Share

Bab 36

"Rindu. Kenapa masih berdiri di sini?" Tiba-tiba Tuan Raihan sudah berdiri di sampingku. Matanya memandangku heran.

"Saya ... saya." Lidahku kelu. Bingung harus menjawab apa.

"Santi." Sebuah suara terdengar menggelegar dari dalam rumah ibu. Suara yang tak asing lagi di telinga. Om Haryo.

"Ngapain kamu di situ? Ajak Rindi masuk. Di luar cuacanya panas. Lihat tuh, dia nangis pasti gara-gara kepanasan." Om Haryo berkata lantang di ambang pintu depan. Bahkan aku yang berjarak beberapa meter saja bisa menangkap suaranya dengan jelas.

Ibu terlihat mengangguk. Menggendong Rindi kemudian membawanya masuk ke dalam rumah. Om Haryo pun ikut masuk. Diikuti suara dentuman pintu yang ditutup cukup keras.

Aku mengusap dada. Bisa terlihat dengan jelas, kalau sekarang sikap Om Haryo pada ibu tidak selembut dulu. Ingin aku mengajakmu pergi jauh, Bu. Namun, aku bisa apa. Aku pun hanya hidup bergantung pada orang lain.

Keinginanku bertemu ibu dan Rindi langsung, pupus sudah. Aku tak ingin lagi berurusan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status