Share

#5-sudut sekolah

Hanya sebentar, namun menyisakan banyak luka, banyak air mata, kenangan disetiap sudut nya saling berbicara. Bagaimana mungkin mereka berpisah? Apakah tidak ada jalan lain selain menyerah? Tidak ada yang tahu apa yang terjadi dibalik kaca itu, terlihat cantik dari luar namun retak dari dalam. Bukan inginku untuk berpisah, apalagi untuk berlama-lama jauh dari mu, aku tidak tahu bagaimana rasamu padaku saat itu, apakah masih ada rasa cinta atau tidak. Aku hanya ingin memastikan bahwa kau tahu, aku masih sangat mencintaimu, bahkan untuk waktu yang lama, aku mencintai seseorang yang aku tidak tahu apakah dia masih mencintaiku atau tidak, apakah dia masih memikirkan ku, apakah dia masih mengingat tentang waktu singkat yang telah kami habiskan bersama di masa lalu. 

Setiap sudut sekolah yang ku lewati, aku mengingat tentang bagaimana kita berbicara sambil sesekali tertawa, bagaimana cara kamu telah memenangkan hatiku. Rasanya baru kemarin kamu mengungkapkan rasa cintamu padaku, sekarang sudah 5 tahun, 5 tahun kamu telah pergi dan memilih untuk meninggalkan ku. 

Aku tidak tahu apa yang sedang kamu fikirkan pada saat itu, ketika kamu mengucapkan kata perpisahan dan memilih pergi dari kehidupan ku. Aneh memang ketika rasamu dan rasaku sudah berubah. Mungkin Perasaanku tak terlihat karena aku pandai menyimpan rasa, tapi bagaimana dengan perasaan mu? Bahkan kamu tak mau menyapaku ketika kita tak sengaja bertemu, salahku dimana? Tapi yasudah lah, masalalu adalah tempat kita untuk belajar bagaimana caranya menghargai perasaan orang lain. 

Setiap sudut sekolah memiliki kenangan mungkin kenangan bersamamu dan mungkin juga dengan orang lain. 

Aku berdiri di sudut ruangan kelas, mencari tasku yang hilang entah kemana, aku bahkan sudah memutari ruangan kelas itu, tapi tak juga ketemu, siapapun yang sudah menyembunyikan tas ku itu, akan ku patahkan leher nya sampai ke tulang tulang nya, ucapkan dalam hati sambil terus mencari tas ku. Arkan datang ketika melihat ku sedang mencari sesuatu. "Kamu nyari apa? "  

'Lagi nyari jodoh" ucapku asal padanya sambil terus mencari tasku. 

"jodoh kok dicari". 

sa, jodoh itu akan datang dengan sendirinya, Tuhan kan udah janji bahwa setiap manusia itu hidup berpasangan ( balas nya padaku sambil menorehkan senyum di wajahnya) aku seriusan nanya nih, kamu nyariin apa sih? "

Aku masih tidak menghiraukan nya dan bahkan meninggalkan nya, karena menurutku tas itu lebih berharga daripada ocehan nya itu, sebab kalau seandainya tas itu tidak ketemu, otomatis aku harus mengerjakan ulang semua catatan-catatan yang ada di dalam tas itu, kebayang ga sih gimana rasanya nulis ulang semua catatan yang udah hampir satu semester ? Rasanya tanganku ingin mengeluh. 

Arkan mengikuti dari belakang dan terus saja bertanya apa yang sedang aku cari dan apakah dia bisa membantu. Akupun menoleh ke arah nya "aku lagi nyari tas, tas itu adalah satu-satunya harapan agar aku bisa bertahan hidup untuk sekarang,"  ucapku sedikit memelas dan ada rasa ingin menangis, bagaimana tidak ingin menangis? Sebentar lagi akan ujian dan catatan penting ada di dalam tas itu. 

"Oohh tass,, ngomong dong dari tadi" (dia pun kembali ke kelas dan mengambil tas berwarna biru milikku) "nah, tadi ada yang ngegantungin di depan pintu, karena aku tau ini tasmu, jadi lebih baik aku simpan aja, tapi aku juga ga tau sih siapa pelaku nya, yang pastinya itu bukan aku ya" ucap nya sambil menyodorkan tas warna biru milik ku itu. 

Aku merasa beban ku sudah hilang, aaahhh, akhirnya tas ini ketemu juga, aku langsung memeriksa isinya dan semua nya masih tetap berada di posisi nya lalu memeluknya erat-erat agar tidak hilang lagi. 

Aku menatap Arkan,  sepersekian menit aku memandang nya dengan rasa terimakasih dan memberikan senyuman padanya dan dia pun balas memandangku dengan abis nya yang sedikit menaik ke atas, "kenapa"? Ngucapin terimakasih itu ga dosa juga kali, jadi ngapain gengsi?  

Iya iya..... Makasih Arkan, kamu baik deh, eh bukan, tapi yang terbaik, sangat-sangat terbaik (aku mengucapkan kalimat itu spontan dan dengan nada yang cukup memuaskan untuk sebuah pujian, sambil mengacungkan kedua jempol ku ke arah nya lalu memberi senyum terindah yang aku punya. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status