Share

Kesalahpahaman

Penulis: Piki
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-02 03:46:46

Hari ini, Kelvin mengajak Miranda pergi ke sebuah supermarket. Miranda merasa senang karena menganggap ini sebagai kesempatan untuk lebih dekat dengan suaminya. Namun, alasan sebenarnya Kelvin mengajak Miranda berbelanja adalah untuk mencari muka di depan kedua orang tuanya.

"Ayah, Ibu, aku dan Kelvin mau ke supermarket dulu," ujar Miranda pada mertuanya. Mereka terlihat sangat menyayanginya, tetapi berbeda dengan Kelvin yang justru merasa terancam oleh kehadiran Miranda.

"Kalau bukan karena ingin mengambil hati orang tuaku, aku tidak akan sudi satu mobil dengannya!" gumam Kelvin dalam hati.

Sesampainya di supermarket, Kelvin tiba-tiba ingin ke toilet dan menyuruh Miranda menunggunya di parkiran. Miranda mengangguk sementara Kelvin pergi. Saat menunggu, Miranda tak menyangka akan bertemu dengan seseorang dari masa lalunya—Cleo.

Cleo yang lebih dulu melihat Miranda segera menyapanya dengan penuh kerinduan. Ada sorot mata yang menyiratkan luka di antara keduanya. Namun, Miranda berusaha mengendalikan perasaannya karena sadar dirinya kini adalah istri orang lain.

"Miranda... akhirnya kita bertemu lagi," ujar Cleo, suaranya bergetar sebelum ia tak mampu menahan tangisnya.

Miranda terkejut. Ia ingin menjauh, tapi hatinya tak bisa membohongi diri sendiri.

"Aku... aku juga merindukanmu, Cleo," ucapnya lirih, menunduk untuk menyembunyikan air matanya.

Cleo menatapnya lekat. "Miranda, ini kesempatan kita! Kita harus pergi bersama! Kita harus kawin lari sebelum semuanya terlambat! Aku tidak ingin kehilanganmu lagi!"

Miranda menggeleng, air mata jatuh tanpa bisa dicegah. "Aku sudah menikah, Cleo... Aku tidak bisa."

Cleo tidak terima. "Tapi kita sudah tinggal serumah! Apakah suamimu akan menerima itu? Apakah dia akan tetap mencintaimu setelah mengetahui semua ini?" Cleo menarik Miranda ke dalam pelukannya, dan kali ini Miranda tidak sempat menghindar.

Pelukan itu terasa hangat, penuh kerinduan yang terpendam. Miranda merasakan dada Cleo naik turun dengan cepat, napasnya terasa berat dan putus-putus. Ia seharusnya mendorong Cleo, tetapi tangannya justru semakin erat menggenggam punggung lelaki itu.

"Aku tak pernah bisa melupakanmu, Miranda..." bisik Cleo di telinganya. "Beri aku satu kesempatan lagi. Kita bisa pergi dari sini, memulai semuanya dari awal. Aku tidak peduli dengan statusmu sekarang, yang aku peduli hanya perasaan kita."

Miranda menangis dalam diam. Hatinya berteriak ingin mengikuti Cleo, tetapi pikirannya menahan. Ia telah terikat pernikahan dengan Kelvin, seburuk apa pun kehidupan rumah tangga mereka.

Tepat saat itu—

PLOK! PLOK! PLOK!

Suara tepukan tangan menggema, membuat Miranda terkejut. Ia menoleh dan menemukan Kelvin berdiri di hadapannya dengan tatapan dingin.

"Menarik," ujar Kelvin sinis. "Jadi ini yang kamu lakukan di belakangku?"

"Bukan seperti itu, Kelvin!" Miranda mencoba menjelaskan, tapi Cleo malah menyela.

"Aku memang mantannya, Kelvin. Tapi kami pernah tinggal serumah! Kau pikir istrimu ini sepolos yang kau bayangkan?"

