Share

Bab 2

Penulis: Jiji
Keesokan paginya, saat Yohan sedang memilih kancing manset di ruang ganti, aku berkata dengan tenang, "Aku akan menemanimu ke jamuan makan malam."

Gerak jarinya terhenti sejenak. Dia menatapku lewat cermin, sorot terkejut melintas di matanya.

Tapi dengan cepat, dia menutupinya dengan senyum lembut yang sudah biasa dia tunjukkan.

"Tentu saja. Ingat, acara seperti itu ramai orang, jangan terlalu lama di sana. Setelah menyerahkan hadiah ucapan selamat, kita segera pulang."

Aku memang ingin melihat sebesar apa jamuan yang Yohan siapkan dengan mata kepalaku sendiri.

Bagaimanapun juga, ini akan menjadi jamuan terakhirku sebagai istrinya.

Malam itu, seluruh vila dipenuhi cahaya gemerlap. Semua kalangan elit hadir untuk merayakan dua hal, kehamilan Jessica dan pengangkatannya sebagai pemilik baru klub keluarga.

Aku membawa segelas sampanye, berjalan perlahan di antara kerumunan tanpa menampakkan emosi. Di telingaku terdengar jelas suara-suara penuh pujian yang mengelilingi Jessica.

"Selamat, Nona Jessica telah mengambil alih klub keluarga!"

"Aku sudah dengar tentang desain permainan barumu, sungguh ide yang jenius! Klub keluarga pasti akan menjadi berita paling panas di kota!"

Jessica tenggelam dalam sanjungan itu, senyum puas tersungging di sudut bibirnya.

Saat pandangannya bertemu denganku, sekelebat rasa bersalah melintas di matanya, tapi segera lenyap, seperti tak pernah ada.

"Jianna," katanya lembut sambil memiringkan kepala. "Kenapa wajahmu pucat sekali? Aku tebak, kamu pasti masih memikirkan soal klub, ya? Jangan khawatir, sekarang aku yang mengurusnya. Kamu sebaiknya istirahat saja dan jangan pusing dengan hal-hal seperti itu lagi."

Aku tidak menanggapi ucapannya. Pandanganku justru terarah ke layar besar di depan panggung, tempat konsep permainan baru klub sedang dipresentasikan.

Langkahku seketika terhenti. Jantungku berdenyut sakit.

Itu … desain milikku. Setiap detail, setiap mekanisme, setiap ide yang kutuangkan dengan sepenuh hati, semuanya ada di sana.

Aku tidak pernah mempublikasikan desain itu. Aku berencana mempersembahkannya secara resmi kepada Ketua pada rapat keluarga minggu depan. Tapi sekarang semua orang memuji rancangan itu sebagai ide jenius milik Jessica.

Jessica menatapku dengan senyum samar, lalu mendekat sedikit dan berbisik cukup pelan agar hanya kami berdua yang mendengarnya, "Jianna, kamu suka permainan baru hasil desainku ini, 'kan? Jangan iri saat Ketua memujiku nanti, ya?"

Aku menatap bibirnya yang terangkat membentuk senyum penuh ejekan. Seluruh tubuhku bergetar karena amarah.

Aku baru saja hendak membalas, ketika tiba-tiba dia terhuyung ke belakang dan jatuh. Kedua tangannya memegangi perutnya, wajahnya menampilkan rasa sakit yang begitu meyakinkan. "Ah! Jianna! Kamu … kamu menendang perutku!"

Dia menangis keras sambil duduk di lantai. Tindakannya menarik perhatian seluruh tamu di perjamuan.

"Ada apa ini?!"

"Jessica sedang hamil. Kok kamu tega memukul perutnya?"

"Panggil ambulan, cepat!"

Dalam suasana kacau itu, seseorang berlari dengan sangat cepat. Lalu, dia dengan hati-hati mengangkat Jessica ke dalam pelukannya.

Itu Yohan.

Dia bahkan tidak menoleh padaku. Seluruh kekhawatiran dan kepanikannya hanya tertuju pada wanita di pelukannya.

Dia berbisik pada Jessica dengan pelan, "Kamu nggak apa-apa?"

"Yohan … perutku sakit sekali …." jawab Jessica.

Yohan mendongak dan menatapku. Tatapannya dingin disertai amarah yang dia tahan kuat-kuat.

"Jianna," katanya datar, tapi setiap suku katanya terasa sangat menyakitkan. "Kalau ada masalah, kita bisa bicarakan di rumah, nggak harus melakukan kejahatan seperti itu pada kakakmu di hadapan semua orang."

Namun, aku hampir tak mendengar apa pun lagi. Aku hanya menatapnya dan bertanya, "Yohan, aku hanya ingin tahu satu hal, kenapa dia bisa tahu tentang desain permainan yang kubuat?"

