“Aku tidak mau menikah sama lelaki yang tidak aku cintai!!!” teriak seorang Wanita cantik yang sedang menangis.
“Miranda, kamu seharusnya senang direstui sama kedua orang tuanya. Kamu tahu? Mereka sudah sangat berjasa pada kita! Ibu yang bekerja disana sebagai pembantu dan majikan Ibu sangat menghormati Ibu. Jadi, apa salahnya kita membalas kebaikan mereka dengan menyerahkan kamu sebagai menantunya?” Ibu Miranda Terlihat begitu sedih saat Miranda menolak tawaran tersebut.“Tapi kenapa harus Miranda yang Ibu korbankan? Lagian Aku juga sudah memiliki pasangan yang sangat aku cintai hiks” Isak tangis Miranda semakin menjadi-jadi ia tidak bisa membayangkan jika harus berpisah kepada Cleo kekasih hatinya.“Ibu mohon... Tolong terima permintaan Ibu. Kamu juga harus melihat Ayah kamu yang terbaring lemah di rumah sakit! kamu lihat? Orang miskin seperti kita tidak mungkin bisa berada di rumah sakit selama berhari-hari! Biaya nya sangat mahal! Untung saja majikan Ibu mau membayarkan biaya rumah sakit dan pengobatan ayahmu dengan lunas” ujar Desi yang melihat jasa-jasa majikannya.Miranda membayangkan bagaimana dirinya melihat sang ayah sakit-sakitan. Menahan rasa sakit dan kelaparan akibat tidak mempunyai uang sepeserpun. Miranda sangat menyayangi kedua orang tuanya dan tidak mau kehilangan sang ayah tercinta. Dengan berberat hati, Miranda pun menyetujui perjodohan tersebut.Desi menghampiri Miranda dan memeluk putri sematang wayangnya dengan erat. Miranda juga merasa sesak dan tidak kuasa harus menerima takdir yang sangat kejam seperti ini. Desi membisikkan sesuatu kepada Miranda, “Cepat putuskan hubunganmu dengan Cleo dan cepat bawa semua barang-barang kamu ke rumah ini”“Ibu... Bolehkah aku menghabiskan waktu bersama Cleo beberapa hari saja? Tidak sanggup rasanya bila aku pergi mendadak seperti ini” pinta Miranda dengan sedih.Desi berpikir sejenak lalu Miranda kembali memohon agar ibunya mau memberikan waktu. Desi pun mengangguk dan berkata, “Ibu kasih kamu waktu satu hari. Lewat dari itu... Siap ataupun belum siap kamu harus pulang dengan sudah membawa semua barang-barangmu!”“I... Iya Ibu. Miranda janji akan menuruti permintaan Ibu” ujar Miranda.Sementara itu, Cleo sedang berkunjung ke toko Bunga. Ia sangat tahu bahwa Miranda begitu menyukai bunga. Ia pun turun dari motornya dan segera menghampiri beberapa bunga yang terpajang dengan rapih.Matanya tertuju dengan bunga matahari yang sangat cerah seperti Miranda yang menghangatkan hatinya selama ini. “Bunga matahari ini pasti sangat disukai oleh Miranda. Aku akan membelikan bunga untuknya” gumam Cleo dari dalam hati.Miranda yang sudah sampai di rumah Cleo hanya bisa berjalan pasrah hingga sampai di depan pintu. Tangannya mulai mengetuk pintu namun tidak kunjung ada jawaban.“Apa Cleo tidak ada didalam rumah?” gumam Miranda.Menyadari tidak ada siapapun disana, Miranda memutuskan untuk menunggu Cleo di teras rumah Cleo.Sementara itu, Cleo sudah membeli satu buket bunga yang sangat cantik. Cleo berharap bahwa Miranda pasti akan menyukainya. Sesampainya di rumah, Cleo sudah mendapati Miranda duduk termenung di teras rumahnya. Miranda juga melihat kedatangan Cleo, hanya saja Miranda seperti tidak memiliki tenaga.“Hai, kekasih hatiku” sapa Cleo dengan penuh semangat ketika ia sudah selesai memakirkan motor kesayangannya itu dan berjalan kearah Miranda.Saat Cleo sudah dekat dengan Miranda, tiba-tiba saja kakinya keseleo hingga hampir membuatnya jatuh dan menimpa Miranda. Miranda yang terkejut sontak menghindar beberapa langkah dari hadapan Cleo. Namun, setelah itu Miranda kembali mendekati Cleo bahkan ia menjadi khawatir.