Perusahaan Arya
"Kak...."
"Ada apa,aku banyak kerjaan,"ucap Arya tegas saat menerima panggilan dari Elisa.
"Aku ada di depan lobby,"
"Apa????"
"Kakak ingin aku yang naik ke atas,atau Kak Arya yang turun menemui ku?"
"TIDAK!!!"
"Baiklah,Kakak ingin aku buat keributan lagi seperti kemarin?"ucap gadis itu.
Oh,astaga Arya benar-benar bisa gila,kalau sampai gadis itu naik dan membuat keributan lagi seperti beberapa waktu lalu.
Apalagi kini perut Elisa yang sudah kelihatan membuncit,apa yang akan di pikirkan para karyawannya,jika melihat gadis itu sering bolak-balik datang kemari?
Padahal dua jam lagi ada rapat penting yang harus di pimpin oleh Arya sendiri.
Ah,sial,terpaksa ia harus turun dan menemui wanita sialan itu,agar dia tidak sampai naik dan membuat keributan lagi.
Sedangkan untuk rapat,ia serahkan semuanya pada Alex.
Elisa tersenyum menang melihat Arya yang berjalan tergesa me
Setelah di tinggalkan Arya begitu saja di depan parkiran Supermarket,Elisa sempat menangis sambil terus memaki laki_laki itu.Meski ia begitu mencintai Arya,namun tetap saja ia tidak terima di tinggalkan begitu saja,dan Arya malah lebih memilih mengejar sang istri.Apalagi sekarang Elisa dalam keadaan hamil besar,ia jadi gampang terpancing emosi dan cepat merasakan lelah.Elisa tidak menyangka jika keadaan akan berubah secepat ini.Meski begitu,Elisa sangat bahagia karena sebentar lagi ia akan segera menikah dengan Arya setelah hasil tes DNA keluar dan menyatakan bahwa bayi yang ia kandung benar_benar anak laki_laki itu.Elisa bahkan sadar bahwa nantinya ia akan menjadi istri kedua Arya,karena laki_laki itu tidak akan menceraikan istrinya dan pasti ia akan merasa selalu tersingkir.Namun lagi_lagi Elisa begitu yakin,kalau suatu saat nanti Arya akan menerimanya jika anak yang ia kandung telah lahir.Meski terkesan memaksa,Elisa tidak peduli yang terpenting ia bisa me
Roy melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju Apartemen pribadi miliknya.Setelah tiba di parkiran Apartemen,ia segera memarkirkan mobilnya dan segera ke luar menuju pintu lift.Lantai 6 menjadi tujuannya,Roy segera keluar saat pintu lift itu terbuka.Mengambil access card dari saku jasnya ia lantas masuk ke dalam Apartemen yang sudah ia tinggali selama 5 tahun belakangan ini.Sebelumnya Roy pernah tinggal di kediaman Andreas saat Elisa menetap di luar negeri,tapi kemudian laki-laki ini memilih tinggal di apartemen karena ingin belajar hidup mandiri.Roy sadar sebagai seorang yatim piatu yang tidak mempunyai siapa pun,ia harus bisa menghidupi dirinya sendiri.Terlepas dari itu semua,Tuan Andreas sebenarnya telah menganggap Roy seperti anaknya sendiri,dan memang sejak kecil laki-laki ini telah mengabdi pada keluarga Andreas.Dulu Ayah Roy sebenarnya Supir pribadi Tuan Andreas,dan saat k
Roy mengendarai mobil menuju kantor dengan sedikit tergesa-gesa,ia menarik pedal gas dengan kecepatan penuh,berharap agar ia tiba di kantor dan tidak sampai terlambat.Sial!Akibat terlalu memikirkan masalah itu,ia sampai tidak bisa tidur hingga menjelang pagi,alhasil hari ini dia harus kesiangan dan tidak sempat mengunjungi rumah kediaman Andreas.Padahal'kan kegiatan sepele itu seakan jadi penyemangatnya selama beberapa hari ini.Tiba di parkiran,ia segera memarkirkan mobil lantas keluar buru-buru menuju loby kantor.Ternyata sudah lumayan banyak karyawan yang datang pagi ini,biasanya Roy akan datang paling pagi sebelum para karyawan kantor tiba.Bergegas masuk,Roy merasa ada yang janggal saat beberapa karyawan tengah menatapnya,seakan mengintimidasi laki-laki itu yang tengah berjalan di hadapan mereka.Roy masih bersikap biasa saja,karena memang ia yakin penampilannya hari ini tidak'lah ada yang salah.Mung
