Share

Bab 4 - Tim Desain

Penulis: Cinta94
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-20 22:34:55

"Arabella... bangun.... kamu bisa telat ke kantor!" Teriakan melengking yang setiap pagi selalu terdengar menggema di rumah kecil nan sederhana ini.

Si pemilik nama pun tengah menggeliatkan badannya di atas kasur. Karena misinya semalam yang membutuhkan waktu ekstra.

"Iya, Bu. Aku sudah bangun," sahutnya dengan suara serak khas bangun tidur.

Wanita itu pun bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, lalu bersiap menuju kantor.

"Bangun tuh pagi, jangan diteriakin Ibu dulu baru bangun lo." Omel sang adik Azelan. Dia adalah adik laki-laki Arabella, adik laki-lakinya masih bersekolah, duduk di kelas 3 SMA.

"Berisik lo!" Sahutnya seraya mendudukkan tubuhnya di atas kursi.

Mengambil nasi goreng buatan sang ibu, yang selalu menemani pagi mereka. Nasi goreng buatan ibu mereka ini enak, namun jika hampir setiap pagi selalu sarapan dengan ini terkadang mereka pun bosan.

"Kapan, Kakak gajian?" Bisik Azelan. Arabella sudah paham, pasti adik laki-lakinya ini ingin dibelikan roti, sereal, dan susu untuk sarapan mereka.

"Masih harus menunggu seminggu lagi," jawabnya dengan berbisik karena takut terdengar oleh sang ibu.

"Ibu buat menu baru untuk toko kue kita. Kamu bawa satu ke kantor, dan satu lagi kamu berikan pada Shreya. Dan ini untuk Azelan bawa ke sekolah. Dan ini pesanan kue, Ibu Elliza," ucap sang ibu seraya menyodorkan 4 buah kotak kepada anaknya, satu lagi kotaknya lebih besar karena pesanan dari Elliza cukup banyak.

"Waw.. Tiramisu Cake," kata Azelan dengan wajah yang berseri kala melihat isi dari kotak tersebut.

Arunika tersenyum. Memang kue buatannya tidaklah pernah gagal.

"Sudah siang, aku berangkat dulu," pamit Arabella setelah melihat jam yang tertempel di dinding.

Azelan pun mengikuti sang kakak, dia harus bergegas jika tidak ingin berakhir berdiri di lapangan.

"Hati-hati kalian," teriak Arunika ketika kedua anaknya pergi.

Shreya baru saja tiba di depan rumah Arabella, berbarengan dengan wanita itu yang keluar bersama dengan adik laki-lakinya.

"Azelan, ayok. Biar Kak Shreya antar," kata Shreya namun mendapatkan gelengan kepala dari anak laki-laki itu.

"Di jam segini, kakiku akan lebih cepat dibandingkan mobilmu, Kak." Sahutnya yang membuat Shreya memicingkan satu matanya.

"Ok, baiklah. Memang benar," timpalnya.

"Aku berangkat ya, Kak," pamitnya kepada Arabella dan Shreya.

"Hati-hati, Aze."

Arabella pun masuk mobil setelah kepergian Azelan.

"Nih, kue terbaru dari Arunika Cake," Arabella memberikan kotak berisikan kue pada Shreya.

Mobil Shreya sudah melaju, mereka tidak ingin telat tiba di kantor.

"Waw.. Ibu memang the best!" Pujinya kala melihat kue yang Arabella berikan.

"Gue berharap gak akan ketemu sama dia lagi, sungguh menyebalkan sekali pria itu!" Gerutu Arabella, serays menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

Shreya tersenyum canggung, dia merasa tidak enak pula pada temannya ini.

"Jadi, dia ingin bertemu lagi?"

"Hm!"

"Lo tolak aja!"

"Shreya, gue gak sebodoh itu ya. Gue udah tolak, lo tahu kan dia ngancamnya kaya gimana kemarin?" Kesal Arabella.

Tidak, Arabella tidak kesal pada sahabatnya. Dia kesal pada Azael yang masih ingin bertemu lagi dengannya.

"Hmm, sebenarnya gak masalah kalau dia mau buat rumor itu. Toh, yang bakal jatuh perusahaannya nanti."

"Tapi, perusahaan bokap lo yang bakal lebih jatuh nantinya!"

"Gue mau ketika bertemu lagi nanti, itu akan dipastikan pertemuan terakhir sama dia!" Lanjut Arabella.

Tak terasa mobil Shreya sudah tiba di depan kantor tempat Arabella bekerja.

"By, hati-hati!" Begitu Arabella turun dari mobil.

Arabella masuk dengan membawa dua goodie bag yang berisikan kue untuk rekan kerjanya dan ini titipan dari sang ibu.

Menunggu dan mengantri di depan lift sudah menjadi hal biasa. Hingga mereka yang berada satu divisi bisa bertemu disini.

"Bella!" Panggil seseorang saat Bella menatap ke arahnya, dia pun melambaikan tangan dengan senyum lebar lalu sedikit berlari menghampiri teman satu divisinya ini.

"Baru dateng atau masih nunggu giliran?"

