Share

Bab 6

Penulis: Adeeva
Cassia sama sekali tidak tahu bahwa dirinya hanyalah seorang pengganti. Namun sejak melihat Amanda, semua hal yang dulu tidak dia pahami, kini akhirnya menjadi jelas.

Navish menyukainya mengenakan gaun putih karena Amanda suka memakai gaun putih. Navish menyuruhnya memanjangkan rambut karena Amanda berambut panjang. Navish melarangnya mengecat rambut karena warna rambut Amanda hitam alami.

Bahkan tas-tas yang pernah diberikan Navish padanya, semuanya adalah barang yang disukai Amanda.

Cassia sangat yakin, malam ini tas yang dibawa Amanda adalah tas yang sama dengan yang pernah diberikan Navish padanya sebanyak tiga kali.

Cassia menundukkan kepala. Perlahan-lahan, matanya mulai memerah.

Sesampainya di apartemen, Cassia masih mengenakan gaun yang sudah rusak. Dia meringkuk di lantai, memandangi cahaya bulan yang dingin dari balik jendela. Dia teringat tujuh tahun lalu, saat pertama kali bertemu Navish di sebuah bar.

Saat itu dia sedang butuh uang, jadi bekerja paruh waktu di bar tersebut. Di sanalah dia bertemu Navish. Navish langsung tertarik padanya, lalu memilih Cassia untuk menjadi sekretaris pribadinya.

Seiring waktu, Cassia mulai menyukai Navish dan akhirnya menjadi kekasih simpanannya. Waktu itu, Navish tidak pernah mengumumkan hubungan mereka. Cassia sempat berpikir, itu hanya soal waktu.

Namun sekarang dia tahu, tidak peduli seberapa lama pun dia menunggu, dia tidak akan pernah menjadi pacar, apalagi istri Navish. Saat itulah, Cassia akhirnya mengambil keputusan bulat untuk pergi.

Keesokan paginya, dia bangun lebih awal dan bersiap untuk mengajukan pengunduran diri.

Saat turun ke bawah, dia melihat Navish sudah ada di sana. Pria itu sudah datang sejak pagi. Lantaran tahu Cassia masih tidur, dia tidak ingin mengganggunya.

Navish bahkan ingat kalau Cassia paling suka roti kukus dari toko kecil di Jalan Selatan. Pagi ini dia sengaja antre lama untuk membelikannya. Namun begitu melihatnya, Cassia tidak menunjukkan reaksi.

"Sudah bangun?" Navish malah terdengar ramah. "Aku belikan roti kukus kesukaanmu. Aku antre lama sekali belinya. Ayo dimakan."

"Aku nggak lapar." Cassia menunduk dan mengganti sepatunya, lalu bersiap untuk pergi.

Melihat sikapnya yang tidak acuh, Navish langsung naik pitam. "Ngambek apa lagi? Kamu tahu nggak seberapa lama aku harus antre buat beli ini?"

"Pak Navish, aku nggak pernah memintamu melakukan semua ini. Aku mau keluar sekarang, nggak ada waktu untuk bertengkar denganmu."

Navish menarik lengannya. "Kamu marah karena Amanda?"

Cassia mengatupkan bibir tidak menjawab. Navish tertawa sinis. "Lagian, aku nggak akan menikahimu, jadi apakah kamu pengganti atau bukan, memangnya itu penting?"

Kalimat itu benar-benar melukai hati Cassia. Dia mengangguk pelan. "Nggak penting. Pak Navish, sekarang sudah siang. Aku harus ke kantor. Tolong lepaskan aku."

Sebelum ke kantor, Cassia mampir ke salon. Dia memotong rambut yang sudah dipanjangkannya selama tujuh tahun atas permintaan Navish.

Sebenarnya, Cassia selalu lebih suka rambut sebahu. Jadi, dia pun memotongnya menjadi gaya rambut pendek. Setelah semuanya selesai, perasaannya jauh lebih lega.

Saat tiba di kantor, dia memang sudah terlambat. Akan tetapi, Cassia tidak peduli. Beberapa orang melihatnya dan langsung kagum.

"Bu Cassia, kamu potong rambut? Jadi kelihatan makin cantik!"

"Iya, rambut pendek lebih cocok buat kamu! Kelihatan bersih dan tegas!"

Cassia tersenyum. "Iya, 'kan? Aku juga suka."

Begitu duduk di mejanya, Cassia langsung menyalakan komputer dan menulis surat pengunduran diri. Setelah mencetaknya, dia berniat memberikannya langsung pada Navish.

Namun saat ke ruangannya, Navish sedang tidak ada. Kebetulan sopir pribadinya datang untuk mengambil sesuatu. Cassia pun menyerahkan surat itu padanya. "Tolong sampaikan ini pada Pak Navish."

