Share

Bab 6

Penulis: Jessica Rica
Tiba-tiba, sekeliling menjadi sunyi, semua orang terkejut sampai tak bisa berkata-kata.

Mereka berpikir, berani-beraninya wanita aneh ini menantang putra mahkota ini, benar-benar cari mati.

Sementara David hanya menutup luka di keningnya dan bibirnya terkatup erat.

Elvy panik, sambil menopang perutnya, dia melototiku, tak peduli dengan citra anggunnya, lalu mengibaskan tangan dan berteriak, “Beraninya kamu! Bisa-bisanya memukul David?! Cepat! Hajar dia!”

Para pengawal langsung serempak menyerbu, memukul dan menendangku.

Aku berusaha melawan, tapi tubuh perempuan tak mungkin bisa menahan serangan beberapa pria kekar. Aku ditekan terungkup di lantai, hanya bisa meringkuk erat melindungi bagian tubuh yang vital.

Stella menjerit, lalu menangis keras sambil berlari ke arahku. Dia mencoba menahan hujan pukulan itu dengan tubuh mungilnya.

Aku memanggil namanya dengan lemah, tapi tak punya tenaga untuk mendorongnya. Aku hanya bisa memaksa menggulingkan badan, menutupi tubuh kecilnya dengan tubuhku sendiri.

Dengan sisa tenaga yang ada, aku membuka mata sedikit, menatap David yang berdiri tak jauh dari sana.

Bibirnya bergetar, tapi tak ada sepatah kata pun yang keluar.

Aku menutup mata dengan pasrah, membiarkan rasa sakit setiap pukulan itu menembus tulangku.

Aku bahkan sudah kehilangan tenaga untuk membenci.

David, mulai sekarang, kita sudah tidak ada hubungan apapun lagi.

Tangisan Stella yang begitu pilu, seolah menggoyahkan David, membuatnya tersadar dari kebekuannya.

“Cukup! Hentikan! Elvy, suruh mereka berhenti!” bentak David dengan suara tajam.

Barulah setelah itu, Elvy melambaikan tangan, mengisyaratkan mereka untuk berhenti.

Aku terengah-engah, beberapa kali mencoba bangun dari lantai, tapi tak berhasil. Sikut tanganku bergesekan dengan lantai sampai lecet, darah pun mengalir.

Luka itu tampak jauh lebih serius dibanding goresan di kepala David.

Akhirnya, Stella memapahku berdiri.

Untung saja, karena aku melindunginya tadi, dia tidak mengalami luka yang serius.

Elvy berdiri di tengah kerumunan, dikelilingi banyak orang, tapi wajahnya masih tampak tidak puas.

Seakan-akan dialah yang terluka paling parah.

Seluruh tubuhku terasa kaku, seperti besi berkarat. Tapi, aku tetap berusaha menggenggam erat tangan Stella.

Mulai sekarang, kami hanya bisa hidup saling bergantung satu sama lain.

Aku terakhir kali berinisiatif menatap mata David, tapi yang kulihat hanyalah kehampaan tanpa gelombang.

Aku pun berkata, “Maaf semuanya, kami yang sudah mengganggu.”

Aku menundukkan kepala sedikit sebagai tanda permintaan maaf, lalu menegakkan punggung dan perlahan melangkah keluar dari rumah itu.

Stella tidak melawan kali ini, hanya bertanya padaku dengan pelan, “Ibu, kita nggak ambil koper?”

Aku menggeleng.

“Anggap saja sudah kebakaran dan semuanya habis terbakar.”

Larut malam begini, pilihan untuk bermalam tidak banyak. Jadi, aku terpaksa memesan kamar hotel seadanya.

Untungnya kamarnya cukup bersih.

Kebetulan juga, ulang tahunku dan ulang tahun Stella hanya beda sehari.

Besok adalah ulang tahunku.

Akhirnya, sudah waktunya pulang.

Tiba-tiba, ponselku menyala dua kali.

Aku membuka dan terlihat pesan dari David.

