Share

Malam Pertama

“Ngapain kamu duduk di tempat tidur saya!” teriak Kelvin kepada Miranda.

“Ma... Maaf aku tidak tahu jika tempat tidur ini tidak boleh aku duduki” ujar Miranda dengan tertunduk.

“Ah! Mimpi apa aku semalam? Bisa-bisanya mendapatkan kesialan seperti ini!” gerutu Kelvin dengan mata memerah.

Miranda merasa ketakutan saat melihat wajah Kelvin yang terlihat seperti monster. Jantungnya juga berdebar kencang karena takut bila lelaki dihadapannya itu akan melakukan malam pertama bersamanya. Kelvin menyuruh Miranda untuk minggir dari tempat tidurnya dan menyuruh Miranda untuk tidur di karpet bawah.

Dengan cepat Miranda menuruti perintah dari suaminya. Sementara Kelvin berjalan kearah pintu dan menutupnya. Setelah dipastikan pintu sudah terkunci, Kelvin mulai membalikkan badannya dan menghampiri tempat tidur. Rasa canggung kini sedang menyelimuti hati Miranda. Namun, ia juga bersyukur karena tidak satu ranjang dengan Kelvin. Tidak lama kemudian, suara ketukan pintu pun mulai terdengar. Kelvin menyuruhnya untuk membuka pintu dan Miranda pun mengiyakan.

KREAG

Terlihat Wanita paruh baya yang kini menjadi mertua Miranda tengah tersenyum ke arah Miranda. “Kamu cantik sekali Miranda” puji Mira kepada menantu barunya.

Dengan perasaan gugup Miranda pun menyahutinya, “Terima Kasih Tante Mira”

Mira melihat Miranda begitu sopan dan ia sangat bersyukur telah menjadikan Miranda sebagai menantu pilihannya.

“Kamu jangan canggung sama keluarga disini. Kamu itu sudah menjadi keluarga saya” ujar Mira.

Miranda hanya membalasnya dengan anggukan pelan. Lalu Mira pun berkata, “Ibu tidur dulu... Sudah ngantuk berat. Kamu jangan lupa tidur ya jangan main terlalu lama” celoteh Mira yang langsung pergi.

Setelah mertuanya pergi Miranda pun segera menutup pintunya kembali. Ia menghampiri Kelvin yang dari tadi sibuk bermain media sosial. Entah apa yang dilakukan oleh suaminya di media sosial tersebut. Yang jelas saat ini Miranda butuh kepastian dari Kelvin mengenai malam pertama mereka.

“Mas... Kegiatan apa yang kita harus lakukan sekarang?” tanya Miranda dengan pelan.

Kelvin masih menyibukkan dirinya dan mengacuhkan pertanyaan Miranda. Dengan menahan rasa sabar Miranda pun kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama. Namun kali ini Kelvin membalasnya dengan kata-kata yang menyakiti hati Miranda.

“Jadi wanita murahan sekali... Jangan harap kamu bercinta dengan diriku! Tidak sudi aku bila harus bercinta dengan anak pembantu!!!” seru Kelvin yang langsung menyelimuti dirinya sendiri hingga ke kepala.

Mendengar hinaan dari sang suami, hati Miranda pun terasa terkikis. Istri mana yang tidak sakit bila dihina seperti itu? Apalagi hari ini baru malam pertama mereka tidur bareng. Seharusnya malam pertama begitu menyenangkan dan dinikmati oleh sebagai besar pengantin baru namun kelihatannya tidak bagi Miranda.

Keesokan harinya, Kelvin menyirami wajah Miranda dengan air Aqua. Hal itu membuat Miranda batuk-batuk. Melihat Miranda tersiksa, Kelvin tanpa rasa bersalah malah tertawa terbahak-bahak. “Begini jadi istri sudah jam 8:00 Pagi masih tidur?” tanya Kelvin dengan sinis.

“Ma... Maaf. Aku kecapean dan dari kemarin belum dapat tidur” ujar Miranda dengan lemas.

“Bodo amat! Aku tidak peduli. Yang jelas saat ini aku ingin kamu membuatkan sarapan pagi untukku!!!” perintah Kelvin begitu keras ditambah suaranya yang terlalu tinggi mengakibatkan Miranda harus terburu-buru menuju ke arah dapur.

“Dasar, wanita lusuh!” ejek Kelvin ketika melihat Miranda sudah berlalu.

Sesampainya diluar kamar tidur, Miranda merasa bingung. Ia belum mengetahui mengenai beberapa ruangan yang ada dirumah sebesar dan seluar ini. Untungnya, saat Miranda kebingungan datanglah Bily yang dengan ramah menyapa menantunya. “Wah... Pagi sekali kamu bangun” ujar pria paruh baya yang bernama Bily.