"Menunggu giliran untuk bisa sampai di lantai kita!" Sahutnya.

"Bawa apa tuh?" Tanya Giselle kembali.

Arabella tersenyum senang ketika Giselle bertanya. Ini pun adalah marketing baginya, karena jika ada acara atau mungkin mereka ingin camilan, maka solusinya adalah Arunika Cake.

"Kue baru dari Arunika Cake."

"Waw.. gak sabar gue!" Binarnya kala mendengar apa yang Arabella bawa.

Begitu pintu lift kembali terbuka dengan gerakan cepat Giselle menarik lengan Arabella dan membawa masuk, karena jika tidak begitu maka mereka tidak akan tiba dengan cepat di lantai tujuan.

Disampingnya masih ada lift, dan disitu baru saja tiba 2 pria dengan stelan jasnya. Baru saja tiba mereka sudah bisa masuk ke lift dan bisa tiba di lantai tujuan dengan cepat. Ada 3 lift, 1 khusus untuk CEO dan 2 lagi khusus para karyawan, namun satu lift sedang diperbaiki jadi mereka menggunakan satu lift bersama yang membuat antrian panjang.

"Selamat pagi!" Sapa Arabella dan Giselle kala tiba di ruangan dan mendapati dua rekan mereka sudah berada di ruangan.

"Ibu Elliza, aku bawa menu baru dari Arunika Cake. Spesial for my team!" Seru Arabella seraya membuka kotak yang ibunya berikan tadi.

Mata mereka berbinar kala melihat Tiramisu Cake yang begitu menggoda, dari aromanya pun sungguh memanjakan hidung dan perut.

"Arunika Cake memang best sih!" Puji Altair dengan mengacungkan dua jempol.

"Ayok, kita sarapan cake dulu sebelum kita sibuk dengan dokumen-dokumen ini!" Seru Elliza. Dia adalah pemimpin tim Desain.

Mereka pun mulai mengambil satu potong dan menikmatinya. Satu gigitan saja sudah membuat lidah mereka meleleh.

"Gila sih, rasanya meleleh banget di mulut!" Puji Giselle.

"Pesanan saya, sudah siapkan?" kata Elliza.

"Siap dong!" Sahutnya seraya menunjuk satu kotak besar di atas mejanya.

"Untuk rapat hari inikah?" Tanya Altair.

"Iya, rapat bersama CEO baru."

"Sudah resmikah?" Tanya Giselle karena belum ada acara resmi di kantor.

"Peresmiannya akan di adakan minggu depan."

Mereka bertiga pun menganggukkan kepala. Karena info yang Elliza berikan selalu benar, tidak pernah salah.

"Dan kali ini rapat untuk membahas pembuatan resort terbaru dari AMZ Resort. CEO baru kita meminta perwakilan divisi Desain untuk ikut survei langsung ke lokasi"

"Kenapa harus ikut?" Tanya Arabella.

"Agar kita bisa menyesuaikan desain di atas kertas dan realnya secara langsung."

"Semangat Ibu Elliza!" Seru mereka bertiga bersamaan dengan mengangkat tangan memberikan semangat dan itu membuat Elliza mengkerutkan keningnya.

"Kenapa menyemangati saya?" Bingungnya.

"Ibu Elliza yang akan terbang bersama CEO dan timnya kan?" Tanya Giselle.

Elliza menggelengkan kepalanya.

"Aku belum bisa naik pesawat, Bu," kata Giselle. Ya, dia masih memiliki rasa ketakutan karena banyaknya kecelakaan pesawat dan salah satu keluarganya menjadi korban.

"Saya mengerti itu!"

"Saya ceroboh, Bu," kali ini Altair yang besuara.

"Ya, saya pun tahu, saya tidak akan membuat tim kita minus di mata atasan."

Lantas mereka bertiga pun melirik Arabella dengan senyuman penuh harap.

"Tatapan horor macam apa ini!" Ucapnya seraya melirik teman temannya bergantian.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kontrak Panas dengan CEO   Bab 5 - Profil

    Mobil dengan lambang RR dibagian depan itu berhenti di depan lobby. Seorang vallet membukakan pintu belakang. Yang pertama terlihat adalah sepatu fantopel hitam mengkilap, setelahnya barulah penampakan pria tinggi, tampan, dan mempesona. Mengaitkan kancing jas kemaja, lalu dia pun mulai berjalan dengan seorang pria yang selalu mengekorinya di belakang. Setiap langkahnya membuat mereka yang berada di gedung ini menundukkan kepala memberikan hormat. "Kenapa mereka menumpuk di depan lift?" Tanyanya kala matanya melihat para karyawan tengah berdiri di depan lift. Tak lama dari itu pintu lift terbuka dan sebagian karyawan masuk, sebagian lagi masih menunggu. "Lift sebelahnya masih dalam tahap perbaikan, jadi membuat mereka harus mengantri untuk bisa menggunakan lift." "Tidak bisakah perbaikan lift dipercepat. Mengganggu sekali!" "Sudah sesuai SOP." Kedua pria ini pun tiba di depan lift. Si pria yang selalu berdiri di belakang menekan tombol lift agar terbuka. Barulah keduanya

