Walter duduk di kursi kerjanya. Sedangkan Sean duduk di kasur. Mereka tinggal di kediaman Ephraim. Rumah yang seharusnya milik Sean, kini menjadi milik Walter. Mengingat seluruh aset berharga milik Keluarga Ephraim sekarang sudah berganti nama menjadi Walter Ephraim.
Sean pun akan menggunakan marga yang sama jika memang ada orang asing menanyakan terkait nama lengkap Sean. Pernikahan Walter dan Alicia akan diadakan minggu depan. Sean bisa saja datang ke acara itu secara terang-terangan. Membiarkan Beck dan Alicia melihat keberadaannya. Namun Sean tidak melihat keuntungan dari itu. Maka Sean akan memilih untuk tidak datang. Supaya Walter bisa mengakses informasi lebih dalam mengenai Keluarga Eugenia. "Apa kamu masih ingat rencana pertamamu setelah menikah?" tanya Sean setelah Walter selesai memberikan laporan. "Menusuk dada Beck menggunakan pisau lalu membuangnya ke danau?" tanya Walter membuka bungkus cemilan. "Aku yang akan menusuk dadamu lebih dulu sebelum kamu melakukan itu padanya." "Apa yang kamu harapkan? Dia penjilat handal. Aku tidak tahan berbicara dengannya. Membiarkanku mendengar ocehannya lebih lama, akan membuatku gila. Apa kamu mau sahabat tampanmu ini gila?" "Berhentilah bercanda. Kamu sedang dalam tugas penting sekarang." Kekurangan Walter adalah sikap santainya yang kadang keluar tidak mengenal waktu. Itu harus disingkirkan segera. Karena jika sikap santainya itu muncul di hadapan Beck, maka kecurigaan akan tumbuh di benak Beck. Dan membuat Walter dicurigai. Sean sendiri juga ingin sesegera mungkin menghilangkan nyawa Beck Eugenia. Namun menurut Sean, Beck harus merasakan semua penderitaan yang ada lebih dulu. Benar-benar menderita sampai di titik di mana Beck menginginkan kematian. "Malam setelah pernikahan. Alicia akan mencari cara untuk berhubungan badan denganmu. Jangan menolak. Lakukan saja. Dan setelah itu, dia akan bersikap seakan anak yang sedang dia kandung sekarang adalah anakmu. Bersikaplah seakan kamu percaya padanya. Dan jaga dia sampai anak itu lahir," ujar Sean mengulang perintah pertama Walter. "Tuan Muda. Gajiku mahal. Kamu tidak seharusnya membayarku untuk hal semudah itu. Aku lebih suka jika kamu menyuruhku melawan dua kelompok mafia sekaligus," keluh Walter dengan mulut penuh dengan cemilan. "Tapi apakah kamu benar baik-baik saja jika aku melakukannya? Kamu mencintainya? Kalau memang kamu mencintainya, maka seharusnya kamu tidak mengizinkan laki-laki lain menyentuh tubuhnya," tanya Walter menatap Sean. "Tidak ada cinta dalam pembalasan dendam. Dia sudah memilih untuk pergi dari sisiku. Tidak ada alasan untuk mempertahankannya. Sebaliknya, aku ingin dia menderita. Hanya saja aku tidak bisa melakukan saat ini. Karena janin yang ada di dalam kandungannya sekarang adalah anakku," jelas Sean dengan ekspresi serius. Janin itu adalah hal yang berharga bagi Keluarga Ephraim. Darah yang mengalir dalam janin itu harus dijaga. Dan setelah janin itu dilahirkan, Sean harus memastikan bahwa janin itu berada di tangannya. Untuk memastikan Keluarga Eugenia tidak menggunakan bayi itu untuk menggulingkan kekuasaan Keluarga Ephraim. Sean akan mengambilnya. Tidak masalah jika memang Sean harus mengurus anak itu sendiri. "Aku ada tugas istimewa untukmu," ujar Sean. "Tidak. Aku tidak tertarik. Kamu pasti menyuruhku untuk berkencan dengan perempuan itu. Aku tidak mau," tolak Walter mengibaskan tangannya di depan wajah. "Bukan itu. Aku sudah menemukan orang-orang yang bertugas sebagai pengawal Keluarga Eugenia. Mereka menahanku saat kau mencoba menerobos masuk ke kediaman Eugenia. Aku ingin kamu menyingkirkan mereka tanpa meninggalkan jejak sedikitpun." "Benarkah? Di mana mereka? Katakan padaku sekarang. Aku sedang bosan. Biarkan aku menyiksa mereka sampai mereka memohon untuk dikirimkan ke neraka." "Mereka ada total lima orang. Nama pemimpin mereka Lucius. Mereka sedang menjalankan tugas untuk mengintimidasi warga supaya para warga mau