Share

Bangkrut

Mendapatkan penolakan dari Desti, membuatku ingin rebahan. Aku berjalan menuju sofa. Kusandarkan punggung ini pada sandaran kursi empuk di seberang Desti. Kupijit pelipis ini yang berdenyut nyeri karena memikirkan masalah yang datang secara bertubi-tubi.

"Roman-romannya ada yang sedang pusing tujuh keliling ini. Kasihan sekali kalian!" Suara Ratmi membuat kami menoleh ke arah pintu.

Kebiasaan, wanita bertubuh subur itu tidak pernah mau mengucapkan salam bila masuk ke rumah ini. Seenak jidatnya ia ke luar masuk ke kediaman kami. Ah, aku lupa ada bapak mertuaku di sini. Itu sebabnya perempuan satu bapak beda ibu dengan Desti sering datang kemari.

Perempuan itu menatap kami secara bergantian dengan senyum meremehkan. Kurang ajar memang. Inilah definisi susah melihat orang senang. Senang melihat orang susah. Menyebalkan memang manusia satu ini.

Tanpa kami minta, Ratmi ikut bergabung bersama kami di ruang tamu. Tubuh tambun itu ia dudukkan di sofa yang berseberangan dengan kami. Desti ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
PiMary
Radit,laki2 tak tahu malu...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status