Share

Bab 2

Author: Hare Ra
last update Last Updated: 2025-08-19 11:48:26

Indra menatap dokter Salsa tanpa berkedip. Napasnya mulai tak teratur. Sementara itu, tangan gemetar membuka kancing celananya—perlahan, gugup, dan tak percaya ini benar-benar terjadi.

Celananya turun hingga lutut. Ia menunduk, malu. Bagian dirinya yang selama ini tak bisa berdiri tegak, kini berdiri… tapi bukan karena obat atau imajinasi. Melainkan karena wanita yang berdiri di hadapannya, dengan aroma tubuhnya yang hangat dan suara rendah yang menusuk langsung ke pusat hasrat pria.

“Bagus,” gumam Salsa pendek. Ia mengenakan sarung tangan medis lateks bening, dan duduk di kursi kecil dengan roda. Ia bergeser mendekati pangkal paha Indra. Jaraknya hanya beberapa inci.

“Rileks,” katanya sambil menatap matanya dari bawah. “Saya akan lakukan evaluasi dasar dulu. Kita perlu tahu apakah ini murni psikologis, atau ada kendala fisik tertentu.”

Indra hanya bisa mengangguk.

Tangannya mulai menyentuh. Lembut. Profesional—tapi tidak terasa seperti dokter biasa. Sarung tangannya dingin, tapi tekanan jari-jarinya terasa mantap. Ia memeriksa perlahan, sambil melihat reaksi tubuh Indra. Bahkan napasnya terasa menyentuh bagian perut bawah Indra, membuat rambut halus di kulitnya berdiri semua.

Tubuh Indra menegang. “S-sensitif, Dok.”

Salsa hanya mengangguk. Jemarinya meraba pangkal batang, mengukur diameter, sedikit menekan bagian kepala, lalu ke sisi kiri. Tidak terburu-buru. Setiap sentuhan seperti uji rangsang—dan jelas, ada reaksi. Sangat nyata.

“Tidak ada kelainan struktur. Aliran darah normal. Otot dasar panggul cukup aktif. Kalau seperti ini… masalahmu bukan karena fisik,” katanya sambil menatap langsung ke mata Indra.

Tangan Salsa berhenti. Tapi ia tidak mundur.

“Pernahkah kamu merasa, tubuhmu tahu kamu pria… tapi semua orang, termasuk pasanganmu, memperlakukanmu seperti beban?”

Indra menelan ludah. “Setiap hari.”

Salsa melepaskan sarung tangannya perlahan, sambil tetap berlutut. Jemarinya masih sedikit menyentuh paha Indra. “Kamu bukan beban.”

Ia berdiri. Tubuhnya kini sangat dekat. Napasnya beradu dengan napas Indra. Jemarinya meraih folder catatan medis, membukanya. Suara kertas bergesek terdengar jelas di ruangan yang sepi.

“Pekerjaan Anda?” tanyanya tanpa mengangkat wajah.

Indra sempat mengerutkan kening. Apa perlu masalah itu dibahas? Tapi, pasti sang dokter punya alasan, jadi dia dengan ragu menjawab. “P… penulis.”

“Penulis apa?” tanya Salsa lagi, datar.

“Fiksi.”

Dokter Salsa akhirnya mengangkat kepalanya. Bibirnya sedikit naik. “Fiksi seperti apa?”

Indra menghela napas pendek. Ia ragu—perlu jujur atau tidak? Tapi dokter ini tadi sudah menyuruhnya buka celana. Masih ada gunakah menyimpan rahasia?

“Novel dewasa,” jawabnya pelan. “Erotis.”

Salsa tidak bereaksi. Ia hanya memandangi wajah Indra beberapa detik, lalu berkata sebelum berpaling kembali ke dokumen di tangan, “Tidak memalukan. Saya juga kadang baca yang seperti itu.”

Indra menunduk. Tetap saja ada rasa malu. ‘Penulis cerita dewasa... tapi gagal di ranjang,’ batinnya.

Di saat itu, sebuah pertanyaan terlontar dari bibir sang dokter. “Apa nama pena Anda?” tanyanya.

Indra mengangkat kepala. “Pasti tidak kenal,” gumamnya. Tapi ia tetap menjawab, lirih, “XXX.”

Salsa membeku.

Matanya menatap Indra lebih lama. Lalu, perlahan, bibirnya mengembang. Ia mendekat lagi. Aroma parfumnya tercium jelas—vanila dan sesuatu yang lebih hangat, seperti kulit yang dipanaskan.

“Jadi kamu… XXX?”

Indra mengangguk, canggung. “Ya…”

Salsa menutup dokumen di tangan, lalu menatap Indra dengan senyuman. “Saya pernah baca novel Anda.”

Mata Indra membola. “Serius, Dok?”

Salsa hanya tersenyum. “Lucu, ya?” lanjutnya pelan selagi mendekat.

Tumit sepatunya berdecit pelan di lantai vinyl putih saat ia melangkah maju, hingga tubuh mereka hanya terpisah satu jengkal. Tubuh Indra seketika tegang.