“Kamu tidak apa-apa?” tanya Miranda pada sang kekasih hati.“He he tidak apa-apa” kekeh Cleo.“Syukurlah kalau kamu baik-baik saja” ujar Miranda.Tidak ingin menyiakan waktu, Cleo pun menunjukkan bunga itu tepat di wajah Miranda. Wajah yang lembut dan cantik sangat selaras dengan bunga yang kini ada didepannya.“Jaga bunga ini seperti kamu menjaga hatimu untukku” ujar Cleo. Mendengar hal itu, air mata Miranda tidak dapat dibendung lagi dan kini Miranda menangis dihadapan Cleo.“Kamu kenapa? Terharu sampai segitunya he he” tawa Cleo yang menganggap Miranda terharu karena telah dibelikan bunga untuknya.“Terimakasih atas bunganya” ujar Miranda yang kemudian memeluk tubuh Cleo dengan sangat erat.“Waduh kamu pasti kangen berat sama aku he he” ujar Cleo yang merasa penuh percaya diri. Miranda tidak enak hati bila besok harus meninggalkan Cleo. Hatinya benar-benar tidak ikhlas jika berpisah dengan orang yang sangat ia cintai.“Sayang, maafkan aku bila aku ada salah sama kamu. Percayalah... Bahwa kamu adalah lelaki satu-satunya di hati aku” ujar Miranda sambil mengusap air matanya.Cleo merangkulnya dan mengajak Miranda untuk masuk ke dalam rumah. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Miranda sudah membereskan semua barang-barang miliknya. Cleo yang baru bangun melihat Miranda yang terlihat begitu sibuk. Lalu ia pun bertanya, “Kamu lagi ngapain pagi-pagi seperti ini sudah bersih-bersih?” tanya Cleo.Miranda terdiam dan langsung meraih tas dengan ukuran besar. Miranda tersenyum kearah Cleo dengan berulang kali menghela nafasnya agar ia bisa menceritakan apa yang sedang Miranda alami. Sementara Cleo masih termenung seakan belum terpikirkan apa-apa.“Sayang, maafkan aku” ujar Miranda dengan kepala tertunduk. Cleo yang tadinya masih duduk di atas kasur kini mulai beranjak dari tempat tidur dan menghampiri Miranda.“Kamu ada masalah?” tanya Cleo dengan serius.Miranda menangis sejadi-jadinya dan memeluk Cleo dengan sangat erat. “Maafkan aku Sayang... Aku dipaksa untuk menikah dengan pria lain oleh orang tuaku. Aku harus membalas kebaikan majikan Ibuku dengan ikhlas menikah dengan putra majikan Ibuku hiks”DEGBagaikan tersambar petir kini yang dirasakan oleh Cleo. Bagaimana mungkin, wanita cantik yang ada dihadapannya ini dan yang ia cintai sepenuh hati akan segera dinikahi oleh pria lain. Tidak mungkin rasanya Cleo ikhlas melepaskan Miranda dari pelukannya. Cleo menggelengkan kepalanya dan meminta Miranda agar tidak meninggalkan dirinya. Hingga Cleo berlutut di kaki Miranda agar Miranda tidak pergi dari hidupnya.“Aku tidak ingin kamu meninggalkan aku begitu saja. Aku sangat mencintaimu Sayang... Tidak ada wanita yang bisa menggantikan posisi kamu didalam hatiku ini” ujar Cleo sembari menangis di kaki Miranda.Miranda ingin memeluk Cleo namun keburu ada seseorang yang menerobos masuk kedalam rumah itu! Desi datang dan melihat pemandangan drama didepan matanya. Dengan cepat ia menghampiri putrinya dan menghempaskan tubuh Cleo dari kaki Miranda.“Jangan dekat-dekat dengan calon istri orang! Dasar kamu orang miskin tidak pantas bila bersanding dengan putri saya!!!” teriak Desi.