Dia terdiam sejenak, lalu mengalihkan pandangannya dariku dan berlagak pura-pura tidak tahu apa-apa. "Mungkin cuma kebetulan," katanya datar. "Bagaimanapun juga, kalian berdua bersaudara. Wajar saja ide kalian mirip."

Kebetulan? Rancangan permainan yang kubuat untuk klub keluarga itu hanya tersimpan di komputer kantorku, dengan kata sandi yang hanya aku dan dia yang tahu.

Kebenarannya sudah tepat berada di depan mata, seseorang telah mengkhianatiku.

Konsep permainan baru itu seharusnya menjadi hadiah peringatan lima tahun pernikahan kami, bukti bahwa aku layak menyandang gelar 'istri pewaris mafia.'

Namun sekarang, semuanya dicuri. Diubah menjadi senjata untuk melawanku.

Aku tertawa sampai air mata menggenang di mataku.

Akhirnya, dia menyadari ada yang tidak beres. Setelah menyerahkan Jessica kepada dokter, dia sedikit mengernyit lalu melangkah maju untuk menggenggam tanganku. "Ada apa? Kamu nggak enak badan? Tempat ini terlalu ramai, biar aku antar kamu pulang dulu."

Aku mengangkat kepalaku, menahan tawaku dan menjawabnya dengan tenang, "Baiklah."

Dia pun menghela napas lega.

Lekuk bibirku sama sekali tidak berubah saat aku melanjutkan perkataanku, "Tapi aku nggak ingin pulang. Besok adalah hari ulang tahunku. Aku ingin pergi ke pangkalan balon udara terdekat. Besok pagi, aku ingin naik balon udara bersamamu untuk melihat matahari terbit."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ketika Dusta dan Cinta Bertemu   Bab 9

    Di dalam presidential suite hotel, dokter pribadi baru saja selesai merawat luka di punggung Leon. Dia masih terlihat pucat karena kehilangan terlalu banyak darah.Aku duduk di tepi ranjangnya sambil membawa segelas air hangat, menatapnya yang tertidur lelap. Hanya setelah itu aku baru bisa merasa tenang.Tak lama kemudian, pintu kamar diketuk perlahan.Itu Yohan.Dia berdiri di ambang pintu sendirian, tanpa pengawal, tanpa aura berkuasa yang dulu selalu mengelilinginya.Tatapannya bertemu denganku. Tatapan itu penuh dengan penyesalan, nyaris memohon."Jianna .…" Suaranya serak, "Bisa kita ... bicara sebentar?"Aku menutup pintu kamar Leon. Lalu berjalan bersama ke dekat jendela setinggi langit-langit di ruang tamu."Jianna, aku salah," ujarnya sambil menatap mataku. Matanya merah karena kelelahan. "Sejak kamu menghilang, aku baru sadar betapa bodohnya aku. Aku teringat, bagaimana kamu belajar tiga tahun demi membuat sup bergizi untukku karena perutku sensitif. Nggak peduli betapa laru

  • Ketika Dusta dan Cinta Bertemu   Bab 8

    "Jesscia," kataku tenang, suaraku sedingin berbicara dengan orang asing. "Ini hotel pribadi. Kalau kamu terus membuat masalah di sini, aku akan menyuruh petugas keamanan mengantarmu keluar.""Mengantarku keluar?!" Dia tertawa terbahak-bahak seolah-olah mendengar lelucon terbesar di dunia. "Jianna, dasar jalang! Kamu menghancurkan segalanya, pernikahanku, reputasiku dan sekarang kamu berani bertingkah seperti wanita simpanan yang angkuh di sini? Kalau bukan karenamu, bagaimana mungkin aku berakhir dalam kekacauan ini!"Matanya membara dengan kebencian, seolah ingin mencabik-cabikku. "Bahkan Yohan ... dia mengabaikanku untukmu, dasar jalang! Kamu pikir kamu benar-benar menang?"Sebelum Jessica sempat menyelesaikan kalimatnya, dia menerjangku seperti orang gila, mencakar tepat ke wajahku.Sebelum aku sempat mundur, sesosok tubuh menghalangi jalanku.Itu Leon, pelanggan tetap kafe yang mengundangku ke sini sekaligus pewaris hotel ini. "Nyonya, tolong kendalikan dirimu." Leon mencengkeram

