Beranda / Rumah Tangga / Kesepakatan Balas Dendam / Rencana Pembalasan Dendam(1)

Share

Rencana Pembalasan Dendam(1)

Penulis: PlutoPen
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-29 20:36:47

Walter duduk di kursi kerjanya. Sedangkan Sean duduk di kasur. Mereka tinggal di kediaman Ephraim. Rumah yang seharusnya milik Sean, kini menjadi milik Walter. Mengingat seluruh aset berharga milik Keluarga Ephraim sekarang sudah berganti nama menjadi Walter Ephraim.

Sean pun akan menggunakan marga yang sama jika memang ada orang asing menanyakan terkait nama lengkap Sean.

Pernikahan Walter dan Alicia akan diadakan minggu depan. Sean bisa saja datang ke acara itu secara terang-terangan. Membiarkan Beck dan Alicia melihat keberadaannya. Namun Sean tidak melihat keuntungan dari itu. Maka Sean akan memilih untuk tidak datang. Supaya Walter bisa mengakses informasi lebih dalam mengenai Keluarga Eugenia.

"Apa kamu masih ingat rencana pertamamu setelah menikah?" tanya Sean setelah Walter selesai memberikan laporan.

"Menusuk dada Beck menggunakan pisau lalu membuangnya ke danau?" tanya Walter membuka bungkus cemilan.

"Aku yang akan menusuk dadamu lebih dulu sebelum kamu melakukan itu padanya."

"Apa yang kamu harapkan? Dia penjilat handal. Aku tidak tahan berbicara dengannya. Membiarkanku mendengar ocehannya lebih lama, akan membuatku gila. Apa kamu mau sahabat tampanmu ini gila?"

"Berhentilah bercanda. Kamu sedang dalam tugas penting sekarang."

Kekurangan Walter adalah sikap santainya yang kadang keluar tidak mengenal waktu. Itu harus disingkirkan segera. Karena jika sikap santainya itu muncul di hadapan Beck, maka kecurigaan akan tumbuh di benak Beck. Dan membuat Walter dicurigai.

Sean sendiri juga ingin sesegera mungkin menghilangkan nyawa Beck Eugenia. Namun menurut Sean, Beck harus merasakan semua penderitaan yang ada lebih dulu. Benar-benar menderita sampai di titik di mana Beck menginginkan kematian.

"Malam setelah pernikahan. Alicia akan mencari cara untuk berhubungan badan denganmu. Jangan menolak. Lakukan saja. Dan setelah itu, dia akan bersikap seakan anak yang sedang dia kandung sekarang adalah anakmu. Bersikaplah seakan kamu percaya padanya. Dan jaga dia sampai anak itu lahir," ujar Sean mengulang perintah pertama Walter.

"Tuan Muda. Gajiku mahal. Kamu tidak seharusnya membayarku untuk hal semudah itu. Aku lebih suka jika kamu menyuruhku melawan dua kelompok mafia sekaligus," keluh Walter dengan mulut penuh dengan cemilan.

"Tapi apakah kamu benar baik-baik saja jika aku melakukannya? Kamu mencintainya? Kalau memang kamu mencintainya, maka seharusnya kamu tidak mengizinkan laki-laki lain menyentuh tubuhnya," tanya Walter menatap Sean.

"Tidak ada cinta dalam pembalasan dendam. Dia sudah memilih untuk pergi dari sisiku. Tidak ada alasan untuk mempertahankannya. Sebaliknya, aku ingin dia menderita. Hanya saja aku tidak bisa melakukan saat ini. Karena janin yang ada di dalam kandungannya sekarang adalah anakku," jelas Sean dengan ekspresi serius.

Janin itu adalah hal yang berharga bagi Keluarga Ephraim. Darah yang mengalir dalam janin itu harus dijaga. Dan setelah janin itu dilahirkan, Sean harus memastikan bahwa janin itu berada di tangannya. Untuk memastikan Keluarga Eugenia tidak menggunakan bayi itu untuk menggulingkan kekuasaan Keluarga Ephraim.

Sean akan mengambilnya. Tidak masalah jika memang Sean harus mengurus anak itu sendiri.

"Aku ada tugas istimewa untukmu," ujar Sean.

"Tidak. Aku tidak tertarik. Kamu pasti menyuruhku untuk berkencan dengan perempuan itu. Aku tidak mau," tolak Walter mengibaskan tangannya di depan wajah.

"Bukan itu. Aku sudah menemukan orang-orang yang bertugas sebagai pengawal Keluarga Eugenia. Mereka menahanku saat kau mencoba menerobos masuk ke kediaman Eugenia. Aku ingin kamu menyingkirkan mereka tanpa meninggalkan jejak sedikitpun."

"Benarkah? Di mana mereka? Katakan padaku sekarang. Aku sedang bosan. Biarkan aku menyiksa mereka sampai mereka memohon untuk dikirimkan ke neraka."