Mata Kelvin membelalak. Rahangnya mengeras sebelum emosi menguasainya. Dengan cepat, ia melayangkan pukulan ke wajah Cleo. Cleo terhuyung ke belakang, tetapi berhasil menahan dirinya agar tidak jatuh.

"Kau pikir bisa merebut istriku dariku?!" bentak Kelvin, kembali melayangkan tinjunya.

Namun, kali ini Cleo bersiap. Ia menangkap tangan Kelvin dan mendorongnya ke belakang. "Aku tidak merebutnya! Miranda tidak pernah benar-benar mencintaimu! Kau yang merusak hidupnya!"

Perkelahian sengit antara keduanya pun terjadi. Miranda menangis, berusaha melerai, tetapi Kelvin yang lebih kuat berhasil menjatuhkan Cleo hingga tak berdaya.

"Masuk mobil! Sekarang!" bentak Kelvin pada Miranda.

Miranda masih terisak, tapi ia menurut. Cleo yang terluka mencoba bangkit, tetapi Kelvin menendangnya sekali lagi hingga ia pingsan. Setelah itu, Kelvin masuk ke dalam mobil dan menancapkan gasnya, meninggalkan kerumunan orang yang berusaha menolong Cleo.

Sesampainya di rumah, Kelvin menarik tangan Miranda dengan kasar hingga mereka masuk ke kamar. Miranda terjatuh, menangis tersedu-sedu.

"Aku tidak seperti yang kau bayangkan!" teriak Miranda, mencoba membela diri.

Kelvin mendengus, matanya penuh amarah. "Kau pikir aku akan percaya? Ternyata kau lebih murahan dari yang kukira! Penampilan kalem, tapi sudah tinggal satu atap dengan lain!"

"Aku bersumpah, Kelvin! Aku menjaga diriku hanya untuk suamiku kelak!" Miranda bersimpuh, memohon.

Kelvin hanya tertawa dingin. "Sekali lonte, tetap lonte!"

Suara teriakan Kelvin membuat Mira, ibunya, datang dengan panik. "Apa yang terjadi di sini?!"

Melihat Miranda menangis tersedu di lantai, Mira mendekatinya. "Kelvin, apa yang kau lakukan pada istrimu?!"

"Ibu tanyakan saja padanya! Menantu kebanggaan Ibu ternyata sudah menipu kita semua! Dia bukan perempuan suci seperti yang Ibu pikirkan! Aku tidak sudi menerima bekasnya!" Kelvin melangkah pergi dengan penuh amarah.

Miranda menangis semakin keras. Mira mendekapnya dengan penuh kasih sayang, membiarkannya menumpahkan segala kesedihan. "Sini, Sayang. Ceritakan semuanya pada Ibu."

Miranda akhirnya mengungkapkan segalanya. Mira yang mendengarnya merasa bersalah. Air mata jatuh dari matanya. "Miranda, maafkan Ibu. Seandainya Ibu tahu kau sudah memiliki seseorang, Ibu tidak akan memaksamu menikah dengan Kelvin..."

Miranda menggeleng, mencoba tersenyum di tengah isakannya. "Aku sudah mengikhlaskan segalanya, Bu... Aku hanya takut Kelvin akan salah paham selamanya."

Sementara itu, Kelvin melampiaskan emosinya dengan menemui mantan kekasihnya, Yunita. Mereka bertemu di sebuah restoran.

"Kelvin, kamu sudah menikah?" Yunita terkejut.

"Iya. Dan itu adalah pernikahan terkutuk! Aku dipaksa menikahi anak pembantu! Dan sekarang aku tahu bahwa dia tidak lebih dari seorang wanita murahan!"

Yunita menahan senyum liciknya. Dalam hati, ia merasa lega karena Kelvin masih membencinya. Bagus, berarti masih ada kesempatan untukku...

"Sudahlah, Kelvin. Jangan terlalu dipikirkan. Yang penting, aku masih di sini untukmu," ujar Yunita dengan nada manja, memeluk Kelvin.

Kelvin menghela napas. "Aku bersyukur masih punya kamu, Yunita."

