Share

Ketika Suamiku Menikah Lagi
Ketika Suamiku Menikah Lagi
Author: Ayu Sekti

Bab 1. Gugup

Author: Ayu Sekti
last update Last Updated: 2024-11-17 16:21:59

"Dek, mas mau bicara padamu. Hentikan pekerjaan menjahitmu sebentar saja!"

Pada siang hari, Aisyah menghentikan pekerjaannya karena sang suami tiba-tiba memanggilnya.

Tidak lama Aisyah berjalan ke arah ruang TV di mana suaminya berada. Menjahit adalah pekerjaan yang digeluti oleh seorang Aisyah sejak sebelum menikah hingga kini. Ia sangat pandai membuat pakaian apa saja.

"Ada apa Mas? Apa Mas menyuruh saya untuk membuatkan kopi? Perasaan baru saja tadi saya buatkan," tanya Aisyah sambil meletakkan bobot bokong di sofa.

Hari ini suami Aisyah yang bernama Denis libur bekerja di kantor sehingga mereka leluasa untuk mengobrol.

"Eng—enggak Dek. Mas mau memberi tahu hal penting. Tapi kamu jangan marah ya?"

Dengan gugup Denis menyampaikan maksudnya kepada sang istri.

"Hal apa yang mau kamu bicarakan, Mas? Cepat katakan!"

Hati Aisyah berubah panik. Hatinya tak karuan kala suaminya gugup mengatakan sesuatu hingga membuat pikirannya menerawang ke mana-mana.

"Anu, Dek. Mas sudah menikah lagi dengan seorang wanita. Izinkan dia tinggal di sini bersama kita. Insya Alloh Mas akan adil," jawab Denis yang berhasil mengutarakan maksudnya. Ternyata Denis tega berpoligami.

Bak di sambar petir di siang bolong hati Aisyah. Raganya menjadi lunglai. Ia belum percaya dengan apa yang dikatakan suaminya. Mendadak lidahnya Kelu untuk berbicara.

Bahtera rumah tangga yang Aisyah bina dengan suaminya selama lima tahun baik-baik saja, kini ternyata ada udang di balik batu. Sesuatu yang sangat menyakitkan harus dialami oleh Aisyah. Suaminya tega berpoligami tanpa seizinnya.

"Mas! Kamu ti—tidak bohong 'kan? Hanya bercanda, pasti!"

Aisyah masih saja tak percaya. Terlihat suaminya tak pernah bermain HP dengan wanita lain. Ternyata pada akhirnya diam-diam mengkhianatinya.

"Iya Dek. Sudah sebulan kita menikah. Sebentar lagi kita akan punya Dedek dari rahimnya Mawar. Saya ingin punya malaikat kecil di rumah ini, Dek. Semoga kamu bisa menerima ini."

Jawaban yang paling menyakitkan yang dilontarkan oleh Denis. Alasan yang sangat jitu untuk mencari celah untuk menutupi pengkhianatan rumah tangga.

"Kamu tega, Mas. Apa kita tidak punya cara lain untuk punya anak? Tapi, semua sudah terlambat. Ceraikan saja aku Mas."

Aisyah tidak kuat mendengar berita tentang suaminya yang berpoligami dengan tetangganya sendiri. Apalagi suaminya tidak meminta izin terlebih dahulu. Membuat hati Aisyah semakin remuk redam.

"Maaf, Dek. Saya mohon kamu jangan pergi. Mas masih mencintai kamu. Mas sudah terlanjur ...."

Denis tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena takut menyakiti hati Aisyah. Ia urungkan melanjutkan perkataannya.

"Terlanjur apa, Mas? Jawab! Atau Mas sudah bosan denganku! Kamu jatuh cinta lagi. Iya 'kan Mas? Siapa wanita itu?"

Secara reflek, Aisyah menangis karena ia sangat sakit hati. Hari itu adalah hari yang sangat menyedihkan bagi Aisyah.

"Mas sudah terlanjur mencintai Mawar apa adanya. Sama persis seperti mas mencintai kamu. Kamu Dan Mawar sama-sama saya cintai. Sekali lagi mas minta maaf. Madu kamu adalah Mawar. Tetangga kita sendiri."

