Share

Bab 65 : Spesial

Penulis: Xiao Chuhe
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-23 18:52:29

Hari ini, rasanya sangat menenangkan karena tidak ada keributan yang dibuat Chuanyan. Aku lebih suka menghabiskan waktu di kamar untuk menulis kontrak yang sebelumnya selalu dibahas Ye Qingyu.

Sebenarnya aku tidak menginginkan hal yang semacam itu. Meski pernikahan kami tidak benar-benar karena saling mencintai, dan hanya dilangsungkan demi kepentingan pribadi, aku tidak pernah berpikir harus menulis hal semacam ini untuk mengikat perjanjian kami.

Apa yang seharusnya kutulis sebagai persyaratan? Dan bagaimana cara memulainya?

Aku menghela napas panjang. Pada akhirnya, tintaku mengering sebelum aku sempat menuliskan apa pun di atas kertas ini.

"Nona, Anda sedang apa?" Chunhua mengetuk pintu kamar.

"Ada apa?" Aku menoleh ke belakang saat mendengarnya membuka pintu.

"Saya membawakan camilan." Chunhua membawa sebuah nampan dengan satu piring.

Saat sedang luang seperti ini, Chunhua tak pernah lupa untuk membuat tubuhku semakin ideal. Camilan yang dipilih olehnya adalah makanan yang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 79 : Selingkuh?

    Siang harinya, Ibu Mertua memanggilku untuk mendiskusikan hadiah kepulangan yang akan kubawa di hari pulang ke kediaman orang tua besok. Pengantin wanita memang harus kembali ke kediaman orang tuanya di hari ketiga pernikahan. Ye Qingyu akan menemaniku, dan keluarga dari pihak suami akan mengirimkan hadiah atas namaku untuk diberikan pada keluarga besannya. Sepanjang menunggu Ibu Mertua, aku terpikir perkataan Ye Tinghan sebelumnya. Hal yang tidak membuatku mengerti bahkan setelah memikirkannya ribuan kali.Kenapa Ye Tinghan sangat mewaspadaiku? Saat dia berkata bahwa alasannya adalah karena aku tiba-tiba menikah dengan Ye Qingyu setelah tiga bulan saling mengenal, aku sama sekali tidak memercayainya. Pasti ada alasan lain yang lebih kuat kenapa dia tidak menyukaiku menjadi bagian dari keluarganya. Kelak, aku tinggal di sini dan menjadi Nyonya Muda di rumah ini. Kalau ada penghuni rumah yang tidak menyukaiku, bukankah itu merepotkan?"A-Xi, apa yang sedang kau pikirkan?" Ibu Mertu

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 78 : Warna Baru Kediaman Jenderal

    Aku diam-diam menghela napas lega. Kupikir mereka akan langsung berceloteh tentang betapa buruknya selera priaku karena menikahi anak haram seperti Ye Qingyu. Aku berpikir begitu karena sudah tahu sebesar apa kebencian mereka terhadap suamiku.Tapi sepertinya, kedua kakak iparku ini cukup pandai menahan diri di depan orang tuanya, ya. Mereka makan dengan tenang dan bahkan tidak memulai perdebatan apa pun dengan Ye Qingyu. Syukurlah, sepertinya hanya Ye Qingyu saja yang terlalu waspada dan membuatku hampir membenci mereka. Aku tidak mau ada orang yang tidak kusukai mau pun tidak menyukaiku di rumah ini. Karena ini adalah rumah baruku. Rumah hangat yang dijanjikan Ye Qingyu. Setelah sarapan, aku pergi ke dapur dan diam-diam membawa teh kulit delima merah yang diberikan Jiang Xinxin. Ye Qingyu tidak boleh tahu aku mengonsumsi ramuan pencegah kehamilan. Tidak, seluruh rumah inilah yang tidak boleh mengetahuinya. Tidak kusangka aku sudah menyimpan rahasia besar di hari pertamaku tin