“Pria yang menyalakan gairah saya selama ini... berdiri di depan saya, mengira dirinya gagal sebagai laki-laki.”

Indra menahan napas. Matanya terbelalak, mulutnya terbuka sedikit, tapi tak ada suara yang keluar.

Salsa menatapnya dengan sorot mata dalam dan lambat-lambat meraih pergelangan tangannya. “Boleh saya tunjukkan sesuatu, Pak Indra?” bisiknya.

Tanpa menunggu jawaban, tangan Salsa turun ke celana Indra, menyentuh kejantanannya. Kontak itu tidak langsung, tapi cukup untuk membuat napas Indra terhenti sejenak.

Yang mengejutkan, berbeda dari biasanya dia bereaksi terhadap sang istri, kejantanan Indra kali ini menunjukkan reaksi!

“Masih merasa gagal?” bisik Salsa tiba-tiba, membuat Indra mematung.

Salsa menarik tangannya, lalu berbalik ke mejanya dan duduk di kursi, berhadapan dengan Indra yang masih tercengang. “Tubuh Anda merespons. Sangat baik, malah. Itu bukan ciri pria gagal. Sebaliknya, ada seseorang yang terus membuat Anda merasa gagal.”

Dengan ragu, Indra bertanya, “Kalau seperti ini, apa yang harus saya lakukan, Dok? Apa ada obat yang bisa diberikan ke saya?”

Salsa mengeluarkan selembar form dari rak kaca. Ia menyodorkannya ke Indra.

“Klinik ini tidak memberikan obat. Kami memberikan pengalaman. Terapi yang memulihkan tubuh lewat gairah, kepercayaan diri, dan stimulasi, bukan hanya farmasi.”

Indra membaca formulir itu dan terperangah. Tertera di formulir adalah poin-poin terapi fisik.

Indra membacanya dengan cepat, jantungnya berdetak semakin cepat, terutama pada point terakhir:

Praktik Langsung / Finalisasi

“Kalau Anda tanda tangan sekarang,” kata Salsa, sambil menatap Indra lurus, “Kita bisa melakukan sesi pertama sekarang.”

Dengan mata tajam yang menatap Indra lurus, Salsa berucap, “Jadi, bagaimana, Pak?”

Indra memandangi form itu. Dia teringat kembali berbagai hinaan sang istri, juga vibrator ungu menyebalkan yang terus membuatnya mempertanyakan diri sendiri.

Kalau benar ingin sembuh, dia harus melakukan ini … bukan?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 30

    “Jangan berkhayal terlalu tinggi,” kekeh Salsa.Tentu saja Salsa meremehkan Indra, bagaimana tidak? Apa yang Indra miliki untuk membebaskan Salsa dari cengkraman Bu Mike? Sedangkan hidupnya sendiri saja tidak memiliki tujuan, masih menumpang di klinik dan tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Tentu saja itu membuat Salsa merasa sangat lucu.“Apa salahnya?” tanya Indra.“Saat jatuh, sakitnya terasa kuat. Jadi, nikmati saja seperti ini. Anggap saja kamu tidak tahu apa-apa, toh kamu juga mendapatkan keuntungan yang banyak,” jawab Salsa.Indra terdiam, dia tahu dia tidak harus berdebat. Karena, saat ini apapun yang dia katakan itu hanya akan dianggap lelucon bagi orang lain, karena dia bukan siapa-siapa. Dan itu, bukan salah Salsa, tapi memang keadaannya seperti itu.“Oh ya, bagaimana dengan suster Yuli?” tanya Indra.Dia masih penasaran dengan suster tua yang ketus itu. Yang selalu menatapnya penuh dengan permusuhan, padahal Indra merasa tidak pernah menyinggungnya.“Dia itu orang keperc

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 29

    “Jadi, maksud kamu kalau kamu itu sebenarnya terikat dengan Bu Mike itu?” tanya Indra mencoba memahami.Salsa mengangguk. “Kamu tahu istilah lepas dari mulut harimau masuk ke mulut buaya?”“Iya, itu kata pepatah.”“Seperti itulah aku. Aku lepas dari mantan suamiku, aku bisa hidup tenang, bebas dan aman. Tapi, aku masuk ke lingkaran kekuasaan Bu Mike,” jawab Salsa menatap kejauhan.Indra meneguk kopinya, matanya justru sejak tadi tidak beralih dari Salsa. Dia tidak tahu kalau suara genit dan menggoda itu ternyata menyimpan luka yang dalam. Dia menyimpannya sendiri, bahkan mungkin perawatnya pun tidak tahu bagaimana penderitaannya.“Aku tidak mengerti,” ucap Indra.Salsa tersenyum. “Sebenarnya, di klinik itu bukan hanya sebagai pengobatan vitalitas pria. Tapi, ada beberapa transaksi terlarang. Suster yang bekerja bukanlah seorang dengan pendidikan perawat, tapi, mereka adalah orang yang dijual. Tidak ada yang bertahan lama menjadi perawat di sana, paling lama enam bulan. Nanti akan diga