“Ibu.... Hiks jangan hina Cleo. Dia itu sangat mencintaiku dan begitupun juga dengan aku yang sangat mencintainya. Aku mohon batalkan perjodohan ini” pinta Miranda kepada ibunya.PLAKSebuah tamparan keras mengenai pipi kanan Miranda. Desi benar-benar kasar terhadap Miranda. Ditengah kasarnya Desi, ia pun berkata, “Kamu sudah berjanji pada Ibu bahwa kamu akan memutuskan hubunganmu dengan dia!!!” seru Desi sambil menunjuk kearah Cleo.Desi meraih tas besar milik putrinya dan juga menyeret Miranda agar pergi menjauh dari Cleo. Desi juga dibantu oleh satu ajudan untuk menangani Cleo. Miranda yang di seret oleh ibunya melihat Cleo tengah berusaha mengejarnya namun ajudan tersebut malah mendaratkan beberapa pukulan kepada Cleo.Air mata Miranda jatuh dengan rasa kasihan. Ingin rasanya menolong Cleo namun apa daya Miranda sendirinya tidak memiliki pertahanan yang kuat. Desi memaksa Miranda untuk masuk ke dalam mobil namun Miranda kembali memohon agar Cleo tidak dipukul oleh ajudan tersebut. Namun Desi menutup kedua telinganya dan mendorong paksa Miranda hingga masuk ke dalam mobil.“Auhhh” jerit Miranda saat di dorong paksa.Sementara ajudan tadi telah keluar dari rumah Cleo dan ia duduk dibagian pengemudi. Dari percakapan antara ibunya dan ajudan tersebut Cleo tengah pingsan gara-gara dipukul habis-habisan oleh ajudan itu. Miranda menggelengkan kepalanya sementara Desi menyuruh ajudan tersebut untuk segera membawa mereka ke rumah majikannya.Setelah sampai di rumah majikan, kondisi sekeliling sudah banyak didatangi tamu undangan. Miranda kembali diseret oleh Desi dengan rambut Miranda yang terlihat acak-acakan. Melihat hal itu, kini menjadi pusat perhatian dari orang-orang di sana. Kelvin sebagai calon suaminya terkejut melihat Miranda dan bergumam, “Apa gembel itu yang akan menjadi istriku!” serunya dengan mata melotot.Miranda langsung dibawa ke ruang pengantin untuk di rias. Wajahnya yang cantik dan mulus memudahkan para perias untuk meriasi wajah Miranda dengan ukuran waktu yang singkat. Setelah selesai di rias, Miranda mulai dipaksa untuk memakai pakaian kebaya. Beberapa menit kemudian, Miranda pun mulai berjalan ke ruangan yang sudah dipenuhi oleh orang-orang termasuk penghulu. Miranda duduk disamping Kelvin dan terlihat dari kedua mempelai tidak ada yang menunjukkan perasaan romantis disepanjang kegiatan tersebut.“Saya nikahkan....”“Ngapain kamu duduk di tempat tidur saya!” teriak Kelvin kepada Miranda.“Ma... Maaf aku tidak tahu jika tempat tidur ini tidak boleh aku duduki” ujar Miranda dengan tertunduk.“Ah! Mimpi apa aku semalam? Bisa-bisanya mendapatkan kesialan seperti ini!” gerutu Kelvin dengan mata memerah.Miranda merasa ketakutan saat melihat wajah Kelvin yang terlihat seperti monster. Jantungnya juga berdebar kencang karena takut bila lelaki dihadapannya itu akan melakukan malam pertama bersamanya. Kelvin menyuruh Miranda untuk minggir dari tempat tidurnya dan menyuruh Miranda untuk tidur di karpet bawah. Dengan cepat Miranda menuruti perintah dari suaminya. Sementara Kelvin berjalan kearah pintu dan menutupnya. Setelah dipastikan pintu sudah terkunci, Kelvin mulai membalikkan badannya dan menghampiri tempat tidur. Rasa canggung kini sedang menyelimuti hati Miranda. Namun, ia juga bersyukur karena tidak satu ranjang dengan Kelvin. Tidak lama kemudian, suara ketukan pintu pun mulai terdengar. Kelvin men
