Share

Bab 11

Penulis: Safiiaa
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-14 19:35:05

Suamiku Pelit 11

Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Aditya. Tetapi ia tak sempat membukanya karena pekerjaan yang masih menumpuk, juga tangan yang masih berbalut kotoran perbengkelan.

Aditya sibuk dengan pekerjaannya hari itu. Beruntung Fitri datang tepat waktu sehingga Aditya tak harus telat makan karena tak sempat melihat jam dinding.

Dengan lincah Fitri menyiapkan makanan di atas meja seperti biasanya. Hingga saat ia telah selesai menyiapkan nasi dan lauk, Aditya juga telah selesai mencuci tangannya.

Sebelum makan, Aditya menyempatkan diri melihat ponselnya terlebih dahulu. Ia berjalam menuju tas kecil yang ia letakkan di atas rak.

Mata Aditya memicing melihat sebuah gambar yang menurutnya sedikit berlebihan. Mata itu lantas beralih ke wajah ayu di depannya yang juga tengah sibuk mengamati aktivitas Aditya.

"Ada apa, Mas?" tanya Fitri tak biasa. Jarang Aditya memandang dirinya dengan tatapan yang demikian. Entah itu tatapan amarah atau tatapan cemburu.

"Kamu habis dari mana?"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Ketika Suamiku Berubah Pelit   Bab 13

    Bab 13Fitri terdiam tak sanggup berkata saat tanpa aba-aba bocah kecil yang tadi pagi ditemuinya tiba-tiba memeluknya dengan erat. Tangannya memeluk kaki Fitri seakan tak ingin jauh lagi."Mama ... Hasbi kangen Mama. Hasbi mau makan kalau sama Mama," rengek Hasbi dengan tangan masih memeluk kaki Fitri erat. Ia menenggelamkan kepalanya diantara dua kaki Fitri."Nak, jangan begitu. Ini Tante Fitri, bukan Mama." Wanita paaruh baya di belakang Hasbi itu tampak sungkan pada Fitri. Ia hendak menarik badan Hasbi tapi bocah itu memeluk kaki Fitri erat. Janganka pergi, mengangkat kepalanya saja ia tak mau."Maaf ya, Nak Fitri. Ibu terpaksa ajak Hasbi ke sini, soalnya dia mogok makan takut besok kamu ngga datang," sambung wanita paruh baya itu dengan tatapan sungkan. Tangannya masih berusaha menarik badan Hasbi, tapi tak bisa.Fitri mengangguk paham. "Iya, Bu. Tidak apa-apa. Saya besok janji akan datang." Ia berusaha memaklumi. Selain butuh kerjaan, ia juga tak tega melihat Hasbi seperti itu.

  • Ketika Suamiku Berubah Pelit   Bab 12

    Bab 12"Aku tuh nggak bisa belikan ibuku perhiasan, minimal jangan menjualnya!" Lagi Fitri menjadi sasaran amarah sang suami. "Lalu?" Fitri menyahut dengan cepat. Matanya menatap wajah lelaki di depannya dengan pandangan penuh emosi."Ya kembalikan!!" bentak Aditya lagi, tak peduli pada wajah Fitri yang sudah merah.Fitri terdiam sejenak. Ia berusaha mengatur napasnya agar bisa mengeluarkan semua beban yang mengganjal hati."Mas, aku sudah baik selama ini sama kamu tapi kamu selalu saja bentak-bentak aku!! Aku minta uang belanja tambahan kamu ngga mau kasih tapi sekarang kamu sok ngga mau ngerepotin ibumu!! Maumu apa? Aku nikah sama kamu bukannya seneng malah menderita!! Aku capek, Mas! Aku capek!" sembur Fitri yang tak lagi bisa menahan sesak di dadanya.Air mata Fitri sudah menggenang di pelupuk matanya. Ia tak sanggup lagi menahan rasa nyeri yang tiap hari bukannya sembuh tapi malah semakin dalam lukanya.Aditya bangkit dari duduknya. Matanya nyalang menatap wanita yang sedang ber

  • Ketika Suamiku Berubah Pelit   Bab 11

    Suamiku Pelit 11Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Aditya. Tetapi ia tak sempat membukanya karena pekerjaan yang masih menumpuk, juga tangan yang masih berbalut kotoran perbengkelan. Aditya sibuk dengan pekerjaannya hari itu. Beruntung Fitri datang tepat waktu sehingga Aditya tak harus telat makan karena tak sempat melihat jam dinding. Dengan lincah Fitri menyiapkan makanan di atas meja seperti biasanya. Hingga saat ia telah selesai menyiapkan nasi dan lauk, Aditya juga telah selesai mencuci tangannya. Sebelum makan, Aditya menyempatkan diri melihat ponselnya terlebih dahulu. Ia berjalam menuju tas kecil yang ia letakkan di atas rak. Mata Aditya memicing melihat sebuah gambar yang menurutnya sedikit berlebihan. Mata itu lantas beralih ke wajah ayu di depannya yang juga tengah sibuk mengamati aktivitas Aditya. "Ada apa, Mas?" tanya Fitri tak biasa. Jarang Aditya memandang dirinya dengan tatapan yang demikian. Entah itu tatapan amarah atau tatapan cemburu. "Kamu habis dari mana?"