Denis mencoba mendekat ke arah istrinya yang sedang menangis. Ia berusaha memegang bahu sang istri dan menenangkan hati Aisyah. Ia mulai memberi tahu siapa wanita yang kini menjadi istri keduanya.

"Gombal. Mana ada sama. Mawar? Janda paling cantik di kota ini yang menjadi incaran para pria hidung belang? Mas, jangan sentuh aku. Aku muak melihat kamu. Hiks ... hiks."

Aisyah syok karena madunya adalah tetangga dekatnya sendiri yang seorang janda. Mawar adalah wanita berusia 35 tahun yang ditinggal suaminya pergi dan kini ia berjualan nasi uduk di depan rumahnya. Mawar terkenal dengan kecantikannya dan disukai oleh banyak pria.

Kini Aisyah merasa sangat muak dengan sang suami dan sekarang ia mulai menjaga jarak.

"Dek, saya mohon beribu-ribu maaf. Mas juga kasihan dengan Mawar yang selalu sendiri. Menolong janda itu 'kan berpahala. Kamu pasti tahu sendiri 'kan Dek. Percayalah, mas akan adil."

Dalih agama menjadi obat jitu agar Aisyah luluh dan mau menerima mawar sebagai madunya. Pikirannya sudah diliputi oleh asmara yang menggelora. Sakit hati sang istri sudah ia abaikan. Egonya lebih besar dari pada perasaannya.

"Cukup Mas! Biarkan Aisyah menyendiri dulu. Aisyah sudah kecewa sama Mas Denis. Hik hik hik."

Aisyah semakin tak kuat dengan pembicaraan sang suami yang menyatakan iba dengan Mawar. Ia kini berdiri kemudian berlari menuju kamar. Ia mengunci kamar itu karena tak mau diganggu.

"Tuhan, kau uji apa dalam rumah tangga ini. Hamba tidak kuat. Berikan jalan yang terbaik untukku. Berikan kekuatan untuk menerima semua ini. Hamba masih menyayangi Mas Denis sebenarnya. Hamba sangat bimbang. Bercerai atau bertahan dalam rumah tangga ini," ucap Aisyah dengan lirih. Ia berada di kamar sambil bersimpuh merenungi kesedihannya.

Aisyah masih bingung untuk memutuskan mana jalan terbaik yang akan diambil. Ia terus bermunajat dan meminta petunjuk kepada Tuhan.

"Aisyah, Sayang. Buka pintunya. Berikan kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Mas masih mencintai kamu. Tolong buka pintu kamarnya."

Lima menit kemudian, Denis Prawira mengetuk pintu kamar agar Aisyah membukanya. Denis sangat merasa bersalah dengan sang suami.

"Jangan ganggu aku, Mas! Sekarang kau sudah mengkhianatiku! Munafik kamu, Mas! Hiks ... hiks."

Mendengar suara Denis, Aisyah langsung menjawab sambil menangis. Ia masih kacau pikirannya dan belum bisa berpikir secara jernih.

"Baiklah, Dek. Jika menangis dan mengurung diri membuatmu lebih baik, mas tidak akan mengganggu sementara. Tapi jangan lama-lama, mas sangat mengkhawatirkanmu!" jawab Denis yang bingung harus berbuat apa. Nasi sudah menjadi bubur.

Seorang Denis sudah menikah siri dengan wanita lain. Hatinya sudah dihinggapi oleh asmara yang tak bisa ia hilangkan. Mawar sudah menjadi bagian dari hidupnya sekarang.

****

Ting tung!

Sore harinya, Aisyah yang masih mengurung diri di kamarnya mendengar suara bel berbunyi. Ia penasaran dengan siapa tamu yang datang. Hatinya sangat berdebar-debar. Ia kemudian mengusap pipinya karena menangis dan ingin melihat tamu yang datang.

Beberapa detik kemudian, Aisyah keluar dari kamarnya untuk menuju ruang depan. Saat sampai dibalik pintu ia kaget dan menghentikan langkahnya.

"Mas Denis, Sayang. Akhirnya kita bisa bersama. Aku sangat merindukanmu."

Hati Aisyah bagai terkoyak-koyak. Ia melihat suami yang selama ini ia pertahankan dan ia cintai, berpelukan erat dengan wanita lain, yang kini menyandang status sebagai madunya.