"Mereka ada total lima orang. Nama pemimpin mereka Lucius. Mereka sedang menjalankan tugas untuk mengintimidasi warga supaya para warga mau menjual tanahnya dengan harga murah. Aku akan mengirimkan alamatnya padamu. Pastikan kamu tidak meninggalkan bekas apapun."

Menurut data yang berhasil dikumpulkan oleh Sean, Lucius dibayar oleh Beck untuk merampas tanah milik warga desa dan tanah-tanah itu akan menjadi sumber uang untuk Keluarga Eugenia. Maka dari itu, Sean berpikir bahwa ini adalah saat yang tepat untuk mulai menghacurkan pondasi beton kokoh Keluarga Eugenia.

"Lucius, 'ya? Nama yang bagus. Tapi sayang sekali, sepertinya dia melawan orang yang salah. Bagaimana dengan jasad mereka? Danau? Atau kubah lava?" tanya Walter mulai antusias dengan perintah yang diberikan oleh Sean.

"Danau terlalu berbahaya. Bisa saja mayat mereka ditemukan orang. Lava juga sangat berbahaya, karena jika ada pesawat keluargaku melintas di atas gunung pasti akan ada orang yang merekam kejadian itu," tolak Sean bimbang dengan hukuman yang harus diberikan.

"Apa kamu memiliki pemberat di rumah ini?" Barbel dan rantai mungkin?"

"Untuk apa? Jika memang kamu membutuhkannya, aku bisa menelepon orang rumah untuk menyiapkannya."

"Ini hanya rencanaku saja. Namun daripada membunuh mereka begitu saja. Bukankah lebih menarik jika melemparkan mereka ke tengah laut dengan kondisi kaki dirantai dengan pemberat. Dengan begitu mereka akan tersiksa dan mati tanpa ditemukan mayatnya?"

Sean tersenyum kecil. Walter memang jenius dalam hal bertarung dan menyiksa lawan-lawannya.

Sean ingin ikut dan menyaksikan secara langsung, hanya saja Sean masih belum memiliki keberanian untuk menyingkirkan orang dengan tangannya sendiri. Mental Sean belum sekuat itu untuk melihat darah. Sean masih belum siap mengotori tangannya.

"Oh, iya. Aku ada kabar baik untukmu. Mantan pacarmu yang baru beberapa minggu kamu lihat tidur bersama laki-laki lain, aku dengar dia dicampakkan."

"Tidak peduli. Aku tidak peduli. Terserah."

"Kamu harus berhati-hati. Wajahmu sudah terbesar di seluruh media sebagai pemilik aset kekayaan Keluarga Ephraim. Jika dia muncul dan bertemu dengan Keluarga Eugenia, maka rencana kita akan terbongkar."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kesepakatan Balas Dendam   Rencana Walter

    Sean masuk ke dalam ruang kerja Walter. Mereka berada di salah satu perusahaan milik Keluarga Ephraim saat ini. Biasanya, mereka selalu berpisah. Tidak pernah berada di satu kantor yang sama. Karena dengan begitu, akan lebih efektif mengawasi dan menyelesaikan masalah yang ada di setiap perusahaan.Namun kali ini, Sean mendatangi Walter. Sedangkan Walter sendiri tidak terlalu peduli dengan sahabatnya itu. Karena Walter yakin, sahabatnya itu tidak akan pergi meninggalkan masalah. Jika sahabatnya itu pergi meninggalkan kantornya, maka itu artinya segala masalah yang ada di sana sudah diselesaikan."Kita harus menyelesaikan Dom secepatnya. Sebelum hari pernikahannya," ujar Sean mengingat bahwa Storm sudah menemui Walter dan meminta bantuan mengenai biaya pernikahan Dom."Duduklah lebih dulu. Kamu ini bukan atasanku. Jangan seenaknya datang dan menyuruhku," balas Walter menutup laptop miliknya."Jadi, apakah kamu memiliki rencana?" tanya Walter saat melihat Sean sudah duduk di kursi depan

  • Kesepakatan Balas Dendam   Merelakan

    Sean dan Alicia duduk berhadapan. Dengan satu kopi hangat dan susu vanilla dingin di atas meja. Ini adalah pertemuan kedua mereka setelah Alicia menikah dengan Walter. Pada pertemuan pertama, Sean tidak bisa mengatakan apapun, karena Sean harus berpura-pura sebagai anak buah Walter. Lalu pada pertemuan kedua ini, Sean memiliki sedikit waktu untuk berbicara dengan Alicia.Alicia sendiri cukup senang karena Sean lebih tenang daripada saat hari di mana Alicia memutuskan hubungan mereka. Di mata Alicia, Sean seperti orang yang sudah berdamai dengan segala yang ada."Bagaimana kondisimu?" tanya Alicia membuka percakapan."Aku baik-baik saja. Aku mendapatkan pekerjaan dari suamimu. Gajiku lebih besar dari pekerjaanku sebelumnya. Dengan pekerjaanku sekarang, aku rasa, aku bisa hidup lebih nyaman sekarang," jelas Sean memegang gelas berisi kopi."Baguslah. Aku ikut senang mendengarnya," balas Alicia."Bagaimana dengan kondisimu?" tanya Sean membalikkan pertanyaan."Aku bahagia. Walau pada aw