  • Kontrak Panas dengan CEO   Bab 4 - Tim Desain

    "Arabella... bangun.... kamu bisa telat ke kantor!" Teriakan melengking yang setiap pagi selalu terdengar menggema di rumah kecil nan sederhana ini. Si pemilik nama pun tengah menggeliatkan badannya di atas kasur. Karena misinya semalam yang membutuhkan waktu ekstra. "Iya, Bu. Aku sudah bangun," sahutnya dengan suara serak khas bangun tidur. Wanita itu pun bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, lalu bersiap menuju kantor. "Bangun tuh pagi, jangan diteriakin Ibu dulu baru bangun lo." Omel sang adik Azelan. Dia adalah adik laki-laki Arabella, adik laki-lakinya masih bersekolah, duduk di kelas 3 SMA. "Berisik lo!" Sahutnya seraya mendudukkan tubuhnya di atas kursi. Mengambil nasi goreng buatan sang ibu, yang selalu menemani pagi mereka. Nasi goreng buatan ibu mereka ini enak, namun jika hampir setiap pagi selalu sarapan dengan ini terkadang mereka pun bosan. "Kapan, Kakak gajian?" Bisik Azelan. Arabella sudah paham, pasti adik laki-lakinya ini ingin dibeli

  • Kontrak Panas dengan CEO   Bab 3 - Blind Date

    "Lama banget sih!" Gerutu Arabella. Sudah hampir 30 menit dirinya terduduk di kursi seorang diri. Tapi, pria yang dia tunggu-tunggu tak kunjung datang. Arabella mengambil ponselnya yang berada di dalam tas kecilnya, membuka room chatnya dengan Shreya. "Udah dimana Bapak CEO yang super sibuk itu" pesan pun dia kirimkan, tepat dengan adanya suara bariton seseorang. "Selamat sore, Nona." Arabella melirik ke atas, melihat si pemilik suara. Kesan pertama yang dia dapatkan dari pria ini adalah tampan. Untuk sesaat Arabella terpesona dengan ketampanan si pria. Hingga dia tersadar lalu bangkit dari duduknya dan segera menjalankan aksinya. "Tuan Azael?" Tanya Arabella dengan gaya centilnya. Azael mengangguk, "Nona Shreya?" Arabella kembali tersenyum dengan sangat centil. "Oh, ya.. Shreya Varelly," ucapnya memperkenalkan diri dengan menjulurkan tangannya. Arabella akan merubah dirinya menjadi gadis centil di hadapan para kandidat calon suami sahabatnya, agar perjodohan ini ga

  • Kontrak Panas dengan CEO   Bab 2 - Two Man

    "Jadi, hari ini kita kemana?" Tanya seorang pria yang terduduk di kursi belakang mobil. "Sesuai perintah Tuan Emir, kita akan ke kantor terlebih dahulu." Baru saja tiba di tanah air, pria ini sudah harus disibukkan dengan berbagai keinginan sang papa. "Setelah itu, apalagi rencananya?" Tanyanya kembali. "Sore nanti, anda ada pertemuan di restoran." "Fal, serius. Apa Papa benar-benar mau gue ketemu sama gadis itu?" Tanyanya. Naufal Arviano, pria yang sedang menyetir itu pun mengangguk. "Mungkin... Tuan Emir ingin segera menimang cucu." "Jika dia hanya ingin cucu, maka carikanlah wanita yang ingin menampung benihku. Maka, semuanya selesai!" Azael Malik Zayn, putra satu-satunya yang dimiliki oleh Emir Dzaidan Malik. Sedari kecil dia hanya tinggal bersama dengan sang papa, ibunya telah meninggal dunia disaat melahirkannya dahulu. Maka, dirinya tidak ingin memiliki hubungan dengan wanita mana pun, karena dia tidak mau kehilangan lagi seperti dia kehilangan sang Ibu. "O

  • Kontrak Panas dengan CEO   Bab 1 - Ladies

    "Bella, please, ya, ya.. Janji deh, ini yang terakhir," ucap Shreya dengan mengatupkan kedua tangannya dan tak lupa memasang puppy eyes. Arabella memicingkan kedua matanya, menatap sahabatnya. Menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi dengan tangan yang menyilang di dada. Shreya Valerry dan Arabella Zayana, mereka sudah bersahabat sedari masih duduk dibangku SMP. Shreya yang seorang anak broken home, sedangkan Arabelle yang memiliki keluarga harmonis. Sangat berbanding terbalik keadaan keduanya. Tetapi, kehidupan ekonomi Shreya lebih menjanjikan dari pada Arabella. Shreya adalah putri tunggal dari seorang pengusaha di negeri ini, sedangkan Arabella hanyalah anak dari seorang pemilik toko kue. Bukan toko besar, hanya sebuah toko kecil, namun banyak diminati oleh orang-orang karena ibu Arabella sangat pandai dalam membuat kue. Kehidupan dua sahabat ini sangatlah berbanding terbalik, satu beruntung karena memiliki keluarga yang utuh dan harmonis, tetapi tidak beruntung dari s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status