Share

14. Kereta Gantung

Aira merengek, "Aku ingin melihat bintang. Katanya tengah malam bakal banyak bintang di angkasa."

"Pokoknya lo tidur, istirahat. Masih banyak waktu untuk itu."

"Siapa yang tahu berapa sisa waktu kita di bumi. Siapa tahu nanti mati."

"Gue menyuruh lo istirahat karena gue sayang lo, ngerti?"

Aira menggeleng dengan polos memandang balik tanpa dosa.

Bayu menghela napas berat, satu tangan melingkar ke leher Aira. Keduanya melangkah pelan menuju kabin. Di dekat pintu kabin terdapat pohon Pine besar dengan dedaunan lebat. Tepat di bawah pohon tumbuh beberapa tanaman liar.

Mata Bayu cukup tajam menangkap sesuatu di bawah pohon. Ia pergi ke sana mengambil sekuncup bunga liar kecil warna kuning nan indah. Dia menghampiri Aira, menaruh tangkai bunga ke belakang telinga, hingga mahkota bunga menghias bagian atas telinga Aira. 

Sontak dada Aira berdebar-debar. Dia terdiam, tertunduk memandang ujung sepatu bot hitam yang dia kenakan. Pe

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status