Share

Bab 58

"Semuanya sudah terlambat Mas! Maaf aku akan tetap melanjutkan gugatan cerai, sebaiknya Mas bersiap, sampai ketemu di pengadilan Mas!" ucapku mantap.

Mas Yudi tampak menggelengkan kepalanya, perlahan ia lepaskan genggaman tangannya.

"Sudah jelas kan Yudi? Niat Sintya sudah bulat," ucap Ayah yang tengah memperhatikan kami.

"Ayah!" suara Rizki membuat pandangan kami beralih ke arahnya yang tengah berlari ke arah kami.

"Rizki! Maafkan Ayah ya Nak!" Mas Yudi menyambut hangat, dan mendekap erat tubuh kecilnya.

Rizki hanya mengangguk, entah ia paham atau tidak perkataan maaf yang di maksud ayahnya.

"Ayah Ayo kota makan sama-sama! Sama Mbah Kakung, sama Bulek Nuri juga," ucap anakku pada ayahnya.

Mas Yudi mengangguk, akhirnya kami semua duduk dan sarapan bersama, Suasana di meja makan hening, tak ada yang bersuara, hanya ada suara dentingan sendok dan piring yang terdengar bersahutan.

"Mah hari ini aku berangkat ke Bimba di antar sama Ayah boleh nggak?" ucapnya tiba-tiba saat baru saja sele
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status