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 28

    “Pernah kesini?” tanya Salsa.“Belum.”“Sebenarnya apa yang pernah kau lakukan di kota ini?” tanya Salsa penasaran, sebab Indra sepertinya begitu lugu dan polos.“Hanya menulis, menghadiri event dan di rumah.”“Bersama istrimu dulu tidak pernah kemana-mana?”Keduanya sedang berjalan menaiki tangga menuju villa ke atas bukit. Entah berapa anak tangga tersebut, rasanya mereka sekalian berolahraga.“Awal menikah kami hidup sederhana, penghasilanku tidak banyak. Dia juga hanya pegawai biasa, paling liburan ke tempat yang murah-murah saja. Pantai yang biaya masuknya murah, ke taman atau ke mall. Kami pasangan yang bahagia dengan kehidupan seperti itu,” jawab Indra.“Terus?”“Ketika dia naik jabatan, hidup juga berubah. Dia beli mobil, pindah ke apartemen, dan dia semakin sibuk. Sering pulang malam, dan saat weekend selalu pergi dengan alasan lembur kerja. Aku yang tidak pernah menjadi karyawan itu hanya bisa percaya saja.”Salsa menggelengkan kepalanya menatap Indra. Hidup Indra begitu nel

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 27

    “Astaga, ini gawat,” ujar Indra yang segera pindah dari atas tubuh Salsa dan kembali duduk dibalik kemudi dengan celana yang setengah turun.“Jangan biarkan mereka kabur!”“Pecahkan saja kacanya!” kali ini bukan hanya satu, melainkan beberapa orang sudah memegang batu untuk memecah kaca mobil itu.Tidak terbayang kalau orang-orang itu berhasil memaksa mereka keluar, alangkah malunya. Bisa-bisa besok mereka akan viral di internet.“Indra, lakukan!” teriak Salsa.Bruum!Indra menginjak pedal gas dengan kuat, tidak peduli lagi dengan keadaan di sekeliling dan keadaan mereka yang telanjang. Pikiran Indra kini hanya satu bagaimana caranya mereka menyelamatkan diri.Orang-orang yang berdiri di depan mobilnya lari tunggang langgang, ada yang sampai terjatuh karena takut tertabrak.“Apa ada yang tertabrak?” tanya Indra dengan tangan gemetar, ini adalah pengalaman pertamanya hampir kena grebek.Uji nyali mereka benar-benar menegangkan.“Tidak ada, mereka juga gak mau mati,” jawab Salsa yang se

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 26

    “Ah… Indra…”Suara desahan keluar dari bibir Salsa.Ciuman mereka semakin panas, tangan Indra mulai menjelajah nakal pada tubuh Salsa. Kini tanganku itu sudah berada diatas puncak gunung kembar yang kenyal milik Salsa.Salsa semakin menggelinjang karena sentuhan lembut tangan Indra. Tidak memaksa dan tidak menekan, Indra melakukannya dengan lembut. Berbeda dari yang Indra lakukan selama ini.Ciuman Indra mulai turun, mulai dari belakang telinga, leher hingga ke dada Salsa. Baju yang dikenakan Salsa pun sudah ditanggalkan. Salsa benar-benar menikmati setiap sentuhan Indra. Dan ini adalah sentuhan pertama mereka dari hati.Tangan indra terus meraba-raba, seolah seluruh tubuh Salsa tidak rela dilewatkan. Hingga akhirnya dia berhasil masuk ke inti milik Salsa yang ternyata sudah basah.“Indra, kamu hebat…” bisik Salsa.“Bukankah aku calon suami dadakan?” tanya Indra.“Kamu suamiku sekarang…” racau Salsa yang benar-benar sudah terbawa nafsu.“Iya, Sayang,” jawab Indra yang terus memainkan

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 25

    "Kami sudah bercerai," ujar Salsa memecah keheningan di dalam mobil yang melaju pelan menembus jalanan yang sepi.Salsa menatap lurus ke depan dengan pandangan menerawang."Kenapa tadi dia marah?" tanya Indra akhirnya. Sebenarnya, dia tidak ingin bertanya lebih jauh, karena merasa itu adalah privasi Salsa. Dia tahu, Salsa pasti mempunyai alasannya sendiri. Sama seperti dirinya yang diceraikan oleh Bella, semua pasti ada alasannya."Dia tidak terima diceraikan," jawab Salsa pelan.Indra mengangguk pelan. Dia paham seperti apa hancurnya diceraikan. Sama sepertinya dulu, rasanya sangat marah, kecewa kepada Bella."Dia biseksual dan penganut open marriage," sambung Salsa.Citt!Saking terkejutnya mendengar apa yang Salsa katakan, Indra sampai menghentikan mobil mendadak. Kakinya refleks menginjak rem, beruntungnya saat ini keadaan jalan cukup sepi. Indra menatap Salsa cukup dalam. "Kamu mau bikin aku mati jantungan berhenti mendadak gitu?" tanya Salsa mengalihkan pandangannya dari Indr

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status