Yunita tersenyum penuh kemenangan. Dalam hati, ia bertekad untuk merebut Kelvin kembali—bukan karena cinta, melainkan karena ia masih mengincar hartanya.

"Ayo kita makan, Sayang. Aku lapar," ujar Yunita menggoda.

Kelvin hanya mengangguk, tanpa menyadari bahwa di balik senyum Yunita, ada niat tersembunyi yang bisa menghancurkan semuanya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Akan Dikenang Sepanjang masa

    Olivia nekat menemui mantan pembantu yang pernah bekerja di rumah Jessika. Dengan berharap ia akan menemukan jawaban yang bisa membebaskan Andra dari tuduhan-tuduhan yang tidak benar. Hanya saja, rumah yang dituju cukup jauh dari perkotaan tempat Olivia tinggal dan gak inilah yang menyebabkan Olivia tidak bisa mendampingi Andra selama proses persidangan berlangsung. Selama perjalanan yang berliku-liku itu akhirnya membuahkan hasil. Pembantu tersebut mengaku siap menjadi saksi mata tanpa dibayar sepeserpun. Pembantu itu pun bahkan mengaku telah menyimpan bukti rekaman cctv yang menangkap rekaman saat Olivia dan Andra terjebak dan di sekap di rumah Jessika. “Kalau begitu kita harus ke kota sekarang Bik. Kita harus tunjukkan bukti cctv ini” ujar Olivia dengan penuh harap. “Mohon maaf Non, bukannya saya tidak mau membantu tapi untuk saat ini saya belum bisa ke kota Non. Kemarin Mama saya meninggal dunia dan saya masih dalam suasana berduka” ujar si mantan pembantu Jessika. “Lalu ka

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Masuk Penjara

    “Aku tidak bisa menceritakan ini sama kamu karena waktu kita tidaklah banyak! Olivia, aku telah berkorban untuk kamu dan sekarang kamu harus menuruti apa yang aku katakan. Sekarang, kamu harus pergi sejauh mungkin dan minta pertolongan pada orang lain. Lupakan aku, aku pasti akan kembali” ujar Andra sambil memegang jari tangan Olivia dengan erat. Seakan ia tak ingin dipisahkan dengan wanita yang sangat dicintai. “Tapi kamu berjanji akan menyusul aku Ndra?” tanya Olivia.“Aku berjanji” Andra menunjukkan jari kelingkingnya agar Olivia mempercayainya. Sembari menitikkan air mata, Olivia mencoba membalas dengan menunjukkan jari kelingkingnya dan kemudian Andra menghapus air mata yang telah membengkak kan mata Olivia. "Kamu tidak pantas menangis, kamu harus bisa melawan tangisan itu demi aku" pinta Adra.Olivia dengan berat hati meninggalkan Andre seorang diri. Hatinya sakit namun ini juga demi Andra. Andra memerintahkannya untuk pergi tanpa tahu alasan yang sebenarnya mengapa Andra tidak

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Menjadi Buronan

    Setelah berusaha keras untuk membuka gembok pintu akhirnya gembok itu pun terbuka. Miranda tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk kabur dan menjauh sejauh mungkin. Bahkan ia belum sempat memakai sendal karena terburu-buru.Hujan badai turun membuat tubuhnya basah dan kedinginan. Tiada lagi tempat yang akan ia berteduh. Hingga seorang ojek online datang menghampirinya. Awalnya Miranda mengira orang itu adalah mata-mata dari Cleo namun setelah berkomunikasi, Miranda yakin bahwa orang itu adalah orang baik.“Tolong saya, antarkan saya ke kantor polisi” pinta Miranda.“Baik Bu, ayo duduk Bu” ujar ojek tersebut ketika sudah memberikan helm pada Miranda.Setelah Miranda duduk membonceng, ia pun bisa bernafas dengan lega. Ia telah ditolong oleh tuhan untuk bisa meloloskan diri. Tidak henti-hentinya ia berdoa agar bisa sampai di kantor polisi.“Bu, sudah sampai ini” ujar si ojek online. Miranda memberikan uang pada si tukang ojek lalu ia masuk ke dalam kantor polisi untuk melap

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Dapatkah Terbebas?

