Share

Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna
Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna
Penulis: Aurora

1. Tunangan yang Ditinggalkan

Di ruangan besar yang gelap, sepasang mata indah milik seorang wanita menatap lurus tembok yang ada di depannya. Dibantu oleh tumpukan bantal yang dia kumpulkan dengan susah payah, wanita itu akhirnya bisa duduk setelah dia terus berbaring untuk waktu yang sangat lama. Tubuh kurusnya sedikit bergetar saat dia berusaha untuk menopang badannya lagi. Melihat keadaannya yang hampir mirip seperti tengkorak hidup, tidak akan ada yang percaya bahwa wanita itu merupakan gadis tercantik dari seluruh kerajaan di masa lalu.

Ariana Madeline Alison. Satu-satunya keturunan terakhir dari Duke of Alison, keluarga paling berpengaruh yang menjadi legenda karena bekerja sama dengan raja pertama dalam mendirikan Kerajaan Sigmund. Namanya selalu menjadi sasaran pujian sejak dia dilahirkan. Karena bukan hanya cantik, Ariana juga sangat berbakat dalam menyajikan keterampilan wanita.

Terlahir sebagai bangsawan yang hanya berada satu tingkat di bawah raja, rasanya normal bagi Ariana untuk segera ditunangkan dengan Putra Mahkota Emilio sesaat setelah kelahirannya. Ratusan wanita menangis iri karena takdir baik yang gadis itu miliki. Karena bukan hanya putra mahkota tumbuh menjadi pria yang tampan di masa depan, Emilio juga terkenal lembut dan selalu memperlakukan Ariana seperti harta berharganya.

Ariana juga, selalu berpikir bahwa hidupnya akan berakhir bahagia bahkan jika dia tidak lagi memiliki siapa pun di dunia ini. Putra Mahkota Emilio adalah pria yang penyayang. Selama Ariana memberikan apa pun yang pria itu mau, dia akan tetap menjadi wanita paling disayang oleh pria yang kini telah naik takhta menjadi seorang raja.

Namun harapan itu segera hancur di hari penobatan tunangannya. Ariana diracuni, dan terpaksa kehilangan fungsi alat geraknya karena racun berbahaya yang tidak sengaja dia minum.

Awalnya, Ariana pikir Emilio tetap akan menyayanginya setelah kejadian itu. Bahkan ibu ratu selalu menyebut bahwa dia menyayangi Ariana seperti anaknya sendiri. Ariana selalu yakin bahwa dia tidak sendirian. Bahkan jika gadis itu tidak lagi mampu bicara, berjalan, atau bergerak, mereka tetap akan menyayangi Ariana seperti sebelumnya.

Namun semua itu hanya harapannya semata. Tidak peduli selama apa dia menunggu, tidak ada lagi ibu ratu yang datang untuk sekedar membawakan camilan favoritnya. Tidak ada lagi Emilio yang datang hanya untuk sekedar berbincang dengannya. Sejak dia dinyatakan lumpuh sampai sekarang, tidak ada lagi yang datang hanya untuk sekedar melihat keadaannya. Ruangannya dibiarkan kosong, dan Ariana tidak cukup bodoh sampai tidak sadar dengan keadaannya yang sekarang.

Dia telah ditinggalkan. Orang yang dulu dia anggap sebagai keluarganya sendiri, telah meninggalkannya saat dia dianggap tidak berguna lagi.

Di ruangan besar yang dulu menjadi simbol rasa cinta Emilio padanya, Ariana duduk sendirian setelah semua pelayan juga memutuskan untuk meninggalkannya. Ruangan yang dulu selalu bersih, kini penuh dengan sarang laba-laba karena ditinggalkan terlalu lama. Cat temboknya bahkan sudah mengelupas. Ditambah penampilannya, Ariana yakin kastilnya sudah dianggap rumah hantu saja oleh masyarakat luar.

Ketika Ariana tengah merenungkan hidupnya, suara perutnya yang protes karena tidak diisi berhari-hari kembali menganggu kehidupan sunyinya. Dari seluruh anggota badannya, tangannya yang masih bisa bergerak mengelus perlahan perutnya yang sudah cekung karena tidak makan entah sejak kapan.