"Iya Mawar. Mas juga sangat merindukanmu. Sayang, pelan-pelan ya ngomongnya takut terdengar Aisyah," jawab Denis yang masih memeluk mesra istri barunya yang kini sudah berada di rumahnya.

Denis memeluk Mawar dengan hangat seakan mereka tak pernah jumpa dalam waktu yang lama.

Denis dan Mawar tidak sadar, perbuatan mesra mereka terlihat oleh Aisyah yang berdiri mematung di balik pintu dengan mata sembab. Hatinya tercabik-cabik tak karuan. Hari itu menjadi hari paling pahit yang pernah Aisyah rasakan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   120

    Rina menoleh ke belakang karena Aisyah memanggilnya. "Ada apa Aisyah?" "Benarkah kamu benar-benar berubah, Rina?" tanya Aisyah kepada Rina. Aisyah iba melihat sikap Rina yang mulai berubah. Ia tidak curiga sedikitpun meski sudah diperingatkan oleh Devan. "Buat apa berbohong? Aku pun rela dipenjara jika aku bersalah pada kalian. Aku sangat menyesal telah merusak rumah tangga kalian," jawab Rina sembari menunduk. Ia menampakkan wajah sendu dan kalem. Tidak seperti Rina dulu yang angkuh dan cerewet. "Mas? Rina sudah berubah. Kamu jangan kasar sama dia. Biarkan dia bertamu ke rumah kita," ungkap Aisyah sambil menoleh ke arah Devan yang duduk di sampingnya. Devan hanya terdiam. Ia masih mengamati perubahan sikap yang dialami oleh Rina. Ia tidak bisa memutuskan apa-apa karena ia masih trauma. "Aisyah. Mungkin Mas Devan masih belum percaya. Saya pamit pulang saja. Terima kasih, kamu sudah menerima aku dengan baik." "Rina, silakan duduk kembali. Ini acara aqiqah anak kami. Kamu bole

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Mbok

    "Aku kecelakaan Mbok Ijah. Untungnya beberapa warga menolongku. Tadi sempat ke klinik untuk memastikan apakah aku masih baik-baik saja," jawab Devan kepada Mbok Ijah sambil masuk ke dalam rumah dengan langkah tertatih. "Ya Alloh Den. Ayo cepat masuk!" Saat siang, Devan masuk menuju ruang tengah dan langsung duduk di sofa karena semua badannya terasa sakit. "Mas Devan kamu sudah pulang? Kenapa dengan wajah kamu? Apa Mas sudah membeli kambing?" Tiba-tiba Aisyah datang ke ruang tersebut. Ia terkejut melihat keadaan Devan yang terluka. "Sudah, Syah. Tadi sempat kecelakaan dengan sesama mobil. Tiba-tiba dari arah belakang, ada mobil yang menabrak mobil aku hingga aku pingsan sebentar. Mobil Mas ada di bengkel. Tadi aku naik Ojol. Bentar lagi kambingnya datang." Devan menceritakan kecelakaan yang baru saja terjadi. "Astaghfirullah, Mas. Untung saja kamu selamat. Yasudah, Mas istirahat dulu. Atau kalau nggak, Mas makan dulu gih?" ujar Aiayah sambil mendekati sang suami untuk memastik

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Kenapa Den?

    "Itu ada yang ingin melamar pekerjaan menjadi asisten pribadi di kantor," jawab Devan sambil menekan keyboard ponsel untuk menjawab karyawannya yang bernama Joni. "Jadi, Ayah Aslam besok mau bekerja hari ini kah?" Aisyah sedikit penasaran dengan info yang baru saja ia dengar dari suaminya. Devan menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Tidak. Biarkan Joni yang mewawancarai. Besok aku ingin memesan dua ekor kambing di salah satu peternak di Kota ini. Nanti ada ART yang ke sini. Bisa saya tinggalkan, Sayang? Ini demi keberkahan rumah tangga kita!"Devan ingin segera pergi untuk memesan dua kambing di salah satu peternak pada keesokan hari. Hari itu sudah larut Devan dan Aisyah mulai beristirahat. **Pagi pun tiba. Aisyah sudah bangun dari tidur. Namun, ia belum sempat menyiapkan sarapan karena Aslam rewel. Sementara Devan baru saja selesai mandi untuk persiapan menuju ke penjual kambing. "Sayang, aku biru-biru berangkat ya? Biar nanti cepat pulng."Devan berpamitan dengan Aisyah u

