dara masih bingung untuk memesan. Pria itu membiarkan apa saja yang jadi seleranya Dara.

Pilihannya pun telah ditentukan. “Italian Beef Lasagna, terus minumnya samain aja.”

Dara menyodorkan buku menu setelah dikonfirmasi pesanan mereka berdua. Lalu pelayan itu pergi setelah meminta mereka berdua menunggu.

Keduanya mengobrol dengan santai, tempat ini memang cukup romantis. Akan tetapi garis bawahi, ini adalah tempat di mana Gio membawa Leta waktu itu. “Malam ini antar aku ke rumah Mama, ya. Aku sepertinya menginap di sana.”

Gio tidak keberatan. Lagi pula dia sebenarnya ada janji dengan Leta. Pasti juga wanita itu akan keluar rumah nanti. Jadi tidak mungkin bertemu dengan Leta di sana. Gio mencintai Dara, tapi menginginkan Leta juga saat Dara sedang sibuk dengan pekerjaan juga dengan pendidikannya.

Sebagai seorang pria dia juga terbilang masih normal. Tidak munafik kalau ia menginginkan mereka berdua. Entah mana yang akan jauh lebih memahami dirinya suatu saat nanti. Antara Leta atau Dara. Tapi untuk pernikahan, dia menginginkan Dara. Memang itu terdengar tidak adil.

Akan tetapi ini adalah pilihan yang diinginkan oleh Gio.

Seharian penuh jalan-jalan, menghabiskan waktu yang mereka sempat pertengkarkan. Karena Gio menunggu Dara waktu itu cukup lama. Akhirnya dia bertemu dengan Leta dan mengajak wanita itu dibandingkan menunggu Dara.

Sampai di kediamannya Dara, Gio juga turun dari mobil untuk meminta izin secara sopan telah mengantarkan Dara.

“Nggak mampir dulu?”

Pria itu senyum setelah ditanya oleh ayahnya Dara. “Mungkin lain kali, Om. Dara minta diantar ke sini jadi saya antarkan ke sini.”

Dia memilih untuk berpamitan lalu pergi begitu saja setelah merasa kalau Leta pasti sudah ada di luar menunggunya.

Sedangkan di sana Dara yang disambut orangtuanya ketika pulang. “Apa kamu sama Gio memang serius jalani hubungan ini?”

Tiba-tiba Dara merasa kalau kepalanya dingin sekali mendengar pertanyaan dari orangtuanya. Memangnya ada keraguan dari Gio untuk menikahinya? Sedangkan Dara juga saat ini sedang menabung demi mereka berdua bisa melangsungkan pernikahan.

“Apa Papa meragukan dia?”

Sama sekali bukan itu yang dimaksud oleh orangtuanya. “Bukan, tapi Mama sama Papa hanya memikirkan soal kakak kamu. Apa tidak sebaiknya kamu tunggu saja kakak kamu menikah dulu baru kamu menikah dengan, Gio? Karena kalau perempuan dilangkahi adiknya, dia akan sulit mendapatkan jodoh.”

“Apa kak Leta sudah punya pacar? Kalau ada, aku akan bertanya kepadanya kapan akan menikahi Kak Leta. Sedangkan aku sama Gio sudah ada rencana.”

Pulang, bukannya mendengarkan kabar baik itu adalah suatu kebahagiaan juga kalau anak mereka tidak digantung. Tapi malah diminta untuk tidak melangkahi Leta lantaran wanita itu belum menikah. “Mama sama Papa nggak pernah dukung aku dari dulu.”

“Kenapa kamu berpikiran seperti itu?”

Baru saja orangtuanya mengikuti dari belakang, Dara memilih masuk ke kamar dan mengunci pintunya. Sungguh dia benci keadaan seperti ini. Alasan dia juga keluar dari rumah ini karena ketidakadilan orangtuanya memperlakukan dia dengan Leta yang pasti akan berat sebelah. Tidak seperti orangtua pada umumnya yang memperlakukan anak-anak mereka dengan adil. Justru ketidakadilan dirasakan oleh Dara dari dulu.

Rasanya kepalanya benci sekali dengan keadaan seperti ini. Baru saja dia pulang berkencan dan merasa bahagia sekali dengan Gio. Tapi tekanan batin dari orangtua sudah membuat dia merasa bahwa dunia ini memang tidak adil baginya.