Perhatian Ariana teralih saat suara terompet menggema hingga sampai ke kastilnya yang letaknya jauh dari istana utama. Ariana tersenyum pahit saat dia mendengar suara itu. Dari pembicaraan terakhir para pelayan, Ariana tahu bahwa Emilio telah memiliki calon ratu yang sempurna sebagai pendampingnya. Ariana tidak tahu berapa lama sejak dia terakhir mendengar kabar itu. Namun dari suara terompet khusus itu, dia tahu bahwa Emilio tengah melangsungkan pernikahannya dengan wanita itu.

Karena air mata Ariana telah diperas sejak lama, dia bahkan tidak bisa menangis lagi saat jantungnya seakan ditusuk ribuan pisau. Semua pelajaran yang dia paksakan demi menjadi seorang ratu yang cerdas, semua kelas tatakrama yang dia ikuti demi menjadi ratu yang baik, semuanya percuma saat dia sudah tidak berguna lagi di mata orang yang dia sayang.

Sampai akhir, Ariana selalu percaya bahwa suatu saat nanti Emilio akan sadar bahwa dia merindukannya dan bergegas mengujungi dan membujuk gadis itu seperti biasa. Demi orang yang membuatnya meninggalkan nama keluarganya sendiri, Ariana pikir Emilio setidaknya akan melakukan hal itu. Namun tidak. Orang-orang hanya membicarakan kisah Emilio yang bertemu puteri manis yang kini menjadi istrinya. Pria itu tidak lagi mengingat tunangan malangnya, yang masih menunggu kedatangannya di istana yang jauh dari kehidupan.

Dengan suara jatuh yang keras, Ariana menyeret tubuhnya menuju jendela besar yang ada di kamarnya. Gesekan yang ditimbulkan mengeluarkan suara menyeramkan karena Ariana hanya bisa mengandalkan kedua tangannya untuk bergerak. Karena para pelayan telah melarikan diri sambil membawa barang-barang mahalnya, telapak tangan Ariana dipenuhi darah akibat bergesekan langsung dengan pecahan barang yang tersebar di lantai kamarnya. Ariana terus menyeret tubuhnya untuk sampai ke tempat tujuannya. Tatapannya meredup, saat dia melihat istana utama dipenuhi warna dan kemeriahan yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

Dengan seluruh tenaganya, Ariana membuka kunci jendela dan memaksa untuk naik ke kusen jendela besar tersebut. Di bawah sapuan angin, Ariana duduk sambil menikmati alunan musik yang terdengar sampai kastil sepinya ini. Ariana menutup matanya untuk mengingat kenangan manis yang muncul di saat-saat terakhirnya. Ariana sering belajar menari menggunakan lagu yang sama saat dia masih kecil. Ketika orang tuanya masih ada, mereka akan menari dengan seluruh tenaga mereka dan bersenang-senang setelah itu.

Sayang orang tuanya meninggal karena kecelakaan saat dia masih cukup muda. Ariana kecil dirawat oleh kakeknya setelah itu. Namun karena watak kakeknya yang keras, Ariana tidak lagi mendapatkan cinta yang seharusnya dia terima dari keluarganya sendiri.

Di tengah kesepian yang terus-menerus menekan Ariana, muncullah Emilio dan Ratu Melisa yang memberinya kasih sayang yang selalu dia rindukan. Bersama Emilio dan Ratu Melisa, Ariana akhirnya belajar untuk hidup kembali. Dia begitu senang saat tahu dia akan menjadi istri masa depan Emilio. Bahkan jika dia harus meninggalkan namanya, kehormatan keluarganya, Ariana pikir semuanya akan baik-baik saja selama dia bisa bersama dengan mereka.

"Yang Mulia ...."

Karena Ariana tidak dapat bicara lagi, dia hanya bisa membisikan nama itu di dalam hati saat matanya terpaku pada pemandangan luar biasa istana dari kejauhan. Dia tidak kuat lagi. Siksaan mimpi buruk karena dia telah gagal membuatnya semakin gila akhir-akhir ini. Dia tidak lagi bisa menunggu tunangannya datang dan menjelaskan semuanya padanya. Dia akan pergi, dan berjanji tidak akan lagi menganggu kebahagiaan kekasihnya di masa depan.

"Ya Tuhan. Mengapa Yang Mulia meminta kita mengecek kastil menyeramkan ini? Dengan keadaannya yang begitu parah, memangnya apa yang bisa kita temukan di tempat ini?"

