Share

Ketulusan Hati  Istri Yang Tersakiti
Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti
Penulis: Piki

Perjodohan Yang Menyakitkan

“Aku tidak mau menikah sama lelaki yang tidak aku cintai!!!” teriak seorang Wanita cantik yang sedang menangis.

“Miranda, kamu seharusnya senang direstui sama kedua orang tuanya. Kamu tahu? Mereka sudah sangat berjasa pada kita! Ibu yang bekerja disana sebagai pembantu dan majikan Ibu sangat menghormati Ibu. Jadi, apa salahnya kita membalas kebaikan mereka dengan menyerahkan kamu sebagai menantunya?” Ibu Miranda Terlihat begitu sedih saat Miranda menolak tawaran tersebut.

“Tapi kenapa harus Miranda yang Ibu korbankan? Lagian Aku juga sudah memiliki pasangan yang sangat aku cintai hiks” Isak tangis Miranda semakin menjadi-jadi ia tidak bisa membayangkan jika harus berpisah kepada Cleo kekasih hatinya.

“Ibu mohon... Tolong terima permintaan Ibu. Kamu juga harus melihat Ayah kamu yang terbaring lemah di rumah sakit! kamu lihat? Orang miskin seperti kita tidak mungkin bisa berada di rumah sakit selama berhari-hari! Biaya nya sangat mahal! Untung saja majikan Ibu mau membayarkan biaya rumah sakit dan pengobatan ayahmu dengan lunas” ujar Desi yang melihat jasa-jasa majikannya.

Miranda membayangkan bagaimana dirinya melihat sang ayah sakit-sakitan. Menahan rasa sakit dan kelaparan akibat tidak mempunyai uang sepeserpun. Miranda sangat menyayangi kedua orang tuanya dan tidak mau kehilangan sang ayah tercinta. Dengan berberat hati, Miranda pun menyetujui perjodohan tersebut.

Desi menghampiri Miranda dan memeluk putri sematang wayangnya dengan erat. Miranda juga merasa sesak dan tidak kuasa harus menerima takdir yang sangat kejam seperti ini. Desi membisikkan sesuatu kepada Miranda, “Cepat putuskan hubunganmu dengan Cleo dan cepat bawa semua barang-barang kamu ke rumah ini”

“Ibu... Bolehkah aku menghabiskan waktu bersama Cleo beberapa hari saja? Tidak sanggup rasanya bila aku pergi mendadak seperti ini” pinta Miranda dengan sedih.

Desi berpikir sejenak lalu Miranda kembali memohon agar ibunya mau memberikan waktu. Desi pun mengangguk dan berkata, “Ibu kasih kamu waktu satu hari. Lewat dari itu... Siap ataupun belum siap kamu harus pulang dengan sudah membawa semua barang-barangmu!”

“I... Iya Ibu. Miranda janji akan menuruti permintaan Ibu” ujar Miranda.

Sementara itu, Cleo sedang berkunjung ke toko Bunga. Ia sangat tahu bahwa Miranda begitu menyukai bunga. Ia pun turun dari motornya dan segera menghampiri beberapa bunga yang terpajang dengan rapih.

Matanya tertuju dengan bunga matahari yang sangat cerah seperti Miranda yang menghangatkan hatinya selama ini. “Bunga matahari ini pasti sangat disukai oleh Miranda. Aku akan membelikan bunga untuknya” gumam Cleo dari dalam hati.

Miranda yang sudah sampai di rumah Cleo hanya bisa berjalan pasrah hingga sampai di depan pintu. Tangannya mulai mengetuk pintu namun tidak kunjung ada jawaban.

“Apa Cleo tidak ada didalam rumah?” gumam Miranda.

Menyadari tidak ada siapapun disana, Miranda memutuskan untuk menunggu Cleo di teras rumah Cleo.

Sementara itu, Cleo sudah membeli satu buket bunga yang sangat cantik. Cleo berharap bahwa Miranda pasti akan menyukainya. Sesampainya di rumah, Cleo sudah mendapati Miranda duduk termenung di teras rumahnya. Miranda juga melihat kedatangan Cleo, hanya saja Miranda seperti tidak memiliki tenaga.

“Hai, kekasih hatiku” sapa Cleo dengan penuh semangat ketika ia sudah selesai memakirkan motor kesayangannya itu dan berjalan kearah Miranda.

Saat Cleo sudah dekat dengan Miranda, tiba-tiba saja kakinya keseleo hingga hampir membuatnya jatuh dan menimpa Miranda. Miranda yang terkejut sontak menghindar beberapa langkah dari hadapan Cleo. Namun, setelah itu Miranda kembali mendekati Cleo bahkan ia menjadi khawatir.

“Kamu tidak apa-apa?” tanya Miranda pada sang kekasih hati.

“He he tidak apa-apa” kekeh Cleo.

“Syukurlah kalau kamu baik-baik saja” ujar Miranda.

Tidak ingin menyiakan waktu, Cleo pun menunjukkan bunga itu tepat di wajah Miranda. Wajah yang lembut dan cantik sangat selaras dengan bunga yang kini ada didepannya.

“Jaga bunga ini seperti kamu menjaga hatimu untukku” ujar Cleo. Mendengar hal itu, air mata Miranda tidak dapat dibendung lagi dan kini Miranda menangis dihadapan Cleo.

“Kamu kenapa? Terharu sampai segitunya he he” tawa Cleo yang menganggap Miranda terharu karena telah dibelikan bunga untuknya.

“Terimakasih atas bunganya” ujar Miranda yang kemudian memeluk tubuh Cleo dengan sangat erat.

“Waduh kamu pasti kangen berat sama aku he he” ujar Cleo yang merasa penuh percaya diri. Miranda tidak enak hati bila besok harus meninggalkan Cleo. Hatinya benar-benar tidak ikhlas jika berpisah dengan orang yang sangat ia cintai.

