Share

Bab 8

"Astagfirullahal'adzim," pekik Zia saat membaca pesan dari ponselnya.

"Kenapa Zi?" tanya Rahmat penasaran karena melihat ekspresi anak sulungnya.

"Mama masuk rumah sakit, Yah."

"Mama?"

"Iya, Mama, Yah. Mamanya Mas Danu," terang Zia.

"Lho, kenapa? Sakitnya kambuh?"

"Nggak tahu, Pa. Dani cuma bilang kalau Mama masuk rumah sakit semalam."

"Terus kamu mau ke sana, Nak?"

Zia mengangguk, "Iya, Pa. Kasihan mama. Walaupun Mas Danu udah nggak ada bukan berarti hubungan kami putus begitu saja, kan, Yah?"

Rahmat tersenyum memdengar jawaban anak perempuannya. Di dalam hati lelaki itu merasa bangga dengan sikap Zia yang tidak berubah kepada ibu mertuanya itu.

"Iya, Nak, kita tetap harus menjaga tali silaturahmi bagaimanapun keadaannya."

"Iya, Yah," jawab Zia sambil mengangguk.

***

Nazia masih duduk di kursi samping ranjang pasien. Di atas tempat tidur seorang wanita yang terlihat kurus dengan rambut yang telah berubah warna tampak memejamkan mata. Ya, dia adalah Laela, ibu dari Danu.

Nazia masih m
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status