Saat menerima surat pengunduran dirinya, Navish sempat terkejut. Namun setelah itu, dia hanya tertawa tipis. "Tanpa aku, Cassia bisa ke mana? Dia nggak akan bertahan tanpa aku. Dia cuma ngambek karena lihat Amanda kembali. Sebentar lagi juga reda. Nggak usah dihiraukan."

Setelah resmi mengundurkan diri, Cassia merasa sangat lega. Dia naik taksi untuk pulang ke apartemen. Namun, dalam perjalanan dia baru menyadari bahwa tempat itu bukanlah rumahnya.

Apartemen itu adalah pemberian Navish. Atau lebih tepatnya, tempat untuk menyembunyikan wanita simpanan. Karena sudah memutuskan untuk benar-benar meninggalkan semua yang berhubungan dengannya, Cassia pun memutuskan bahwa rumah itu juga tidak akan dia pertahankan.

Begitu membuka pintu, aroma parfum yang familier langsung menyambutnya. Parfum itu adalah hadiah dari Navish. Dia pernah berkata bahwa parfum itu adalah satu-satunya di dunia dan dibuat khusus untuk Cassia.

Cassia sangat jarang memakainya karena terlalu sayang. Dia hanya menggunakannya saat Navish datang berkunjung.

Setelah melangkah cepat ke ruang tengah, Cassia terpaku saat melihat seorang wanita duduk di sofanya.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ketika Cinta Tak Mendapat Musimnya   Bab 26

    "Maksudmu ... kita pernah bertemu sebelumnya?""Waktu wisuda sebagai lulusan terbaik, aku pernah melihatmu. Saat itu, aku kehilangan naskah pidatoku dan kamu yang membantuku mencarinya."Cassia menatap pria di depannya, pikirannya melayang ke masa kuliah.Saat itu, sebagai perwakilan lulusan terbaik, dia harus berpidato. Saat sedang menghafal naskah di belakang panggung, dia memang bertemu dengan seorang mahasiswa laki-laki yang juga sedang bersiap untuk pidato.Naskah pidato pria itu hilang, jadi Cassia membantunya mencarinya cukup lama. Akhirnya, mereka menemukannya di salah satu sudut.Namun, saat itu Cassia terlalu gugup, jadi dia sama sekali tidak ingat seperti apa wajah pria itu. Ternyata itu Jarvis?"Pria itu ... kamu?""Kamu ingat sekarang?"Jarvis tersenyum. "Sayangnya, saat itu kita sudah lulus. Setelah itu, aku mencari kabar tentangmu, tapi nggak bisa menemukan apa pun. Sampai beberapa tahun kemudian, di sebuah acara proyek, aku melihatmu lagi. Aku baru tahu kamu jadi sekret

  • Ketika Cinta Tak Mendapat Musimnya   Bab 25

    Sebelum Navish sempat menjawab, tiba-tiba beberapa polisi muncul dari kejauhan."Dengan Bu Amanda?"Jantung Amanda langsung berdetak kencang. Tanpa pikir panjang, dia berbalik untuk kabur, tetapi polisi langsung menangkapnya dan menahannya di dinding."Bu Amanda, 'kan? Kami menduga Anda terlibat dalam kasus penghasutan dan percobaan penganiayaan. Silakan ikut kami untuk membantu penyelidikan!""Aku nggak bersalah! Aku nggak melakukan apa-apa!" Amanda panik. Padahal semuanya sudah diatur dengan rapi. Apa mungkin Jarvis benar-benar ikut campur dalam urusan ini?"Pak Jarvis, terima kasih atas informasinya. Kami akan menyelidiki kasus ini sampai tuntas!"Cassia mengernyit. Dia mengira masalah ini sudah selesai sejak lama. Tak pernah terbayangkan bahwa Jarvis diam-diam masih menyelidiki semuanya.Hatinya menghangat. Cassia menggenggam tangan Jarvis lebih erat.Navish bertanya dengan bingung, "Kasus penganiayaan? Amanda, apa yang sudah kamu lakukan?""Apa yang dia lakukan?" Cassia tersenyum

