Share

Ibu Minta Pulang

"Maafkan ibu, Li."

"Iya, maafkan ibu, Nak."

Aku beristighfar sambil mengelus dada. Meski nyatanya amarah masih memenuhi hati. Entah harus aku apakan ibu. Aku marah dan kecewa karena sikap lancangnya mengakibatkan motor baruku rusak.

Bukan karena motor itu baru. Namun lebih pada hadiah yang diberikan orang tuaku. Apa tidak cukup rumahku dia pinjamkan pada anak lelakinya yang lain. Haruskah dia merusak hadiah berharga itu?

Ya Robb, kenapa aku harus mendapatkan mertua seperti dia?

"Maafkan ibu, Li."

"Aku gak mau tahu, motor aku harus seperti baru."

"Tapi, Li."

"Aku gak mau tahu, Mas. Kamu dan ibu harus bertanggung jawab!"

Aku pergi sambil menghentak-hentakkan kaki. Mulut ini terus saja menyalahkan atas apa yang ibu lakukan. Aku benar-benar tak rela ibu merusak hadiah dari ayah dan bunda.

Ranjang bergetar saat aku menjatuhkan tubuh di atasnya. Tangisku pecah seketika. Tidak bisa lagi kutahan sesak dalam dada. Aku terlanjur kecewa pada perempuan bergelar ibu mertua.

Motor matik warna
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status