Diperlakukan sungguh tidak biasa.

Mana pacar kakaknya?

Kalau dia menunggu lagi. Pasti Gio akan meninggalkannya.

Leta tidak pernah mengenalkan kekasihnya kepada orangtuanya seperti yang dilakukan oleh Dara yang mengajak Gio ke rumah orangtuanya untuk dikenalkan sebagai seorang kekasih. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kencan Buta CEO Tampan   38. Luka Itu Lagi

    Arvin mengajak istrinya untuk ke rumah sakit menjenguk Leta yang baru saja melahirkan. Menurut Dara, dia ingin sekali ke sana dan tidak membenci Leta sedikit pun. Oleh karena itu Arvin juga ingin membantu hubungan Dara dengan keluarganya untuk membaik lagi.Sejak lama sekali hubungan itu hancur. Arvin tahu soal kehidupan istrinya.Menurut Dara, dia membenci Leta dan Gio bukan berarti membenci bayi yang sudah dilahirkan oleh Leta tersebut.Bayi tidak punya salah apa pun yang tidak layak untuk dibenci. Maka dari itu Arvin harus bisa mengimbangi diri juga. Tidak ada gunanya untuk membenci Gio dan juga Leta atas kesalahan yang pernah dilakukan.Mereka berdua adalah pelaku dari kesalahan itu. Maka, anak yang dilahirkan oleh Leta tidak boleh jadi korban untuk disakiti atas mereka berdua. Jadi, Arvin juga berharap dengan cara seperti ini dia bisa membuat hubungan baik antara istri dan juga orangtuanya.Dia membawakan banyak perlengkapan untuk bayi.Sampai di r

  • Kencan Buta CEO Tampan   37. Penenang Istri

    Arvin bersiap-siap untuk menyelesaikan semua pekerjaan untuk segera bisa pulang ke rumah orangtuanya seperti yang sudah diberitahukan oleh Khadafi padanya. Hari ini akan ada yang dibicarakan oleh Sabrina kepadanya.Tanpa membawa Dara untuk ke rumah itu. Untuk pertama kalinya Arvin pulang tanpa membawa istrinya. Biasanya sang mama juga akan meminta tolong untuk menjemput Dara terlebih dahulu.Pilihan setelah Sabrina mengatakan kalau Dara tidak boleh bekerja pun diikuti oleh Dara dan juga Arvin. Mereka ingin menjadi pasangan yang terus menurut kepada orangtua. Apa yang dikatakan Sabrina pun tidak pernah disangkal oleh Dara. Tugas Arvin kali ini bukan hanya untuk nafkahi Dara saja. Tapi juga untuk mendidik istrinya lebih patuh kepada apa yang dikatakan oleh orangtuanya Arvin.Melakukan hal yang sama juga kepada orangtuanya Dara. Tahu kalau hubungan istrinya dengan orangtua kandungnya sendiri tidak baik-baik saja. Meskipun dulu pernah membuatkan gaun pernikahan juga setelan untuk Arvin. B

  • Kencan Buta CEO Tampan   36. Setelah Menikah.

    Di kantor Arvin bekerja seperti biasanya seolah menjadi karyawan biasa yang tanpa jabatan tinggi di sini. Semua dia pelajari dari beberapa seniornya. Tahu bahwa menyelepelekan ini mungkin saja akan membawa dampak buruk bagi perusahaan orangtuanya. Kemudian Arvin tersadar kalau dia tidak bisa mengabaikan ini begitu saja.“Vin, bisa minta tolong bawa berkas ini ke Bapak?” salah seorang atasannya meminta untuk membawa berkas ke ruangan Khadafi. Memang Arvin tidak suka dipanggil dengan embel-embel bapak juga di kantor ini. Ingin dianggap seperti yang lainnya dan bisa berbaur.Arvin bangun dari kursi kerjanya dan mengiyakan. “Minta tanda tangan?”“Ya, nanti bawa ke ruangan saya kalau bisa.”Dia mengambil dokumen itu untuk dibawa ke ruangan papanya.Khadafi sibuk seperti biasanya. “Sampai kapan sih kamu jadi karyawan? Papa pengen pensiun, Vin.” Keluh Khadafi tapi memang belum waktunya. Masih ingin menikmati waktu bersama dengan istrinya.“Sebentar lagi, Pa. Mau pacaran dulu sama, Dara.”“Ya

  • Kencan Buta CEO Tampan   35. Untuk Terkasih.

