Share

Bab 19

Aku tidak bermaksud menguping sama sekali. Hanya saja, karena kontrakan ini cukup kecil, jadi percakapan di dalam kamar pun tetap terdengar. Apalagi pintu kamarnya tidak terdapat pintu. Hanya ada gorden tipis yang menutupinya.

"Sssttt ... Abi jangan ngomong kayak gitu. Umi kasian lihat Rindu. Umi ketemu dia di masjid tadi. Katanya baru sampai Jakarta mau cari pekerjaan. Dia tidak tau mau ke mana. Umi gak tega biarin dia luntang-lantung di jalanan seorang diri. Bahaya. Ibu ingat sama anak kita, Ainun. Dia hampir seusia Ainun. Lagi pula, hanya untuk malam ini. Besok dia akan mulai mencari pekerjaan. Boleh, ya, Bi?"

Aku masih mendengar perdebatan di antara mereka.

"Ya sudah. Boleh. Tapi malam ini saja. Kontrakan kita sempit, Mi."

"Terima kasih, ya, Bi. Semoga besok dia bisa mendapatkan pekerjaan sekaligus tempat tinggal."

Setelah tidak terdengar lagi percakapan di dalam kamar, tak berselang lama umi kembali ke ruang tengah. Menghampiriku yang masih duduk di atas karpet dengan perasaan t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status