    “Andra bangun!!!” teriak Jessika. Beberapa orang menyarankan Andra harus dibawa ke rumah sakit namun Jessika menolak. Ia yakin bahwa Andra pasti akan sadar sendiri.Selama beberapa detik Andra pingsan Andra pun sadar. Salah satu orang memberikan air putih kepadanya. Merasa lebih baik Andra meminta maaf karena ia mengaku tidak enak badan. Para tamu undangan pun telah pulang dan kini menyisakan kedua belah pihak yakni orang tua Andra maupun orang tua Jessika.“Jeng Siska, nanti putri Jeng Siska pasti akan saya jaga dengan kasih sayang di rumah saya” ujar Yunita yang kini telah resmi menjadi mertua Jessika.“Loh... Tidak perlu susah-susah seperti itu Jeng. Anak saya akan tetap tinggal di rumah ini yang ada si Andra sendiri yang pindah rumah dan tinggal di rumah ini” ujar Siska.Yunita tersentak kaget karena ia tidak diberitahu sebelumnya oleh Andra. Sementara ia sendiri tidak dapat protes karena tahu diri sama siapa ia berhadapan. “Andra, apa benar yang dikatakan Jeng Siska itu?” tanya Y

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Pernikahan Yang Tidak Diinginkan

    “Aku tidak bisa menikah sama kamu Jes. Kamu tahu sendiri bahwa aku tidak pernah memiliki perasaan lebih ke kamu” ujar Andra menegaskan.“Kamu tinggal pilih menikah dengan aku atau kamu harus melihat cewek ini akan merasakan kelaparan? Kalau memang kamu mencintai pacar kamu ini maka sebaiknya kamu harus tunjukkan itu dengan cara menikahlah denganku Sayang” ujar Jessika.Andra tertunduk ia tidak bisa menjawab. Jessika tersenyum lalu berkata, “Kamu tenang saja Andra, aku akan memberikan kamu kesempatan untuk memilih hanya malam ini saja kalian bisa merenungkan itu. Untuk besok pagi, aku akan ke sini lagi dan menerima jawaban kamu. Setelah itu aku tidak akan lagi kesini untuk memberikan kamu peluang untuk hidup”“Kamu sudah gila Jessika!!!” teriak Olivia.Jessika tidak menghiraukan teriakan Olivia karena sejujurnya Jessika sudah muak melihat wajah Olivia. Jessika pun keluar dari sana dan meninggalkan Olivia maupun Andra.“Andra, apa keputusan kamu? Aku yakin, kita bisa bebas tanpa harus k

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Terkurung Di Satu Ruangan

    “Apa maksud kamu Jessika?” tanya Olivia.Jessika tersenyum sumringah dan menyentuh rambut Olivia. Tindakan Jessika yang menyentuh rambut Olivia dengan cepat Olivia menghempaskan tangan Jessika dari rambutnya yang lurus.Jessika tidak marah namun ia semakin sumringah hingga tertawa terbahak-bahak. Dalam hati Andra, Jessika sudah tidak normal. Jessika pun memberhentikan tawaanya lalu menatap wajah Olivia dan Andra secara bergantian.“Apa kalian ingin aku menceritakan semuanya?” tanya Jessika dengan santai.Andra mengangguk sementara Olivia sudah hampir tersulut emosi. Syukurlah Andra berhasil menenangkan Olivia agar Olivia bisa lebih sabar lagi menghadapi sikap Jessika yang sudah tidak waras ini. Kini, raut wajah Jessika sudah tidak lagi sumringah karena kini raut wajahnya telah berubah menjadi sedih.“Aku benci sama kalian! Terutama kamu Olivia!!!” teriak Jessika.“Kamu... Sama Papa kamu sama saja! Kalian telah menyakiti hati aku yang rapuh ini khiks. Aku hanya ingin merasa dicintai,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status