Share

#8-pacaran part II

Arkan terus saja berusaha membuatku nyaman, senyaman mungkin, dia membuat hari-hariku berwarna, setiap malam dia menelfon ku, hanya sekedar menanya kabarku (padahal baru siang tadi bertemu). Dan tidak lupa pula ia menanyakan kabar hatiku, apakah sudah mulai terbuka atau masih segitu saja. Aku hanya tertawa mendengar ucapan nya dari seberang sana. "aku berusaha, berusaha menjadi seseorang yang mampu membuatmu tersenyum dalam semua keadaan, membantu meringankan masalah mu jika kamu punya masalah, dan berusaha mencintai kamu, kamu yang apa adanya." ucapku pada Arkan. 

Hening sebentar, suara jangkrik terdengar jelas. Arkan pun berkata "aku akan menunggu, sampai hatimu benar-benar untukku, aku akan berusaha menjadi apa yang kamu mau, kalau kamu mau aku belajar, aku akan belajar, kalau kamu mau aku ngafalin rumus fisika, kimia, matematika, aku hafalin semuanya. Serius deh?" ucap nya padaku, aku tertawa mendengar ucapan nya itu, ada-ada saja candaan nya. 

"aku udah nerima kamu Arkan, aku nerima kamu apa adanya, aku ga butuh orang pintar yang bisa ngafalin banyak rumus, aku cuma mau kamu jadi diri kamu sendiri aja, aku ga mau terlalu ikut campur kehidupan mu, tapi aku berharap, apapun yang aku katakan, kamu mau mendengarkan aku, walau dalam keadaan apapun, itu yang aku butuhkan. Seseorang yang bisa menghargai dan mendengar setiap ocehanku. " suasana hening kembali, tak ada suara dari seberang sana, aku hanya menunggu dia untuk melanjutkan percakapan. " udah malem, kamu tidur yah, ga baik kalau begadang, nanti ga cantik lagi" ucap nya padaku sebagai penutup pembicaraan kami malam itu. 

Aku merasa sangat bahagia, ada yang mampu memberi kehangatan padaku selain keluarga ku, setelah selesai telponan aku terus saja menggenggam handphone ku sambil tersenyum senyum dan mengingat kembali bagaimana suara indah nya itu. 

Aku berharap hari esok cepat datang, agar aku bisa melihat nya dan mengobrol dengannya. Entah kenapa aku terus saja mengingat nya, atau mungkin aku sudah benar-benar jatuh cinta pada Arkan? Entah lah, aku juga merasa bingung tentang perasaanku saat ini. Mungkin aku sudah jatuh cinta padanya, dan mungkin juga aku baru menyadari kalau aku sudah mulai memiliki rasa yang berbeda terhadapnya.

Pagi itu aku sangat bersemangat pergi ke sekolah, entah setan apaa yang merasukiku, aku adalah orang pertama yang datang ke sekolah hari ini (menurutku sih begitu). Aku berkeliling sekolah, memasuki setiap kelas yang tidak terkunci, aku sudah sangat lama berjalan menyusuri kelas-kelas lain, namun bel belum saja berbunyi "capek juga yah datang lebih awal seperti ini, ga ada kawan buat diajak bicara" gumamku sambil terus melangkahkan kaki ku. 

Aku kembali ke kelas, ternyata temanku sudah ada yang datang, syukur lah aku tidak sendirian lagi, ternyata sendiri itu menyakitkan sekali. 

Bel berbunyi, kelas pun dimulai, tapi tak ada tanda-tanda bahwa Arkan akan datang, sudah masuk jam ketiga pelajaran, namun Arkan masih belum datang juga, mungkin dia sedang sakit? Tapi kan kemarin malam dia masih baik-baik saja, entahlah fikiran ku campur aduk, aku tak bisa fokus ke pelajaran hari ini, aku terus saja memikirkan nya. Ya Tuhan, apakah begini rasanya menunggu? Sakit sekali ya tuhan, sesakit jugaaa... 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status