  • Ketika Cinta Tak Mendapat Musimnya   Bab 24

    "Na ... Navish ...." Pria itu tidak menyangka Navish akan tiba-tiba muncul, sampai terkejut setengah mati."Kamu bilang, Jarvis dan Cassia cuma pura-pura nikah?""Aku punya teman yang sangat dekat dengan asistennya Jarvis, katanya memang begitu."Mendengar itu, hati Navish langsung berbunga-bunga. Semangatnya bangkit seketika. Dia baru saja hendak pergi, tetapi teringat pria ini sempat menyebut Cassia sebagai barang bekas. Dia langsung mengambil ember air di samping dan menyiramkannya ke pria itu."Navish! Apa yang kamu lakukan?""Kalau aku dengar sekali lagi kamu menyebut Cassia barang bekas, ganjaran yang bakal kamu terima bukan sekadar air kotor!"Ketika Navish keluar, Cassia juga baru keluar dari toilet wanita. Melihat pria itu, Cassia hanya bisa memutar bola mata dengan pasrah. Dia seharusnya menunggu sampai Navish pergi dulu sebelum keluar.Navish langsung mengadang jalannya, senyuman di bibirnya jelas tidak bisa ditahan. "Cassia, kamu dan Jarvis cuma pura-pura nikah, 'kan? Kalia

  • Ketika Cinta Tak Mendapat Musimnya   Bab 23

    Setelah Jarvis memposting sesuatu di media sosial, teman-temannya di lingkaran sosial langsung mengajaknya keluar untuk minum. Mereka bahkan secara khusus meminta agar Cassia dibawa juga.Jarvis tahu Cassia tidak suka acara seperti itu, jadi awalnya dia tidak berniat mengajaknya. Namun, Cassia justru mengambil inisiatif. "Aku ikut. Toh kita sudah menikah, bertemu teman-temanmu juga wajar."Yang paling penting, saat ini dia ingin bersama Jarvis. Bertemu dengan teman-temannya, mengenal lebih jauh tentang Jarvis, itu juga hal yang baik.Blue Lounge adalah kelab paling mewah di Kota Jerada. Di ruang VIP lantai dua, Navish datang lebih awal. Begitu dia muncul, semua orang langsung menggodanya."Eh, bukannya Navish biasanya nggak pernah nongol bareng Jarvis? Kok hari ini datang juga?""Amanda mana? Jangan-jangan tahu hari ini mau ketemu Cassia, jadi sengaja nggak dibawa?"Navish sudah menenggak beberapa gelas alkohol. Dia hanya melirik tajam, semua orang langsung diam."Kak Navish ...." Aman

  • Ketika Cinta Tak Mendapat Musimnya   Bab 22

    "Sepertinya dia benar-benar menyesal." Jarvis melihat kesedihan di mata Cassia dan mengira Cassia masih belum bisa melupakan Navish. Dia tak bisa menahan diri untuk bertanya, "Kamu nggak apa-apa?"Cassia mengalihkan pandangannya, lalu memeriksa luka di sudut bibir Jarvis dengan cermat. Setelah yakin darahnya sudah berhenti, barulah dia merasa lega. "Aku nggak apa-apa."Jarvis senang melihat Cassia begitu peduli padanya. "Kamu khawatir padaku?""Kamu suamiku. Kalau aku nggak peduli sama kamu, terus peduli sama siapa?" Cassia mengerutkan dahi dengan kesal. "Navish benar-benar gila. Dia sampai berani memukulmu.""Dia benar-benar ingin memperjuangkanmu kembali." Jarvis penasaran dengan isi hati Cassia. Dia takut Cassia akan menyesali pernikahan mereka."Mustahil." Cassia menolak tanpa ragu sedikit pun. "Perasaanku untuknya sudah lama mati.""Hmm." Jarvis menunduk, senyuman tipis tersungging di sudut bibirnya.Cassia menyadarinya. "Kamu sudah dipukul orang, masih bisa senyum?""Kalau dengan

  • Ketika Cinta Tak Mendapat Musimnya   Bab 21

    Jarvis tak sempat menghindar dan menerima pukulan itu secara langsung. Tubuhnya mundur beberapa langkah karena hantaman keras tersebut.Melihat Jarvis dipukul, Cassia panik dan langsung berlari menghampirinya. "Kamu nggak apa-apa? Jarvis, kamu baik-baik saja?"Pukulan tadi dilayangkan Navish dengan sekuat tenaga. Mulut Jarvis sampai mengeluarkan darah. Cassia yang tidak tahu harus berbuat apa, buru-buru mengeluarkan tisu dari saku dan menyeka darah di bibirnya."Sakit nggak?""Nggak apa-apa, aku nggak merasa sakit."Jarvis menerima tisu dari tangannya dan tersenyum padanya.Saat itulah, pertahanan terakhir di hati Cassia runtuh. Dia berbalik, menatap Navish dengan sorot mata penuh amarah. "Navish, kamu gila? Kamu sadar nggak apa yang baru saja kamu lakukan?""Kamu begitu peduli sama dia?" Melihat raut wajah Cassia yang penuh kepedulian pada Jarvis, hati Navish terasa seperti disayat-sayat.Dulu, tatapan penuh perhatian itu hanya diberikan untuknya. Sejak kapan Cassia mulai menatap pria

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status