  • Kesepakatan Balas Dendam   Bertemu Masa Lalu

    Rias menemani Alicia untuk berbelanja makanan ringan. Alicia sebenarnya tidak terlalu menginginkan makanan-makanan itu. Namun mengingat suaminya selalu mencari makanan ringan sebelum tidur, maka Alicia berinisiatif untuk membeli banyak makanan ringan sebagai persediaan.Dengan begitu, Walter tidak perlu pergi keluar rumah untuk mencari makanan ringan saat malam hari.Alicia memang tidak terlalu mengerti selera barang-barang mewah laki-laki itu. Dan Alicia juga tidak tau hadiah apa yang cocok dengan Walter. Maka dari itu, Alicia memilih untuk membelikan suaminya apa yang memang selalu dibutuhkan oleh suaminya itu.Rias sendiri sudah mendorong satu keranjang belanja yang penuh dengan makanan ringan. Namun belum terlihat tanda-tanda bahwa Alicia ingin berhenti dan membayar itu semua."Mohon maaf jika ini terdengar sedikit lancang, namun apakah ini tidak masalah? Anda berjalan ke sana ke mari tanpa henti. Jika Tuan mengetahui ini, saya akan terkena teguran," ujar Rias mengkhawatirkan tent

  • Kesepakatan Balas Dendam   Kebahagiaan dan Kebimbangan

    Alicia kesulitan untuk tidur bahkan setelah meminum segelas susu hangat. Sehingga ia menggunakan waktunya untuk duduk di pinggir kasur sembari menatap ke arah luar jendela.Memikirkan betapa beruntungnya saat ini. Memikirkan apakah ia tetap bisa merasakan segala kehangatan dan kenyamanan ini jika seandainya ia dijodohkan oleh keluarga dengan laki-laki lain, selain Walter.Jika saja saat itu, perjodohan mereka dibatalkan, itu artinya semua yang Alicia dapatkan sejauh ini akan menghilang. Alicia tidak akan mendapatkan suami sehangat dan sebaik Walter. Alicia belum tentu bisa menikmati waktunya sesuka hatinya sendiri.Pandangan Alicia teralihkan saat mendengar suara pintu terbuka. Dan ternyata itu adalah suaminya yang sudah seharian pergi dari rumah untuk bekerja. "Kenapa belum tidur?" tanya Walter dengan suara sangat lembut."Sepertinya aku tidur terlalu lama tadi siang, jadi aku kesulitan tidur sekarang," jawab Alicia tersenyum ke arah Walter."Apa kamu mau memakan atau meminum sesuat

  • Kesepakatan Balas Dendam   Khawatir

    Alicia turun dari kamarnya saat tengah malam. Ia terbangun dan merasa haus. Awalnya ia ingin meminta Walter untuk mengambilkan air minum untuknya. Namun saat ia terbangun, Walter tidak ada di sampingnya. Dan tidak mungkin juga Alicia membangunkan Rias pada saat tengah malam seperti sekarang hanya untuk segelas air.Terlebih lagi usia kandungannya saat ini baru menginjak empat bulan. Perutnya belum terlalu besar. Sehingga ia masih mudah untuk bergerak ke sana ke mari.Alicia sempat berpikir bahwa suaminya ada di ruangan tengah untuk menonton siaran televisi. Namun saat Alicia sudah berada di lantai satu, Alicia tidak mendapati siapapun. Membuatnya bertanya-tanya, di manakah suaminya itu berada. Alicia mengalihkan pikirannya. Berjalan menuju dapur. Berniat untuk meminum segelas air dan kembali ke kamarnya untuk tidur.Alicia menuangkan air yang ada di dalam botol ke dalam gelas. Meminumnya dalam beberapa kali tengukan. Dan kembali menaruh gelas itu di atas meja saat merasa hausnya tel

  • Kesepakatan Balas Dendam   Saran Untuk Rias

    Saat Alicia membuka matanya, tatapan pertamanya tertuju pada seorang perempuan tinggi yang sedang membuka tirai jendela kamarnya. Alicia mengusap kedua matanya untuk lebih memfokuskan lagi pandangan matanya. Dan akhirnya ia bisa melihat dengan jelas wajah dari perempuan itu. Rias. Asisten yang dibayar oleh suaminya untuk membantunya selama masa kehamilannya. "Selamat pagi, Nyonya," ujar Rias membungkukkan badannya lalu berdiri tegap di pinggir ruangan. "Selamat pagi," jawab Alicia mengubah posisinya menjadi duduk. Saat duduk, Alicia melihat tidak ada suaminya di atas ranjang. Dan saat ia melihat seisi ruangan, ia juga tidak mendapati keberadaan laki-laki itu. "Di mana suamiku?" tanya Alicia kembali menatap Rias. "Tuan Ephraim selalu bangun lebih pagi untuk berlari dan berolahraga. Jika perkiraan saya tidak salah, maka seharusnya dalam sepuluh menit ke depan, Tuan akan kembali," j

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status