Bily merupakan ayah mertua Miranda dan Miranda pun dengan malu-malu mencoba menanyakan dimana arah dapur? Dengan ramah Bily menunjukkan ke arah utara. Miranda pun berterimakasih kepada ayah mertuanya tersebut lalu ia segera menuju ke arah dapur.

Sesampainya di dapur, Miranda mulai membuka kulkas dan betapa terkejutnya Miranda saat isi dalam melihat kulkas tersebut sudah di penuhi dengan bahan-bahan untuk memasak. Ada banyak sekali yang sudah tersedia seperti sayur, terong, daging sapi dan lain sebagainya.

“Baru pertama kali aku melihat isi kulkas sudah penuh dengan bahan baku masakan” gumam Miranda dengan tersenyum. Miranda yang lumayan pintar memasak memutuskan untuk membuat nasi goreng saja.

Sementara itu, Mira datang ke kamar tidur Kelvin dan berniat untuk melihat menantunya. Namun, ia terkejut saat Miranda tidak ada ditempat tidur. Sedangkan Kelvin asyik menyisir rambutnya sambil menatap bayangannya sendiri ke cermin besar. Mira yang sudah hafal dengan kelakuan putranya itu tentu selalu berpikiran buruk terhadap Kelvin. Ia hanya takut bila putranya menindas Miranda.

“Kelvin!” teriak Mira dengan tegas. Sementara Kelvin menolehkan kepalanya dan bertanya, “Ada apa Bu?”

“Miranda dimana? Dia semalam tidur di kamar ini?” tanya Miranda dengan khawatir.

“Iya. Enak saja tidur dengan gratis dikamar aku. Sudah untung aku beri tumpangan gratis” ujar Kelvin.

Mira terkejut mendengar perkataan putranya hingga penyakit jantungnya hampir saja kambuh akibat ulah putranya tersebut. Mira menanyakan keberadaan Miranda lalu Kelvin menjawab dengan mengatakan bahwa Miranda tengah membuatkannya sarapan pagi. Mira pun segera menuju ke arah dapur dan benar saja ia melihat Miranda tengah sibuk memasak.

Bau masakannya Miranda sampai tercium juga di hidung Mira. “Mira, kamukah itu?” tanya Mira untuk sekedar memastikan saja.

Miranda menoleh dan tersenyum manis, “Iya Ibu. Ini aku Miranda” ujarnya. Mira langsung masuk ke dapur dan melihat Miranda tengah menggoreng nasi goreng. Ia pun berkata, “Wah... Kayaknya enak” ujar Mira.

Miranda tertawa kecil lalu mengatakan bahwa ia buatkan untuk suami, dirinya dan juga kedua mertuanya. Mira sangat senang karena dimasakin nasi goreng oleh menantunya. Seumur-umur hanya pembantu saja yang memasak untuk keluarga mereka.

“Ibu tunggu di meja makan biar aku yang bawakan masakanku ini ke meja makan” ujar Miranda dengan lembut.

“Tidak. Aku ingin membantu kamu” ujar Mira.

Mertua dan menantu tersebut terlihat begitu akur. Mereka dengan cepat membawa makanan tersebut ke meja makan. Suami Mira melihat sang istri dan juga menantunya sama-sama kompak dan Bily pun merasa terharu.

“Cepat sekali mertua dan menantu sedekat ini” celoteh Bily pada mereka.

Miranda hanya tersenyum malu sedangkan Mira berkata bahwa ia bisa akrab dengan perempuan yang baik-baik. Lalu, Miranda pun menawarkan makanan kepada Bily dan mereka bertiga berjalan menuju ke meja makan. Miranda mengingat Kelvin dan berniat melapor pada suaminya.

“Ayah, Ibu. Miranda izin ke kamar tidur dulu mau ngasih tahu Kelvin kalau nasi gorengnya sudah jadi” ujar Miranda lembut.

Mereka pun mengizinkan Miranda dan dengan cepat Miranda menuju ke kamar tidur Kelvin. Ia ingin memanggil suaminya agar ikut makan di ruang tamu. Namun saat di kamar tidur ia sudah tidak melihat batang hidung suaminya.

“Loh... Kemana dia?” gumam Miranda kebingungan sendiri.

Karena tidak ada Kelvin, Miranda pun kembali ke meja makan. Sampai di sana, Mira menanyakan keberadaan Kelvin. Dengan cepat Miranda pun bercerita. Terlihat, raut wajah Mira begitu kesal dan seperti sudah terbiasa meladeni Kelvin yang suka menghilang secara tiba-tiba. Suami Mira juga terlihat kesal namun lebih tenang ketimbang Mira. Dia juga menyuruh Miranda untuk duduk dan makan bersama tanpa memperdulikan hilangnya Kelvin di rumah.

“Apa Kelvin memang seperti ini setiap hari pada orang tuanya?” gumam Miranda dari dalam hati sambil melahap nasi goreng buatannya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status