“Sayang, maafkan aku bila aku ada salah sama kamu. Percayalah... Bahwa kamu adalah lelaki satu-satunya di hati aku” ujar Miranda sambil mengusap air matanya.

Cleo merangkulnya dan mengajak Miranda untuk masuk ke dalam rumah. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Miranda sudah membereskan semua barang-barang miliknya. Cleo yang baru bangun melihat Miranda yang terlihat begitu sibuk. Lalu ia pun bertanya, “Kamu lagi ngapain pagi-pagi seperti ini sudah bersih-bersih?” tanya Cleo.

Miranda terdiam dan langsung meraih tas dengan ukuran besar. Miranda tersenyum kearah Cleo dengan berulang kali menghela nafasnya agar ia bisa menceritakan apa yang sedang Miranda alami. Sementara Cleo masih termenung seakan belum terpikirkan apa-apa.

“Sayang, maafkan aku” ujar Miranda dengan kepala tertunduk. Cleo yang tadinya masih duduk di atas kasur kini mulai beranjak dari tempat tidur dan menghampiri Miranda.

“Kamu ada masalah?” tanya Cleo dengan serius.

Miranda menangis sejadi-jadinya dan memeluk Cleo dengan sangat erat. “Maafkan aku Sayang... Aku dipaksa untuk menikah dengan pria lain oleh orang tuaku. Aku harus membalas kebaikan majikan Ibuku dengan ikhlas menikah dengan putra majikan Ibuku hiks”

DEG

Bagaikan tersambar petir kini yang dirasakan oleh Cleo. Bagaimana mungkin, wanita cantik yang ada dihadapannya ini dan yang ia cintai sepenuh hati akan segera dinikahi oleh pria lain. Tidak mungkin rasanya Cleo ikhlas melepaskan Miranda dari pelukannya. Cleo menggelengkan kepalanya dan meminta Miranda agar tidak meninggalkan dirinya. Hingga Cleo berlutut di kaki Miranda agar Miranda tidak pergi dari hidupnya.

“Aku tidak ingin kamu meninggalkan aku begitu saja. Aku sangat mencintaimu Sayang... Tidak ada wanita yang bisa menggantikan posisi kamu didalam hatiku ini” ujar Cleo sembari menangis di kaki Miranda.

Miranda ingin memeluk Cleo namun keburu ada seseorang yang menerobos masuk kedalam rumah itu! Desi datang dan melihat pemandangan drama didepan matanya. Dengan cepat ia menghampiri putrinya dan menghempaskan tubuh Cleo dari kaki Miranda.

“Jangan dekat-dekat dengan calon istri orang! Dasar kamu orang miskin tidak pantas bila bersanding dengan putri saya!!!” teriak Desi.

“Ibu.... Hiks jangan hina Cleo. Dia itu sangat mencintaiku dan begitupun juga dengan aku yang sangat mencintainya. Aku mohon batalkan perjodohan ini” pinta Miranda kepada ibunya.

PLAK

Sebuah tamparan keras mengenai pipi kanan Miranda. Desi benar-benar kasar terhadap Miranda. Ditengah kasarnya Desi, ia pun berkata, “Kamu sudah berjanji pada Ibu bahwa kamu akan memutuskan hubunganmu dengan dia!!!” seru Desi sambil menunjuk kearah Cleo.

Desi meraih tas besar milik putrinya dan juga menyeret Miranda agar pergi menjauh dari Cleo. Desi juga dibantu oleh satu ajudan untuk menangani Cleo. Miranda yang di seret oleh ibunya melihat Cleo tengah berusaha mengejarnya namun ajudan tersebut malah mendaratkan beberapa pukulan kepada Cleo.

Air mata Miranda jatuh dengan rasa kasihan. Ingin rasanya menolong Cleo namun apa daya Miranda sendirinya tidak memiliki pertahanan yang kuat. Desi memaksa Miranda untuk masuk ke dalam mobil namun Miranda kembali memohon agar Cleo tidak dipukul oleh ajudan tersebut. Namun Desi menutup kedua telinganya dan mendorong paksa Miranda hingga masuk ke dalam mobil.

“Auhhh” jerit Miranda saat di dorong paksa.

Sementara ajudan tadi telah keluar dari rumah Cleo dan ia duduk dibagian pengemudi. Dari percakapan antara ibunya dan ajudan tersebut Cleo tengah pingsan gara-gara dipukul habis-habisan oleh ajudan itu. Miranda menggelengkan kepalanya sementara Desi menyuruh ajudan tersebut untuk segera membawa mereka ke rumah majikannya.

Setelah sampai di rumah majikan, kondisi sekeliling sudah banyak didatangi tamu undangan. Miranda kembali diseret oleh Desi dengan rambut Miranda yang terlihat acak-acakan. Melihat hal itu, kini menjadi pusat perhatian dari orang-orang di sana. Kelvin sebagai calon suaminya terkejut melihat Miranda dan bergumam, “Apa gembel itu yang akan menjadi istriku!” serunya dengan mata melotot.

Miranda langsung dibawa ke ruang pengantin untuk di rias. Wajahnya yang cantik dan mulus memudahkan para perias untuk meriasi wajah Miranda dengan ukuran waktu yang singkat. Setelah selesai di rias, Miranda mulai dipaksa untuk memakai pakaian kebaya. Beberapa menit kemudian, Miranda pun mulai berjalan ke ruangan yang sudah dipenuhi oleh orang-orang termasuk penghulu. Miranda duduk disamping Kelvin dan terlihat dari kedua mempelai tidak ada yang menunjukkan perasaan romantis disepanjang kegiatan tersebut.

“Saya nikahkan....”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status