Kelvin datang ke tempat yang selalu ia kunjungi dikala gabut. Beberapa kenalannya menyapa Kelvin dan mereka mengajak Kelvin untuk menikmati minuman keras sambil mendengarkan musik dugem. Yah, di tempat diskotik adalah pilihan yang tepat bagi beberapa kaum muda dan dewasa.“Bro... Aku dengar kamu sudah menikah?” tanya Alex.“Ah, persetan dengan pernikahan!” seru Kelvin dengan sinis. “Lalu bagaimana dengan si Yunita? Apa dia sudah mengetahui kalau kamu sudah menikah?” tanya Alex kembali.“Sudahlah... Lupakan soal wanita! Aku kesini mau bersenang-senang dengan minum dan berjoget bukan membahas percintaan!!!!” seru Kelvin dengan nada keras, seakan ia tidak ingin membahas itu.Disisi lain, Desi yang kini sudah selesai menjadi pembantu di rumah Mira memutuskan untuk berjualan sembako. Modal sembako itu pun ia dapatkan dari sang majikannya. Desi benar-benar merasa diuntungkan ketika Miranda sudah menjadi bagian dari mereka. Beberapa tetangganya merasa penasaran dengan kehidupan Mira yang ki
Hari ini Kelvin mengajak Miranda untuk pergi ke sebuah supermarket. Miranda yang diajak suaminya tentu merasa senang karena baginya ini kesempatan yang cocok untuk mencoba mendekatkan diri secara interpersonal kepada Kelvin. Padahal, alasan yang sebenarnya Kelvin mengajak Miranda berbelanja adalah karena ingin mencari nama pada kedua orang tuanya.“Ayah, Ibu. Aku sama Kelvin mau ke supermarket dulu” ujar Miranda pada kedua mertuanya. Mereka terlihat begitu menyayangi Miranda namun berbeda halnya dengan Kelvin yang merasa terancam pada kehadiran Miranda.“Kalau tidak mencari perhatian orang tuaku, aku tidak akan sudi satu mobil sama dia!” gumamnya.Sesampainya di supermarket, Kelvin tiba-tiba saja ingin buang air kecil lalu ia menyuruh Miranda untuk menunggunya di parkiran. Miranda mengangguk sementara Kelvin mencari kamar mandi. Saat Kelvin sudah tidak ada entah mengapa Miranda kembali dipertemukan dengan mantan kekasih hati.Cleo lebih dulu melihat Miranda dan menyapa Miranda dengan h
Suami Mira datang ke rumah dengan tergesa-gesa. Ia memanggil istrinya secara berulang kali. Mira yang tengah memasak bersama Miranda mencoba menghampiri suaminya. “ada apa Sayang kok kelihatannya gawat sekali?” tanya Mira kepada Bily.“Bu, ayo kita segera menuju ke kantor. Ada hal yang ingin Ayah tunjukkan pada Ibu” ujar Bily.“Iya. Tapi aku mengganti pakaian dulu” ujar Mira.“Tidak perlu... Ayo sekarang juga ikut aku” ujar Bily.Miranda yang baru saja selesai memasak mencoba menawarkan masakannya tersebut kepada kedua mertuanya. Namun, saat keluar dari dapur Miranda sudah tidak melihat kedua mertuanya. Hanya terdengar suara mobil yang berasal dari mobil ayah mertuanya.“Ada apa ya... Kok buru-buru seperti itu? Padahal aku baru saja selesai memasak SOP” ujar Miranda heran.Kondisi jalan raya yang banyak pengendara baik mobil maupun sepeda motor ditambah ayah mertua Miranda mengendarai mobilnya dengan kecepatan kencang. Membuat hati Mira gelisah tidak karuan. Sesekali Mira mewanti-wanti
Di part sebelumnya Miranda dan Kelvin tengah berada di pemakaman. Disana Kelvin mengatakan bahwa Miranda yang menyebabkan kematian pada kedua orang tuanya tersebut. Miranda sedih dan hanya bisa menangis semetara Kelvin pergi meninggalkan Miranda yang sangat terpukul.Sambil menatap Kelvin yang kian menjauh, Miranda pun bergumam, “Mengapa aku yang disalahkan hiks” Dalam kondisi kacau Kelvin pun mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan tinggi hingga hampir saja mencelakakan dirinya sendiri. Untungnya takdir berkata lain dan Kelvin pun selamat. Beberapa orang menolong Kelvin dan membawanya ke pinggir jalan. Walaupun ia merasa perih di pergelangan tangannya karena luka. Namun demikian, luka seperti itu tidak sebanding dengan kekesalannya pada Miranda yang luar biasa. “Maaf Bang, saya tidak melihat Abang” ujar pria yang menyebabkan Kelvin terjatuh dari sepeda motor.“Santai saja, saya tidak apa-apa” ujar Kelvin yang mulai naik ke atas sepeda motornya.“Sekali lagi saya minta maaf Bang
