Share

Bab 6

Cukup bagus untuk di jadikan tempat nongkrong__aku menurut saja saat melihat orang itu memanggil ku. Awalnya aku tidak mengenal sosok itu, tapi melihat Lerry dan teman – teman yang lain juga berada di sampingnya, bisa kupastikan sosok itulah yang bernama Stelon T.

Dan tentu saja aku sudah bisa menebak apa yang akan di bicarakan si Stelon ini__Sang Ketua Geng dari STM kudamati.

Dia memintaku masuk kedalam salah satu ruangan__ruangan itu cukul tertutup__terlihat seperti ruangan security. Entah siapa pemilik gedung ini! Sayang sekali jika gedung seluas ini tidak diperhatikan! Lerry dan Teman – teman yang lain menunggu kami di luar__tepatnya di depan pintu__hanya aku dan Stelon yang berada di dalam ruang itu__melihat posisi ku__akhirnya aku sadar__aku sedang di kepung.

Tanpa basa basi lagi! Dia langsung masuk ke inti pembicaraan, apalagi yang harus di bicarakan jika bukan soal ponselnya Lerry yang hilang!

Dia terlihat begitu yakin menuduhku__memintaku untuk segera mengembalikannya__mencoba menekan diriku__seakan - akan dia sedang berada disana saat peristiwa itu terjadi__benar – benar orang yang aneh.

Tentu saja aku menolak tuduhannya mentah - mentah! Meskipun dengan status sebagai ketua geng, sudah pasti dia akan memojokan diriku dan jika aku masih tetap bersikeras, bukan tidak mungkin dia akan menggunakan kekerasan atau lebih parahnya lagi mereka akan mengeroyok ku.

Dan itu benar – benar terjadi. Saat aku sedang menjelaskan semuanya dengan pandangan mengarah ke tempat lain! Tanpa aku sadari, seketika dia melayangkan pukulan di pelipisku bagian kiri__pukulan yang benar - benar cepat__aku tidak sempat menghindar.

Menyadari itu__aku segera mundur beberapa langkah__segera berlari__berusaha keluar dari ruangan itu. Bukan main__Lerry dan teman – teman yang lain langsung menghadangku__mereka mengepungku.

Entah kenapa pemandangan ini membuatku menyadari sesuatu__ternyata status Stelon sebagai ketua geng membuat Lerry dan teman – temannya menjadi berani__selama aku mengenal mereka, baru kali ini mereka terlihat ingin melawanku.

Tatapan mereka penuh dengan dendam__ingin segera menghabisiku__sejujurnya, andai saja saat ini aku ditemani 2 atau 3 orang teman__dengan senang hati aku akan melayani mereka semua__fakta bahwa aku hanya sendiri__bisa di pastikan aku akan babak belur. Aku tidak akan sanggup melawan mereka sendirian__logisnya__modal nyalai saja tidak akan cukup.

Di selah - selah kecemasanku__aku sedang berpikir bagaiman caranya aku bisa kabur dari kepungan mereka__kalau pun terpaksa__aku bisa saja melawan mereka sambil berusaha meloloskan diri, tapi itu sama saja dengan bunuh diri! Belum lagi keberadaan Stelon__seakan memberi mereka dorongan__aku tidak bisa menganggap remah situasi ini.

Melihat kecepatannya__aku sadar jika rumor yang beredar tentang Stelon tidak di buat - buat. Aku pernah mendengar jika tak ada orang yang berani berduel dengannya. Kekuatan dan staminanya sangat bagus__setidaknya itulah yang pernah kudengar dari Lerry__saat hubungan pertemanan kami masih baik - baik saja.

Dan karena masalah ponsel itu, aku harus berurusan dengannya__'Sial! Kenapa aku harus mengalami kejadian seperti ini?' Aku membatin dalam hati.__Lerry benar - benar sudah keterlaluan! Entah apa yang merasuki otaknya sampai harus berbuat sejauh ini.

Stelon segera menyusul__sempurna sudah posisiku__aku terkepung! Aku membalikan tubuh ku__Stelon mengangkat kaki kanannya lurus ke atas__melihat posisi kuda - kudanya yang sempurna__aku merasa tidak akan sanggup menahan tendangan itu. Satu - satunya cara adalah menghindar. Sebelum serangannya benar - benar mengarah padaku__tiba - tiba terdengar suara asing dari jauh__

“Hey! Apa yang kalian lakukan disini? Kenapa kalian belum pulang?” Orang itu segera datang mendekati kami__suaranya membuat Lerry dan teman - temannya terkejut, hanya Stelon yang terlihat santai.

“Mereka semua ingin menghajarku Om” aku langsung molantarkan kalimatku__terlihat seperti penakut untuk alasan tertentu tidaklah masalah bagiku. Di lain waktu aku akan membalas mereka! Aku tidak pernah terima jika ada yang memukulku, siapapun dia pasti akan aku balas.

“Tidak Om, kami hanya ingin membuat dia mengaku!” Lerry langsung mengelak.

“Mengaku apa?” Om itu menyelidik.

“Mengaku jika dialah yang telah mencuri ponselku” jawab Lerry.

“Harus berapa kali aku katakan, Lerry! Aku tidak mencuri ponselmu. Jika aku benar - benar mencurinya! Kenapa aku masih berada disekolah yang sama denganmu? Kenapa aku tidak pindah?”

Stelon yang tidak senang mendengar ucapanku langsung mendeket, dia terlihat ingin melayangkan pukulannya tanpa memperdulikan situasi! Tapi kali ini dia langsung di hadang oleh Om, yang menurutku bagaikan pahlawan di siang bolong.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status