menjual tanahnya dengan harga murah. Aku akan mengirimkan alamatnya padamu. Pastikan kamu tidak meninggalkan bekas apapun." Menurut data yang berhasil dikumpulkan oleh Sean, Lucius dibayar oleh Beck untuk merampas tanah milik warga desa dan tanah-tanah itu akan menjadi sumber uang untuk Keluarga Eugenia. Maka dari itu, Sean berpikir bahwa ini adalah saat yang tepat untuk mulai menghacurkan pondasi beton kokoh Keluarga Eugenia. "Lucius, 'ya? Nama yang bagus. Tapi sayang sekali, sepertinya dia melawan orang yang salah. Bagaimana dengan jasad mereka? Danau? Atau kubah lava?" tanya Walter mulai antusias dengan perintah yang diberikan oleh Sean. "Danau terlalu berbahaya. Bisa saja mayat mereka ditemukan orang. Lava juga sangat berbahaya, karena jika ada pesawat keluargaku melintas di atas gunung pasti akan ada orang yang merekam kejadian itu," tolak Sean bimbang dengan hukuman yang harus diberikan. "Apa kamu memiliki pemberat di rumah ini?" Barbel dan rantai mungkin?" "Untuk apa? Jika memang kamu membutuhkannya, aku bisa menelepon orang rumah untuk menyiapkannya." "Ini hanya rencanaku saja. Namun daripada membunuh mereka begitu saja. Bukankah lebih menarik jika melemparkan mereka ke tengah laut dengan kondisi kaki dirantai dengan pemberat. Dengan begitu mereka akan tersiksa dan mati tanpa ditemukan mayatnya?" Sean tersenyum kecil. Walter memang jenius dalam hal bertarung dan menyiksa lawan-lawannya. Sean ingin ikut dan menyaksikan secara langsung, hanya saja Sean masih belum memiliki keberanian untuk menyingkirkan orang dengan tangannya sendiri. Mental Sean belum sekuat itu untuk melihat darah. Sean masih belum siap mengotori tangannya. "Oh, iya. Aku ada kabar baik untukmu. Mantan pacarmu yang baru beberapa minggu kamu lihat tidur bersama laki-laki lain, aku dengar dia dicampakkan." "Tidak peduli. Aku tidak peduli. Terserah." "Kamu harus berhati-hati. Wajahmu sudah terbesar di seluruh media sebagai pemilik aset kekayaan Keluarga Ephraim. Jika dia muncul dan bertemu dengan Keluarga Eugenia, maka rencana kita akan terbongkar."Walter, Sean, dan Regina berkumpul di salah satu restoran setelah pulang bekerja. Dengan begini, ini adalah kedua kalinya mereka berkumpul di luar jam kerja. Mereka menikmati hidangan hangat yang ada di atas meja dan beberapa minuman alkohol serta soda.Mereka menempati ruangan VVIP. Ruangan tertutup sehingga tidak ada satupun tamu dari luar bisa melihat ataupun mendengar apa yang sedang mereka bahas. Mereka mengambil ruangan di mana mereka bisa langsung duduk di atas lantai dengan bantalan.Setelah seharian bekerja dengan sangat keras, mereka akhirnya bisa bersantai dan menyantap makanan yang sangat enak."Bukankah Tuan Muda harus segera mengunjungi dan memeriksa pembangunan hotel?" tanya Sean mengambil sumpit."Tidak perlu. Bukankah kamu sudah mengurusnya? Lakukan saja sesuai dengan rencana awal. Aku akan memfokuskan diri pada hal lainnya," ujar Walter mengambil gelas berisikan bir."Pada pertemuan kemarin juga ada beberapa keluarga kon
Alicia dan Rias sudah sampai di Swiss kemarin malam. Dan pagi ini, mereka pergi berjalan-jalan. Menikmati suasana negara asing yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya.Tentu saja Alicia harus berterima kasih pada suaminya. Karena suaminya itu telah menyiapkan banyak hal hingga ia bisa pergi ke sana tanpa harus memikirkan apapun. Pesawat pribadi, mansion, mobil berserta supir, dan total ada tiga orang yang akan bertugas menjadi pengawal.Belum lagi kartu kredit yang diberikan oleh suaminya. Sehingga nanti ia bisa membeli apapun yang ia mau. Alicia sudah mulai membayangkannya sekarang. Pakaian baru. Jam mewah. Dan tas yang mahal. Semuanya akan Alicia beli.Sekarang mereka sudah berada di mall. Bersama ketiga orang pengawalnya yang berjaga sedikit jauh. Alicia sengaja meminta ketiga orang itu memberi jarak supaya Alicia dan Rias tidak menarik banyak perhatian. Dan mereka berdua bisa bersenang-senang."Jadi, apakah ada yang ingin kamu beli?" tany