Hari yang cerah seakan menambah semangat baru. Tak terkecuali bagi Miranda, ia mencoba untuk mengikhlaskan masalah yang terjadi belakangan ini. Senyuman tulus kini memancarkan kecantikan alaminya. Sambil mencuci sayur-sayuran yang baru saja ia beli di pasar. Padahal, kini ia telah menjadi nyonya namun kesederhanaan Miranda memang jarang ditemui oleh wanita-wanita pada umumnya.Dari arah pintu, Yunita menyilangkan kedua tangannya dan memandangi Miranda dari arah belakang. Yunita berjalan mendekat kearahnya dan menyapa Miranda. “Hai, kamu lagi ngapain?” tanya Yunita. Miranda tersenyum dan berkata, “Aku lagi nyuci sayuran” Terlihat, Yunita tersenyum namun seakan ada hal yang ia pikirkan dibalik senyuman itu. Yunita pun mengatakan bahwa ia tidak ingin mengganggu Miranda dan memutuskan pergi ke luar dapur. Sementara Miranda tetap melanjutkan aktivitasnya. Sebenarnya, Yunita tidak benar-benar pergi menjauh. Ia malah mengintip dibalik pintu dengan memikirkan rencana yang terlintas di pikiran
Desi menghitung penjualan dagangannya dengan sangat hati-hati. Uang yang ia hitung kurang lebih jumlahnya mencapai jutaan. Seperti biasa, sebagian uangnya ia simpan ke dalam celengan ayam yang ia simpan di bawa meja dagangan. Dirasa ingin semakin makmur, Desi pun berniat untuk mengunjungi putrinya yang beberapa hari hilang kontak dengan dirinya. Disaat tengah sibuk menghitung uang, datanglah ibu Ima selaku ibu RT di desa tempat Desi tinggal. Melihat kedatangan ibu Ima, Desi pun dengan ramah menyapanya. “Eh... Ada Bu RT” sapa Desi. Dia menuntun Ima untuk duduk di kursi plastik yang baru saja ia ambil di bawah meja dan ditaruh dekat dengan tempat duduknya.“Mau beli apa ya Bu RT?” tanya Desi. ia sangat yakin Ima akan membeli dagangannya.“Begini, Bu Desi. Suami saya ingin mengadakan rapat. Yah... Ibu Desi tahu sendiri kan bahwa sebentar lagi jabatan suami saya akan berakhir” ujar Ima.Desi semakin kegirangan ketika ia diberikan sebuah amplop entah berisi apa. Kata Ima, amplop itu untuk
Sesuai dengan janjinya, Desi telah mengumpulkan beberapa warga ke rumah Ima. Sampai disana, Ima dan suaminya keluar dari dalam rumah dan menyambut kedatangan Desi, dkk dengan ramah. Ima menuntun mereka untuk duduk di teras rumah dengan halaman yang cukup menampung mereka. Ima juga meminta pembantunya untuk membagikan beberapa bingkisan kepada para warga yang sudah datang di tempat.“Kalau urusan bingkisan, paling aku suka!” gumam Desi dengan kegirangan.Tepat pada gilirannya, bingkisan dua kali lipat diberikan pada desi. Dengan alasan bahwa Desi telah menjadi pendorong para warga untuk datang ke rumah pak RT dan Bu RT. Satu bungkus bingkisan berisi beberapa kebutuhan lauk seperti beberapa mie sedap goreng, beras lima kilogram, minyak goreng dua puluh liter, telur, tepung terigu hingga beberapa kebutuhan lainnya.“Untuk pencoblosannya tanggal berapa ya Bu RT?” tanya Desi.“Pertanyaan yang bagus sekali! Baik, untuk tanggal pencoblosannya akan dilaksanakan dua minggu lagi dan saya berhar