Share

Bab 52

Aku berniat buru-buru masuk ke dalam rumah, menghindari pertanyaan konyol Riana pada kakaknya itu. Baru juga kaki ini mengayun, tangan Riana keburu mencekal pergelangan tanganku.

"Mau ke mana? Malah kabur," tanyanya.

"Aku mau ambil minum buat Tuan Raihan. Pasti haus setelah perjalanan jauh," elakku. Aku berusaha melepaskan cengkraman tangan Riana.

"Gak perlu. Gak apa-apa, kok. Saya kan bawa minum di mobil," cegah Tuan Raihan.

Aku melirik Riana dengan ujung mata. Dia tersenyum menggoda. "Tuh, kan. Orangnya aja gak minta dibawain."

"Siapa tau tadinya mau minum air dingin gituh. Secara kan hari ini panas banget." Aku masih mencoba mengelak agar bisa segera pergi dari sini.

"Sepanas hatimu, ya?" Riana tertawa lebar. Membuatku semakin kesal.

Aku mendelik. Dia selalu saja menggodaku. Membuatku merasa salah tingkah dan kikuk di depan majikanku sendiri.

"Kakak bawain kalian oleh-oleh. Kakak ambil dulu di mobil, ya." Tuan Raihan hendak menyerahkan Raisa yang masih dipangkunya padaku.

"Biar say
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status