Share

Bab 8. Kunamai Sanggar Tari Lusi

Hari itu tiba..

Setelah enam bulan berobat di rumah sakit. Aku bisa menghirup udara luar.  Angin semilir begitu ringan menyentuh tubuhku. Dengan ditemani suami dan anak – anakku, aku berjalan pasti menatap masa depan. Merekalah penolong dan pelindungku dikala kujatuh.

“Ma, sini aku bawakan tas mama.”

“Aku saja ma..”

“hu hu  gitu aja berebut. Kalau mau kalian gendong mama berani ga?” celetuk anak sulungku diikuti tawa renyah adik - adiknya.

“Mau saja aku. Tapi kalau sudah besar ha ha..” mereka pun saling berlarian diiringi cekikikan tawa seluruh keluarga. Ada – ada saja tingkah polah mereka. Inilah yang aku rindukan saat ku tinggal di rumah sakit.

Perkataan suamiku bahwa dia menyesali semua perbuatannya, membuatku merasa beruntung. Dia tidak tahu apa yang dilakukannya membuatku terluka. Dia berjanji bila aku sudah keluar dari rumah sakit, aku boleh menari lagi.

Setel

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status