[Beberapa hari ini jangan pulang dulu. Besok Elvy ada jadwal periksa kandungan, aku harus menemaninya.]

[Nanti bakal kujelaskan padamu.]

Aku menatap layar cukup lama, berkali-kali mengetik dan menghapus.

Akhirnya, hanya mengirim satu kalimat.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kesetiaan Yang Dikhianati   Bab 11

    Mendengar kabar tentang David, wajahku dan Stella langsung sama-sama memuram.Tidak heran ibu dan anak, bahkan saat cemberut pun begitu mirip.Aku berdiri tanpa berkata apa-apa, lalu pelan-pelan mengganti pakaian.David bisa menemukanku, itu bukan hal yang mengejutkan.Hanya saja, dia datang terlalu cepat, sampai-sampai aku belum sempat menyiapkan diri.Aku menarik napas panjang, lalu membuka pintu rumah.Aku belum sempat menyusun kata-kata, suara bisikan tetangga sudah terdengar.“Eh, bukannya itu Pak David yang lagi ramai dibicarakan di internet itu?”“Iya iya, aku juga dengar beritanya. Katanya demi menikah sama yang sekarang, dia tega meninggalkan pacar yang sudah berpacaran sembilan tahun dengannya. Eh, sekarang malah dibatalkan begitu saja.”“Benar-benar nggak mengerti apa maunya!”Aku jelas bisa mendengar dan tentu saja David juga dengar.Seketika, wajahnya menegang dan membentak, “Omong kosong apaan?! Kalian pikir kalian siapa? Berani-beraninya membicarakan aku?!”Orang-orang p

  • Kesetiaan Yang Dikhianati   Bab 10

    Di sisi lain, begitu turun dari pesawat, tiba-tiba aku merasa agak ragu.Dulu, saat orang tua tahu aku berpacaran dengan David, mereka tidak setuju sama sekali.Alasannya jelas, keluarga besar David pasti tidak akan menerima tradisi nikah tanpa ikatan resmi di keluarga kami.Namun, tradisi itu kami jalanin bertahun-tahun.Cinta, tidak bisa hanya diikat dengan selembar surat nikah.Seperti ayah dan ibuku.Tanpa surat nikah pun, mereka tetap saling mencintai seumur hidup.Namun, karena melihat tekadku yang begitu kuat, akhirnya mereka tetap menyambut David dengan hangat, lalu mengangguk dan merelakanku pergi dari rumah.Rumahku ada di daerah pesisir, ada sebuah pantai yang selalu jadi jalan pulangku.Aku dan Stella berjalan pelan di sepanjang pantai, lalu bertemu dengan guru wali kelas saat SD.Rambutnya sudah memutih, tapi wajahnya tetap segar bercahaya. Dia tersenyum padaku, bilang sudah lama tak berjumpa dan menyambutku kepulanganku.Iya, rumah seindah ini dan kota sebaik ini.Kenapa

  • Kesetiaan Yang Dikhianati   Bab 9

    David berdeham pelan, dalam kepalanya mulai membayangkan bagaimana pertemuannya denganku nanti.Aku pasti akan menangis sambil berlari ke pelukannya, sementara dia akan pura-pura serius menegurku.Jangan pernah mengambek seperti ini lagi, apa susahnya sih bicara baik-baik?Lalu, dia akan mendengar permintaan maafku dan akhirnya dengan sikap penuh pengertian, dia akan memberiku sebuah ciuman.Namun, saat David membuka pintu, yang menyambutnya bukanlah orang yang dia rindukan sepanjang hari itu, melainkan Elvy.Seketika, wajahnya langsung memuram.Elvy seolah tidak menyadari perubahan ekspresinya, malah dengan mesra mendekat dan menggandeng lengannya.“Aku tahu kamu pasti akan berubah pikiran.”“Urusan menikah bukan hal main-main, mana mungkin dibatalkan begitu saja.”Wajahnya penuh semangat, sambil menarik David masuk ke rumah.“Lihat, aku sudah menyuruh orang membuang semua barang si jalang itu, nggak kusisakan sedikit pun.”“Dia sudah memperlakukanmu begitu, biar saja dia pergi tanpa