Regina Sapphire mulai bekerja sebagai sekertaris Walter semenjak tiga hari yang lalu. Hanya ada beberapa kendala kecil saat hari pertama perempuan itu, namun di hari-hari berikutnya perempuan itu sudah mulai terbiasa dan melakukan segalanya dengan baik.Sebelumnya Walter sama sekali tidak memiliki sekertaris. Ia selalu bergerak dengan Sean. Mereka saling mengingatkan dan berbagi tugas. Mereka memimpin semua perusahaan hanya berdua. Dan kini, dengan kehadiran Regina, Sean lebih fokus untuk mencari tempat-tempat yang cocok untuk membangun bisnis mereka selanjutnya.Setelah beberapa hari mengikuti Walter, Regina menyadari bahwa jadwal laki-laki itu sangat padat. Tidak hanya berdiam diri di satu tempat saja. Karena ada beberapa perusahaan lainnya yang harus dikunjungi dan melakukan meeting dengan beberapa dewan direksi. Dan karena itu semua, Regina menyadari bahwa masih ada banyak lagi perusahaan milik laki-laki itu yang belum ia ketahui.Semuanya sudah selesa
Setelah selesai mencuci muka dan gigi, Alicia keluar dari kamar mandi. Saat kakinya sudah menginjak bagian kamar tidur, Alicia melihat suaminya sedang bersantai di atas kasur sembari memainkan ponselnya. Alicia tidak memiliki rasa curiga ataupun khawatir dengan apa yang sedang dilakukan oleh suaminya saat ini. Karena ponsel suaminya itu sama sekali tidak pernah terkunci dan Alicia diberikan kebebasan untuk menggunakannya kapanpun Alicia ingin. Alicia pernah memegang dan memeriksa ponsel suaminya itu. Dan semuanya benar-benar bersangkutan dengan pekerjaan. Kebanyakan pesan yang masuk adalah kegiatan besok hari dan beberapa masalah yang harus diselesaikan secepat mungkin. Alicia berjalan mendekat. Tidur di atas kasur dengan posisi kepalanya berada pada dada bagian kiri suaminya itu. Dan tangannya ia rentangkan mengikuti bentuk tubuh suaminya itu. "Apa kamu tidak lelah setelah seharian bekerja?" tanya Alicia mulai menutup matanya. "Tidak terlalu," jawab Walter mematikan layar pons
Sean mengunjungi tanah lapang yang sudah dibeli dan direncanakan akan dibangun sebuah hotel besar. Bersama dengan James yang akan bertanggung jawab membangun dan memastikan bangunan hotel sama seperti ekspektasi pihak Ephraim.Di atas tanah berukuran 46.000 meter persegi itu ada dibangun hotel bintang lima dengan 36 lantai. Dan jumlah kamar di sekitar angka 7.312.Proyek yang sangat besar. Saking besarnya, James sendiri tidak tau apakah ia bisa melakukannya tanpa bantuan dari kontraktor lain. Namun tidak peduli apapun rintangan dan hal yang akan ia hadapi, James akan mengambil proyek itu. Karena sudah jelas, proyek itu akan membuat mendapatkan banyak uang.Lalu jika proyek itu benar-benar berhasil, maka James yakin Walter akan mempercayainya dan memberikan beberapa proyek lainnya kepadanya. Membuat di masa depan, keluarganya akan diguyur oleh uang yang tak ada habisnya."Ini akan menjadi proyek yang sangat besar dan membutuhkan banyak tenaga. Jadi, apakah Anda bisa menanganinya dengan
Beberapa hari setelah prosesi kremasi Dom dan masa duka selesai, James menghubungi Walter dan mengatakan bahwa ia ingin bertemu untuk membahas beberapa hal terkait pembangunan. Walter mengizinkan pertemuan itu dan meminta James untuk datang ke kantornya karena Walter saat ini memang benar-benar sibuk dengan beberapa kegiatan perusahaan yang tidak bisa ditinggalkan. James datang. Masuk ke dalam ruangan kerja Walter yang berada di lantai delapan belas. Yang membuat Walter terkejut adalah perempuan yang datang bersama James. Regina. Perempuan yang seharusnya menikah dengan Dom. Walter mempersilahkan James dan Regina untuk duduk di sofa. Walter duduk di hadapan mereka setelah meminta sekertarisnya untuk menyiapkan tiga minuman hangat. "Saya minta maaf karena tidak bisa datang ke tempat Anda. Seperti yang Anda lihat, pekerjaan saya akhir-akhir ini sangat padat," ujar Walter setelah duduk di hadapan James. "Saya me