  • Ketika Suamiku Berubah Pelit   Bab 10

    Ketika Suamiku Berubah Pelit 10"Kamu yakin?" tanya Bu Amiinah. Ia menatap Fitri dengan tatapan dalam setelah mengusap air matanya. "Saya sedang butuh pekerjaan, Bu. Jika berkenan saya bisa menemani Hasbi setiap hari sambil mengasuhnya," jelas Fitri lagi. Ia berusaha meyakinkan dua orang di depannya agar mau menerimanya bekerja. "Bagaimana Tsar?" tanya Bu Amiinah pada putra pertamanya. "Terserah Mama saja. Kautsar menurut saja asal Hasbi senang." Kautsar menatap Bu Amiinah pasrah. Ia sudah lelah menghadapi sikap Hasbi yang selalu merengek mencari mamanya.Kautsar mengusap wajahnya kasar. Sejenak ia menatap Fitri dalam-dalam. Ada debaran halus yang ia rasakan kala menatap perempuan sederhana di hadapannya itu. Sedetik kemudian Kautsar sadar bahwa wajah ayu yang dipandangnya itu bukan yang halal untuknya. Ia mengusap wajahnya kasar. Sedang yang dipandang masih sibuk dengan darah dagingnya. Kautsar makin tertarik kala melihat sikap Fitri yang penuh kasih sayang pada putranya itu. Ka

  • Ketika Suamiku Berubah Pelit   Bab 9

    Ketika Suamiku Berubah Pelit 9 "Nak, itu bukan mama," sahut perempuan paruh baya dengan rambut tersanggul rapi. Tangannya berusaha melerai pelukan jagoan kecil yang sudah mendekap erat pinggang Fitri yang ramping. Namanya Amiinah. Fitri terenyuh melihat tingkah bocah cilik yang tanpa aba-aba itu. Ia pun memiliki anak yang seusia dengannya yang masih suka bermanja padanya. Fitri hanya diam sambil mengusap punggung bocah itu. Tak sampai hati ia untuk melerai tangan bocah kecil itu. "Ini Mama, Nek! Ini Mamaku!" "Bukan, Nak!" "Nggak apa-apa, Bu." Fitri mencoba mengerti. "Maafkan cucu saya ya, Mbak?" ujar perempuan itu. Matanya penuh duka. Sesekali ia menghembuskan napas dalam melihat sang cucu yang tak mau menurut padanya. Putus asa karena sudah berusaha meminta bocah itu melepas pelukannya, mata ibu paruh baya itu penuh dengan butiran air bening. Kepalanya menunduk dengan tangan sibuk menyapu air yang mulai bercucuran turun dari kelopak matanya. Fitri mencoba mengerti. Ia be

  • Ketika Suamiku Berubah Pelit   Bab 8

    Ketika Suamiku Berubah Pelit 8"Mas Rahman?" lirih Fitri. Matanya terpaku menatap pemuda yang ada di depannya. Pemuda yang bernama Rahman itu lantas turun dari motornya dan menghampiri Fitri yang tengah terpaku. Ia mengulurkan tangannya pada Fitri. "Apa kabar?" ujarnya sambil tersenyum. Lesung pipi yang tampak ketika lelaki itu tersenyum membuat kedongkolan yang mencokol dalam hati Fitri seketika mencair. Setelah beberapa saat terpaku, Fitri lalu menerima uluran tangan Rahman sambil membalas senyuman Rahman. "Kabar baik, Mas. Kamu sendiri gimana? Eh ngapain ke situ?" jawab Fitri setelah melepas tangannya. Fitri tampak malu-malu melihat lelaki di hadapannya ini. Ia tak menyangka jika bertemu dengan pujaan hatinya semasa sekolah dulu. Dulu, waktu pulang sekolah menengah Fitri pernah terjatuh dari motor ketika hendak menaiki motornya. Kakinya berpijak pada sebuah batu lumayan besar yang membuatnya tergelincir. Kaki yang tidak bisa mengimbangi tubuhnya lantas ambruk ke atas tanah.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status