Ariana menoleh perlahan saat samar-samar dia mendengar suara orang lain. Rasanya, sudah lama sekali sejak Ariana mendengar suara manusia lain. Dia secara tidak sadar terpaku, saat matanya berusaha mencari dari mana asal suara asing tersebut.

"Kamu tidak tahu? Tempat ini adalah tempat Baginda Raja mengurung mantan tunangannya yang lumpuh karena mengonsumsi racun. Dikatakan bahwa setelah Baginda Raja berhasil memusnahkan seluruh keluarganya, dia mengurung tunangannya agar tunangannya itu melihat seperti apa kerajaan ini saat keluarganya sudah habis sepenuhnya."

"Ah? Bagaimana mungkin Baginda Raja bisa sekejam itu! Jika membicarakan tentang mantan tunangannya, kamu tidak mungkin benar-benar membicarakan pewaris tunggal Duke of Alison bukan? Keluarga mereka adalah keluarga pahlawan, mengapa Baginda Raja sampai harus menghukun keluarga hebat semacam itu?"

"Justru karena mereka semakin hebat, Baginda Raja sampai merasa terancam dengan keberadaan mereka. Ini bukan menjadi rahasia lagi di istana, bahwa yang meracuni mantan tunangan Baginda Raja sebenarnya adalah Baginda Raja sendiri!"

"Ya Tuhan ... Mengapa mereka harus sekejam itu?"

"Ini istana. Jangan harap kamu hanya akan bersenang-senang di tempat ini. Bahkan rakyat di bawah kekuasaannya tidak lepas dari kemarahan Baginda. Siapa pun yang mencoba untuk membangkitkan keluarga itu lagi, akan dihukum gantung bersama dengan seluruh anggota keluarganya!"

Ariana berhenti mencari saat suara asing itu perlahan semakin mendekatinya. Di bawah kastilnya, Ariana melihat penjaga kerajaan mendekati kastilnya dan tampak terkejut saat mereka melihat mantan tunangan raja yang mereka bicarakan tengah duduk dengan santai di jendela teratas kastil. Keduanya pucat karena mereka takut Ariana telah mendengar semuanya. Walaupun orang-orang selalu mengatakan bahwa Ariana tidak bisa bergerak lagi, tidak ada yang tahu apakah keduanya bisa tetap hidup setelah tertangkap tengah bicara buruk di depan wanita itu sendiri.

Keduanya tidak sempat bereaksi saat Ariana tersenyum dengan pahit. Setidaknya, dia beruntung telinganya masih setajam sebelumnya. Sebelum kematiannya, dia sempat mendengarkan fakta mengejutkan semacam itu. Ariana merasa Tuhan tahu dengan rencananya, dan berniat memberinya hadiah terakhir sebelum waktu kematiannya tiba.

Rahasia yang berusaha dia pecahkan terkuak begitu saja hari ini. Kematian keluarganya, racun yang dia minum, semuanya mungkin rencana dari orang yang dia sayangi selama ini.

Jika Ariana masih sanggup bicara, dia mungkin akan tertawa kencang sebelum menyambut kematiannya. Dia akan menertawakan betapa bodohnya dia, menertawakan betapa butanya dia, dan menertawakan tentang dia yang bisa jatuh cinta pada pria semacam itu.

Namun dia bisu sekarang. Ariana hanya bisa tersenyum, saat dia mendorong tangannya agar tubuhnya jatuh bebas dari jendela kamarnya yang cukup tinggi.

Ariana tidak lagi mendengarkan saat penjaga istana yang datang berteriak keras saat mereka melihat tubuhnya terjun dengan bebas dari lantai teratas kastil. Ariana menutup matanya dengan tenang, saat bayangan terakhir yang dia ingat adalah wajah orang tuanya yang dengan penuh senyum.

"Ayah, Ibu, tolong maafkan aku. Lalu Kakek ... Tolong maafkan cucumu yang tidak berguna ini. Aku akan menyusul kalian sekarang. Tolong jangan tolak aku. Aku tidak ingin terus sendirian lagi ...."

Dan dengan suara keras, tubuh Ariana menghantam keras tanah di halaman kastil yang sudah tidak terawat.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Khorik Istiana
Izin promosi thor Mampir ke "Surat Wasiat Sang Duke" kakak.
goodnovel comment avatar
Kikiw
narasinya enak
goodnovel comment avatar
edi purwanto
mantab bangets
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status