Share

Makan Malam

Sore hari, ketika udara sedang hangat-hangatnya, Sepia sedang berada di stasiun.

Anak kecil yang ketika berdiri tingginya sama dengan Sepia ketima berlutut itu memeluk erat Sepia, melesak dalam pundaknya cukup lama dan enggan melepas pelukannya.

"Sayang," panggil Sepia dengan lembut.

Setelah banyak hal terlewati, akhirnya Shabiru akan pergi mengunjungi Yogyakarta, mengunjungi kota kelahirannya. Kota yang sering banyak orang sanjung sebagai kota yang istimewa. Shabiru melepaskan pelukannya, lalu menatap wajah ibunya lamat-lamat dengan tatapan sendu.

"Ibu tidak apa-apa aku tinggal dulu?" tanyanya.

Sepia tersenyum dan membelai lembut wajah anaknya. "Tidak apa-apa. Kan katanya kamu mau mengunjungi adik kecil?"

"Ibun, kalau ada apa-apa minta tolong sama Kak Panji saja, ya. Dia pasti akan selalu membantu ibun. Aku sudah bilang padanya agar sering-sering mengunjungi ibun."

Sepia mengangguk mengiyakan permintaan anak kecil itu. "Iya, iya siap kapten!"

Shabiru menghela napas berat lalu memeluk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status