    Tidak meleset yang dikatakan oleh Arvin mengenai acara malam ini. Beberapa karyawan meminta untuk foto bersama. Selesai itu akan langsung makan-makan dan salah seorang mengambil mikrofon setelah ada instrumen musik yang diputar.Pria itu berjoget di depan Arvin sampai Dara tertawa lepas bahkan Khadafi yang tertawa melihat kelakuan anak buahnya.Lagu dangdut sambil berjoget sampai Arvin malah tertawa melihat kelakuan orang yang menyanyikan lagu untuknya. Tidak sedikit juga yang datang untuk menyawer si pria sampai Arvin juga malah merasa lucu dengan pernikahannya.Arvin mau menyangkal kalau ini bukan konsep yang diinginkan, tapi inilah yang terjadi. Pernikahan dengan segala keseruan dari orang kantornya. Khadafi malah ikut mendekat dan ikut berjoget di sana. Jatuh sudah wibawa seorang bos besar yang malah berjoget di depan banyaknya karyawan yang lain sambil mengeluarkan uangnya dan berjoget di sana.“Papa malah ikutan juga,” kata Arvin yang terus tertawa melihat beberapa orang yang ma

  • Kencan Buta CEO Tampan   34. Sedikit Ngambek.

    Dara sudah mendengar keputusan dari Sabrina, bahwa ia positif tidak diperbolehkan bekerja oleh mertuanya. Meskipun keinginan itu sangat besar, tapi benar-benar diperlakukan seperti anak kandung. “Itu muka kenapa cemberut, sih?” Arvin menghampiri sembari mengunyah makanan.Dara menatap suaminya yang terus makan. “Kamu kenapa sih makan terus?”“Namanya juga lapar. Kamu datang bulan? Emosian amat sih,”Arvin menyindirnya dan pria itu duduk di sofa menaikkan sebelah kakinya. “Mama nggak bolehin aku kerja.”“Ya nggak masalah kalau nggak dibolehin.”Dara malah tidak dibela oleh suaminya. “Kamu setuju aku nggak kerja?”“Ya gimana, kalau Mama sudah bilang begitu aku nggak bisa komentar. Aku sudah pernah bilang kalau ada pilihan antara kamu sama Mama. Aku nggak bakalan pilih keduanya.”“Jadi, aku nggak boleh kerja?”Arvin masih mengunyah makanannya. “Emang Mama bilang apa sama kamu?” tanya Arvin masih santai menanggapi istrinya.Dara masih sedikit kesal lalu kemudian menjawab. “Mama bilang kal

  • Kencan Buta CEO Tampan   32. Bahagia Usai Menikah

    Tapi sarapan sekaligus makan siang malah justru kali ini nasi goreng. “Kamu kenapa sekarang suka banget makanan beginian?” “Gimana nggak suka, Sayang? Kamu dari kita pacaran ya sudah disediakan aku nasi goreng, kadang nasi uduk. Sejak sama kamu lho aku udah nggak sarapan sama roti.” Dara menyadari itu, dia menyediakan nasi yang setiap hari kalau Arvin mampir ke apartemennya untuk sarapan. “Sayang, apa aku ini pengacau di hidup kamu?” “Nggaklah, justru aku bahagia ya sejak kamu punya pemikiran terbuka. Sekarang jadi istriku, semuanya serba berbeda sekali rasanya, Dara.” “Semoga sehat terus, ya, Mas. Biar nanti bisa sama-sama. Kita punya anak terus bisa main bareng, awasi mereka. Pasti nanti kamu juga ngerasain gimana enaknya sama-sama dari awal.” Dari awal memang itu tujuan Arvin untuk bersama dengan istrinya. Sekarang malah wanita itu yang mengatakan kalau dia pasti akan bahagia hidup dari nol bersama sang istri. Usai makan siang, Arvin mengajak sang istri jalan-jalan di sekitar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status