  • Kesetiaan Yang Dikhianati   Bab 8

    Pada akhirnya, dia pulang dengan tangan hampa.Bagaimanapun, meski keluarganya kaya raya dan berkuasa, mereka juga tak mungkin memaksa maskapai penerbangan untuk membatalkan pesawat yang sudah tiba, lalu menyeret semua penumpangnya kembali naik dan terbang kembali.David merebahkan diri di kursi kantornya, lalu membuka riwayat pesan antara kami. Dia menelusuri satu per satu dari awal, tanpa melewatkan detail sekecil apapun.Dalam obrolan lama, ada kirimanku tentang tingkah lucu Stella sehari-hari, juga ada foto-foto senja yang pernah kufoto dari depan jendela besar di rumah untuk kubagikan padanya.David menelusuri obrolan itu dengan penuh perhatian, ujung bibirnya tanpa sadar terangkat.Seolah-olah dirinya kembali ke masa itu lagi.Namun, sejak kemunculan Elvy, obrolan kami jadi hambar dan membosankan.Aku tidak lagi mengirim ocehan-ocehan kecil yang tampak tidak penting, sementara balasannya pun berubah dari kalimat panjang menjadi sekedar, “oh”, “iya”.Bahkan pesan terakhir adalah s

  • Kesetiaan Yang Dikhianati   Bab 7

    [David, jangan pernah menemuiku lagi.]Aku meletakkan ponsel dan menertawakan diri sendiri.Awal mula hubunganku dengan David begitu romantis, tapi malah berakhir berantakan.Mungkin memang sejak awal, dua orang dengan pandangan hidup yang berbeda tak seharusnya berjalan bersama dan sekarang, sudah saatnya aku kembali ke jalanku sendiri.David tak membalas pesanku.Mungkin dia hanya mengira aku sedang mengambek.Ada bagusnya, jadi aku tak perlu buang tenaga terikat dengan mereka.Aku pun memejamkan mata, membiarkan diriku perlahan larut dalam mimpi.Besok, saat David membaca pesanku, seharusnya aku dan Stella sudah di atas pesawat.Sementara itu, David yang melihat pesan itu hanya terpaku beberapa detik, lalu mendadak menendang meja di ruang tamu hingga terbalik.Dia langsung menelepon sopir, hampir kehilangan akal sambil berteriak, “Antar aku ke bandara sekarang juga!”Sopir tampak ragu dan berkata, “Pak David, bukankah hari ini jadwalnya menemani nyonya periksa kandungan….”“Nyonya a

  • Kesetiaan Yang Dikhianati   Bab 6

    Tiba-tiba, sekeliling menjadi sunyi, semua orang terkejut sampai tak bisa berkata-kata. Mereka berpikir, berani-beraninya wanita aneh ini menantang putra mahkota ini, benar-benar cari mati.Sementara David hanya menutup luka di keningnya dan bibirnya terkatup erat.Elvy panik, sambil menopang perutnya, dia melototiku, tak peduli dengan citra anggunnya, lalu mengibaskan tangan dan berteriak, “Beraninya kamu! Bisa-bisanya memukul David?! Cepat! Hajar dia!”Para pengawal langsung serempak menyerbu, memukul dan menendangku.Aku berusaha melawan, tapi tubuh perempuan tak mungkin bisa menahan serangan beberapa pria kekar. Aku ditekan terungkup di lantai, hanya bisa meringkuk erat melindungi bagian tubuh yang vital.Stella menjerit, lalu menangis keras sambil berlari ke arahku. Dia mencoba menahan hujan pukulan itu dengan tubuh mungilnya.Aku memanggil namanya dengan lemah, tapi tak punya tenaga untuk mendorongnya. Aku hanya bisa memaksa menggulingkan badan, menutupi tubuh kecilnya dengan tu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status