Share

Mimpi Wildan

Segera kubawa tubuhnya ke dekapanku. Hatiku sakit saat melihatnya tergugu, begitu pilu dan menyayat. Ada dengan anakku ya Allah? Apa mungkin dia mendengar obrolan kami? Rasanya tidak. Dari kamar Wildan tidak terdengar percakapan di ruang tamu. Lalu, apa yang membuatnya sedih seperti itu?

"Wildan kenapa, Nak?" tanyaku dengan lembut setelah isaknya reda. Sekian lama ia berada dalam dekapanku. Kerudung ini pun basah oleh air mata Wildan.

"Bu, Wildan tadi mimpi," jawabnya sembari mengusap ingusnya.

"Mimpi apa, Sayang?" Kupandangi wajah yang tampak sedih itu dengan seksama. Tangan ini mengusap pucuk kepalanya yang tampak acak-acakan.

"Ayah pergi dari rumah ini dan dia bilang tidak mau kembali lagi karena marah sama Bunda. Wildan takut Bu. Wildan tidak mau Ayah pergi. Kata Ayah tadi, tidak mau ketemu Wildan lagi." Tangisnya kembali pecah.

"Sini, Sayang." Tubuh bujang kecil itu kembali kutarik dalam pelukan.

"Apa Ayah sudah tidak sayang lagi sama Wildan, Bu? Apa Ayah marah beneran sama Wil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status