Setelah membohongi atau lebih tepatnya membodohi semua karyawan kantor,termasuk Satpam yang berjaga di depan,Elisa juga berhasil membuat Roy tidak berkutik.Laki-laki itu terpaksa meninggalkan pekerjaannya hanya untuk mengantar gadis itu pergi.Semua mata menatap heran saat kedua manusia itu berjalan melewati para karyawan,tak jarang mereka terlihat berbisik satu sama lain,mengomentari penampilan si wanita yang terlihat aneh.Bagaimana tidak,Elisa menutup wajahnya menggunakan masker dan juga kaca mata hitam,tak lupa kain panjang sebagai penutup kepalanya.Para karyawan sebenarnya menyayangkan sikap Roy yang sudah menyembunyikan pernikahannya,memang apa yang salah dari wanita itu,toh kelihatannya dia juga cantik.Dengan tidak tahu malunya Elisa juga menggandeng tangan Roy layaknya pasangan sesungguhnya,membuat laki-laki itu sungguh tidak nyaman.Jarak yang terlalu dekat membuat jantung Roy berdetak lebih cepat,namun sialnya gadis itu sama sekali tidak menyad
*****Mobil Arya tepat berhenti di depan rumah,memarkirkan secara asal-asalan laki-laki itu lantas segera turun dari mobil dan berlari begitu saja.Langkah Arya terhenti di ruang tamu,satu hal yang ia ingin lihat pertama kali ialah Rengganis.Arya menatap penampilan istrinya yang sudah sangat berantakan,terlihat jelas pipi sebelah kanannya juga memerah dan bajunya nya yang sedikit sobek di bagian lengan.Lantas Arya berbalik menatap ke arah Elisa yang juga sama berantakan,gadis itu meringis kesakitan sambil memegangi pipi sebelah kiri,mungkin Elisa berharap Arya akan sedikit perhatian padanya dengan memasang wajah memelas.Namun lagi_lagi ia salah,Arya malah melewatinya begitu saja tanpa menegurnya sedikit 'pun.Terlihat juga di sebelahnya Roy,laki-laki yang tengah memegangi gadis itu agar tidak sampai kembali bertengkar.Arya mendekat dan membawa Rengganis dalam pelukannya,ia rapi
Sejak perkelahian antara dua wanita hamil di kediaman Nyonya Rani terjadi,Elisa tidak lagi terdengar kabar beritanya.Sepertinya gadis itu benar-benar di jaga ketat agar tidak bisa melarikan diri dan diam-diam menyelinap menemui Arya.Sementara Rengganis tampak sedikit menjaga jarak dengan Arya,mungkin gadis itu sedikit kesal oleh kelakuan Elisa yang sudah keterlaluan dan berdampak pada suaminya.Arya pun dapat mengerti,kenapa sikap Rengganis seperti itu.Ia menyadari tidak mudah bagi siapa pun menerima permasalahan yang serumit ini.*****Berulang kali Alex selalu mengingatkan Arya untuk segera membongkar kebusukan Roy agar kesalah pahaman ini segera usai,tapi laki-laki itu terus menahan,dengan alasan ia akan membongkarnya pada saat yang tepat.Ia khawatir Elisa tidak akan menerima kenyataan kalau bayi yang ada di dalam kandungannya bukanlah darah daging Arya,melainkan milik Roy,laki-laki yang menjadi orang kepercayaan papinya.Arya m
CUMA MAU BILANG,"CINTA BOLEH,BODOH JANGAN."KALAU NGGAK MAU YA UDAH SIH,NGAPAIN DI PAKSAIN?YA NGGAK???LANJUT,,,"Nggak mungkin,Dok?Aku yakin ini pasti salah!"Elisa terus berteriak menolak hasil tes DNA yang baru saja di sampaikan oleh Dokter Rara,ia merasa ada yang sengaja sabotase dan menukar hasil tes,karena di sana tertulis hasil DNA Arya dan bayi yang sedang ia kandung tidak lah cocok.Bagaimana mungkin tidak cocok?Jelas ia melakukannya dengan Arya.Tidak mungkin kan hasil tes itu tertukar dengan milik orang lain?Tuan Andreas langsung merebut kertas itu lantas mengamati tulisan yang ada di dalamnya.Beliau tampak menghela napas panjang seraya meremat kertas yang ia pegang."Dokter...?Apa ini benar milik putri saya?"Tuan Andreas bertanya sekali lagi,memastikan kalau itu memang benar milik Elisa,ia berharap apa yang baru saja d lihatnya tidak benar.
Elisa terbangun setelah dirinya tadi kelelahan dan sempat tertidur di ruangan Dokter.Saat itu hari sudah menjelang siang,terlihat dari jendela kamar yang di biarkan terbuka begitu saja.Elisa mendengar suara kedua orang tuanya,yang sepertinya tengah mengobrol di depan pintu.Mereka seperti membicarakan dirinya,tapi entah soal apa yang mereka bicarakan.Ia ingin beranjak,tapi tubuhnya sedikit lemas.Elisa memaksa untuk duduk,dengan kepala yang sedikit pusing."Mi...."Seketika pintu terbuka,menampilkan wajah Mami Sintia yang terlihat kecewa."Kamu sudah bangun,El..?"Mami Sintia mendekat dan duduk di samping ranjang Elisa."Papi di mana,Mi?"Elisa melihat ke arah pintu yang terbuka,tapi sejak tadi Papi Andreas belum juga masuk menemuinya."Papi sedang keluar sebentar,El.Ada yang harus Papi urus."Lantas Mami Sintia mengambil minuman yang be