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 77 : Keluarga Baru

    Aku termangu. Suasana mendadak menjadi lengang setelah Ye Qingyu menyatakan sumpah bahwa dirinya akan menjadi ayah rumah tangga jika aku hamil. Hah …?Aku berdiri dan menaikkan kerah bajuku yang longgar. "Pergi rapikan dirimu, Ye Qingyu. Aku yang akan lebih dulu menggunakan kamar mandi." Aku meraih mantel yang disiapkan pelayan untuk kami mandi. Samar setelah menjauh darinya, aku mendengar hembusan napas berat dari mulutnya. Senyumku terlukis. Sebenarnya, aku tidak begitu menyesal setelah Ye Qingyu menjadikanku miliknya. Bahkan meski metode Jiang Xinxin gagal pun, aku tidak akan menyesal saat harus melahirkan anaknya. Sejak awal, aku memang selalu mengharapkan lebih. Aku harap Ye Qingyu lebih dekat lagi denganku. Aku harap seluruh penghuni rumah ini, lebih menerimaku sebagai bagian baru dari mereka. Aku menatap kamar mandi yang besar, bak air besar yang berisi air hangat yang uapnya masih sedikit mengepul, dan herba pembersih yang lebih berkualitas dari yang kupakai di rumah. A

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 76 : Ayah Rumah Tangga

    Pada akhirnya …, kami tetap melakukan 'itu' semalam. Dan aku sama sekali tidak bisa tidur sepanjang malam meski seluruh tubuhku terasa pegal. Sekarang, Ye Qingyu berlutut di hadapanku dengan pakaian yang dikenakan seadanya. Aku duduk di tepi ranjang dan melipat lengan di depan dada. Ikat pinggangku hilang entah ke mana, jadi aou hanya bisa memeluk diri seperti ini untuk membuat tubuhku tetap tertutup. Mahkota Phoenix itu sudah dilepas secara paksa semalam. Kini rambutku berantakan karena Ye Qingyu sangat tidak sabar saat menyingkirkannya. Aku tidak yakin menyisirnya akan selesai hanya dalam waktu satu jam. "Bagaimana kau akan mempertanggungjawabkan kecerobohanmu, Ye Qingyu?" aku bertanya dengan nada yang menyudutkan. "Bagaimana bisa malam pertama disebut kecerobohan!" Ye Qingyu melotot tidak terima. "Keluarga kita sepakat untuk menunda keturunan. Apa kau membantah itu?" Aku menatapnya dengan tubuh tegak, dan tatapan tajam. Ye Qingyu tertunduk dalam, "Baiklah …, ini s

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 75 : "Izinkan Aku”

    Seluruh rangkaian upacara dilakukan dengan khidmat. Setelah sembah hormat kepada Langit dan Bumi, Leluhur dan Orang Tua, serta saling menyembah hormat satu sama lain sebagai suami-istri. Kami saling menatap, samar dari balik kerudung merah ini, aku melihat Ye Qingyu mengulas senyumnya yang menawan. "Kita sudah menikah, ya," dia bergumam. Aku menundukkan kepalaku sedikit, inilah momen yang sangat kunantikan nantikan. Di mana semua orang hadir menyaksikan hari paling bahagiaku, menikah dengan Ye Qingyu, dan sepenuhnya terlepas dari Keluarga Adipati Agung. Aku menatap keluargaku yang juga menghadiri upacara pernikahanku. Zhou Chenxi terlihat bersama beberapa wanita muda di ujung aula. Tertawa lebar sambil menggenggam cangkir arak, terlihat bengis, memang tukang main wanita. Chuanyan bersama ibuku di salah satu meja besar. Wajahnya terlihat kesal. Terutama saat menyadari bahwa kami saling berhadapan meski dari jarak yang cukup jauh. Aku mengulas senyum tipis. Aku tidak memperhatikan

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 74 : Hari Pernikahan

    Hari pernikahan. Aku bangun pukul lima pagi—meski pun sama sekali tidak bisa tidur dengan tenang karena gugup, dan segera membersihkan diri. Chunhua mengetuk pintu kamar tepat setelah aku keluar dari kamar mandi. "Nona, saya sudah membawa orangnya." "Masuklah." Pintu kamar terbuka. Seorang wanita yang tidak asing di mataku terlihat memasuki kamar bersama Chunhua. Saat ini, pencahayaan cukup minim, aku tidak yakin yang kulihat itu benar-benar orang yang kukenal atau tidak. "Selamat pagi, Nona Pertama Zhou. Saya adalah Lihua, pelayan pribadi Nyonya Besar Ye, yang sengaja datang sebagai utusan Nyonya Besar untuk menyerahkan gaun pernikahan Anda." Wanita itu membungkuk takzim di depanku. Aku menatap Chunhua tidak mengerti, meminta penjelasan darinya. Kenapa tiba-tiba ada pelayan pribadi Nyonya Beaar Ye di kamarku, tepat di hari pernikahanku, saat aku sama sekali belum memiliki gaun apa pun untuk kukenakan di hari penting ini?"Orang yang saya bicarakan kemarin itu memang Nona Lihua,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status