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Habiskan

    "Maaf kalau saya punya salah dengan kalian. Jangan diperpanjang masalah ini," pinta Dokter Spesialis Anak tersebut. Dokter itu merasa malu ketika Devan tiba-tiba masuk ke ruangan periksa."Oke, saya maklumi. Terima kasih sudah memeriksa anak saya. Aisyah, ayo kita pulang. Harusnya tadi aku ikut masuk ke dalam ruangan ini!" ujar Devan sambil menarik pelan tangan Aisyah. Ia tidak mau Aisyah mengenal dokter tampan yang bernama Weldan tersebut. Aisyah menuruti perkataan Devan sambil menggendong Aslam yang mulai berhenti menangis. Entah mengapa sesudah diperiksa oleh Dokter Weldan, tiba-tiba tangisan Aslam berhenti. Melihat keajaiban itu, Aiayah menoleh ke arah Dokter Weldan. Dokter itu tersenyum hangat ke arah Aisyah. Aisyah langsung ke posisi semula. Ia takut dosa dengan pandangan yang tidak seharusnya ia berikan. Hatinya berdebar-debar melihat tatapan Dokter Weldan yang tidak biasa. "Kenapa dengan Dokter Weldan ya? Tatapannya aneh?" batin Aisyah. Ia takut akan terjadi apa-apa antar

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   116

    Pagi itu, Aslam menangis sangat keras. Kebetulan Aiayah sedang di kamar mau memberikan ASI pada Aslam. Namun, Aslam tidak mau minum. Ia malah menangis terus. "Bagaimana ini Mas, Aslam nangis terus?" Aisyah kemudian menggendong Aslam karena tangis sang bayi tak kunjung berhenti juga. "Coba aku cek apa Aslam badannya panas?" Devan mengambil alat pendeteksi demam bayi yang berada di dalam nakas. Setelah dicek hasilnya membuat terkejut. "Sayang, cepet tidur ya. Anak mama jangan nangis lagi," tutur Aisyah sambil menimang-nimang Aslam yang masih menangis. Tidak lama, Devan datang dan memeriksa suhu badan bayi mungil tersebut. "Sayang, suhu badan Aslam tinggi. Ayo kita bawa dia ke Dokter sebelum terlambat," ujar Devan yang cepat-cepat ingin ke dokter karena badan anaknya demam tinggi. "Baiklah. Ayo kita ke dokter! Ini tinggal bawa tas penting dan popok bayi! Bawa susu formula nggak Mas?" tanya Aisyah takut terjadi apa-apa saat berada di dokter nanti. Devan tersenyum sambil mempersiap

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   115. Nama

    Terima kasih, Mas. Kau sangat mencintaiku. Aku juga mencintaimu Mas. Semoga kita diselamatkan dari mara bahaya apa pun. Kita tidur yuk?" ajak Aisyah kepada sang suami denga lembut. Aisyah lelah sekali akibat kejadian yang tidak diinginkan kemarin terjadi. "Iya, Sayang. Kita tidur sekarang juga. Sini aku temenin, biar kamu hangat dan cepat tidur."Malam itu, keluarka kecil mulai tertidur. Alhamdulillah, dedek bayi juga tertidur dan tidak terlalu rewel. ***Pagi pun tiba. Aisyah sudah bangun pada pagi itu. Ia sudah menyiapkan sarapan pagi dan dibantu oleh wanita seumuran Mbok Ghinah. Devan berusaha mencari ART di rumahnya agar pekerjaan Aisyah terasa ringan. Sementara Devan sedang menimang bayi di pagi itu, ketika Aiayah dan ART baru sedang sibuk dengan pekerjaan rumah. "Sayang, kamu tampan sekali seperti ayah. Semoga menjadi anak Sholeh ya? Satu lagi. Kamu harus nurut sama Mama. Mama itu dah berkorban besar mengurus kamu. Sekarang dedek udah mandi, tidur yah?" Devan mengajak berbi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status