  • Ketika Dusta dan Cinta Bertemu   Bab 7

    Keesokan harinya, aku menerima pesan terakhir dari kontak rahasiaku. Isinya adalah sebuah tautan berita ekonomi, laporan tentang Yohan.Berita itu menulis bahwa pewaris keluarga mafia yang dulu dikenal berpengaruh itu sudah berbulan-bulan tak pernah muncul di depan publik. Semua urusan keluarga kini telah dia serahkan sepenuhnya kepada wakilnya. Artikel itu juga memuat sebuah foto hasil jepretan diam diam Yohan yang tengah berdiri sendirian di halaman tempat terjadinya kecelakaan itu.Tubuhnya tampak kurus dan tanpa ekspresi.Aku menatap foto itu cukup lama. Hatiku tidak lagi menyimpan dendam atau kebencian, hanya ketenangan yang tidak bisa dijelaskan.Penyesalannya mungkin tulus, tapi memangnya kenapa?Aku bukan lagi 'istrinya' yang menjadi tameng atas kepura-puraan dirinya dan aku juga tidak ingin menerima tebusan atas segala kesalahannya."Nona Jenna." Suara itu memecah lamunanku, suara pria yang sudah menjadi pelanggan tetap di kafe.Aku menoleh dan dia berdiri di samping mejaku.H

  • Ketika Dusta dan Cinta Bertemu   Bab 6

    Meski begitu, aku tetap meminta kontak rahasiaku mengirimkan ringkasan laporan akhir.Laporannya sangat singkat. Setelah diceraikan oleh suaminya dan diusir dari keluarga mafia, Jessica benar-benar menghilang dari lingkaran sosial para bangsawan. Sedangkan Yohan, setelah menggunakan segala daya dan kekuatannya untuk mencariku hingga hampir separuh dunia, tetap tidak menemukan apa pun. Menurut laporan, sudah lama dia tidak muncul di hadapan publik. Kini dia menjadi sosok yang muram dan terobsesi. Sama sekali bukan lagi pria yang dulu kukenal.Aku menatap laporan itu tanpa ekspresi, lalu menghapus seluruh data kontak rahasia dan laporan tersebut, selamanya.Dia mulai menyesal, tapi aku sudah lama pergi dari dunianya。Semua penyesalan dan kasih sayang yang datang terlambat itu bagiku hanyalah lelucon."Jenna, latte art-mu cantik sekali!" Suara ceria pelayan baru di bar membuyarkan pikiranku.Aku segera mendorong cangkir ke arahnya sambil tersenyum lembut. "Cuma gambar mawar biasa. Cepat,

  • Ketika Dusta dan Cinta Bertemu   Bab 5

    Email terjadwal yang kukirim itu adalah pengadilanku sendiri untuk Yohan, sekaligus perpisahan terakhirku dengan pernikahan tidak masuk akal yang pernah kami jalani.Ketika email itu seperti bom tepat sasaran meledak di dunianya, aku sedang duduk di sebuah apartemen kecil di kota pegunungan dingin yang asing, jauh dari segala masa lalu.Di sini, tidak ada keluarga mafia, tidak ada Yohan. Hanya sebuah kamar sunyi dan jendela yang menghadap ke puncak gunung.Aku memulai hidup baru dengan identitas baru, yaitu Jenna dan sepenuhnya mengucapkan selamat tinggal pada Jianna. Perempuan yang dulu harus berhati-hati dan selalu berusaha keras untuk membuktikan dirinya.Tidak ada seorang pun yang tahu di mana aku bersembunyi, dan tak seorang pun yang tahu bahwa aku sudah lama bersiap untuk menghabiskan sisa hidupku dalam kesunyian ini.Saat pertama kali pindah ke kota kecil ini, aku menolak berbicara dengan siapa pun.Hari-hariku hanya dihabiskan antara dua tempat, kafe tempatku bekerja dan aparte

  • Ketika Dusta dan Cinta Bertemu   Bab 4

    Yohan terpaku sesaat, lalu dengan cepat mencengkeram kerah seragam anak buah itu. Seketika auranya menjadi kejam. "Apa kamu bilang barusan?!"Anak buah itu tergagap gugup, "B … Bos … Nyonya bilang dia ingin naik sendiri. Lalu, tiba-tiba terdengar suara tembakan dan balon udara itu langsung meledak jatuh ke laut.""Nyonya terlihat sangat murung sebelumnya. Ini jelas bunuh diri!""Mustahil! Aku nggak percaya! Dia nggak mungkin melakukan itu!" Yohan memotong perkataan bawahannya, suaranya serak. "Kenapa nggak ada satu pun yang memberitahuku saat dia naik balon udara sendirian?!"Anak buah itu ragu sejenak, lalu menjawab dengan hati-hati, "Bos, aku sudah mencoba meneleponmu sepanjang malam. Tapi, ponselmu nggak aktif …."Yohan segera merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel. Layarnya hitam total, tidak responsif dengan tekanan apapun.Dia mencoba menyalakan ponsel itu sambil menoleh tajam ke arah Jessica. Sorot matanya sedingin es. "Kamu yang matikan ponselku?"Jessica terdiam sesaat karena

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status