Share

7. Menikah!

Author: Manorra Lee
last update Huling Na-update: 2025-05-29 14:57:19

"Aku tidak mau makan!" Joana memalingkan wajahnya.

"Kau akan tetap berada di tempat ini kalau tidak makan!"

"Biarkan saja! Aku sangat menyukai ketenangan tempat ini." Joana tersenyum lebar, lalu seketika berubah sinis. "Enyahlah dari ruanganku, muak sekali melihat wajahmu!"

Alex menurunkan sendok yang menggantung di udara, lalu meletakan piring yang ia pegang ke nakas dengan sedikit membantingnya. "Ya sudah. Membusuk lah di tempat ini!" balasnya sengit. Ia sudah meluangkan banyak waktu berharganya untuk menemani wanita ini, sudah tiga hari sejak pertama kali dirawat.

"Ya sudah, pergi saja sana!" Joana melirik Alex, tetapi pria itu masih bergeming di tempatnya. "Kenapa masih di sini? Aku muak sekali melihat wajahmu dan tingkah lakumu. Bisa-bisanya membuat asistenmu yang menjijikkan itu mengangkang di depan mataku. Di depanku yang sedang sekarat! Kalian tidak punya otak!"

Astaga. Memikirkan perbuatan menjijikan itu membuat kepala Joana kembali berdenyut sakit.

"Aku akan menelpon orang tuamu," putus Alex.

"Tidak!" Joana menoleh cepat. Matanya melotot garang memberi tatapan tidak suka. Ini sangat konyol dan memalukan, batinnya.

Alex yang sudah memegang ponsel pun mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa?"

"Kalau aku tidak mau, ya, tidak mau! Kenapa harus memberi tahu alasannya padamu! Memangnya kamu sepenting itu!"

Alex mengalihkan pandangan, menatap jauh ke depan. Ia teringat sesuatu. Mana mungkin keluarga Ethelbert mau mengurus anak pungut ini. Melihat kontroversi yang dia lakukan selama ini, pasti itu membuat keluarga Ethelbert sangat malu. Juga, anak pungut mana yang memiliki hak istimewa di keluarga pungutnya? Mustahil anak pungut sepertinya diperlakukan dengan baik.

Kasihan sekali.

"Apa yang kau pikirkan. Cepat tinggalkan aku sendiri!" sentak Joana, membuat Alex kembali melihat wanita itu.

"Tidak. Aku akan tetap berada di sini sampai kau sembuh. Kalau tidak nyaman, anggap saja aku tidak ada," pungkas Alex, membuat Joana melongo karena setelahnya pria itu pergi, lalu duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Ia berbaring di sana, tidur.

"Dasar brengsek!" umpat Joana disertai tawa sumbang.

Menarik napas panjang, lalu mengembuskan perlahan. Joana menatap lekat pria yang sedang memejamkan mata itu. Wajahnya yang semula terlihat kesal, kini berubah datar. Di dalam pikirannya berkecamuk, bertanya-tanya, apa yang harus ia lakukan setelah ini? Ia seorang model yang bekerja untuk berlenggok di depan banyak orang, bukan seorang aktris yang pandai memainkan drama. Ia tidak nyaman dengan perannya saat ini.

"Apa yang harus kulakukan?" gumamnya nyaris frustasi disertai embusan napas panjang. Ia kembali berbaring dan memunggungi Alex.

Di tempatnya, Alex tidak benar-benar terlelap. Saat ia melihat Joana, ia seperti melihat sosok Alice Kayona yang wajahnya terpampang dalam bentuk potret di rumahnya, tidak, rumah ayahnya. Tepatnya, di taman belakang rumahnya. Fitur wajah mereka sangat mirip, terlebih, bola mata dan hidung mancung khas wanita asia itu.

"Sial! Apa yang kupikirkan! Jelas mereka sangat berbeda." Alex membuka matanya disertai embusan napas kesal, mengarahkan pandangan pada Joana yang sedang berbalik ke arahnya. Pandangan mereka terkunci selama beberapa saat sebelum akhirnya Alex membuang wajah. Ia tidak bisa melihat wanita itu terlalu lama. Wajahnya benar-benar mengingatkannya pada istri pertama ayahnya, menimbulkan rasa bersalah.

"Kenapa melihatku seperti itu?" Joana protes.

Hening. Alex tidak langsung menjawab.

"Seperti apa?"

"Seperti mau muntah! Kau muak melihatku, ya?" tuduh Joana cepat. "Kau pikir aku juga tidak muak melihat wajahmu itu? Seandainya kau tidak membuat masalah aku pasti sudah bersantai di Miami bersama San Jefri! Bukan malah melihatmu di sini!"

Walau tidak jauh lebih tampan dari Alex, tetapi San Jefri sangat menggoda, dan romantis. Pria itu gambaran lelaki idaman setiap wanita yang sesungguhnya.

Mendengar nama itu kembali disebut oleh Joana, Alex pun menoleh dengan satu alisnya terangkat. "Apa hebatnya dia?" Nada bicara Alex terdengar meremehkan.

"Kau tidak akan kuat mendengar kalau kujelaskan!"

"Benarkah? Aku Alexander Hans, semua orang mengetahui reputasiku di dunia entertainment ini, sedangkan dia ... hanya sutradara amatir." Balas Alex dengan nada menyebalkan. Sangat percaya diri sekali. "Setelah ini kau tidak akan pernah bertemu dengannya. Semua agenda dan pembuatan film itu sudah dibatalkan. Sekarang kita akan fokus mengembalikan nama baik Hans Entertainment."

Joana melongo. Apa katanya tadi?

"Kita? Kenapa harus kita, kenapa tidak kau saja?"

Omong kosong macam apa itu. Memangnya semua orang akan percaya dengan pernikahan palsu itu? Joana yakin, semua ini hanya permainan si brengsek ini. Entah apa yang dia rencanakan, instingnya menduga sesuatu yang buruk.

"Kau yang membuat kekacauan. Seharusnya kau yang bertanggung jawab. Masih beruntung aku tidak mengeluarkanmu dari agensi seperti permintaan penggemar dan para petinggi agensi. Tidak kah kau melihat aku telah mengorbankan diri untuk perusahaan dan perempuan sialan sepertimu!"

Joana membekap mulut dramatis. Tidak salah lagi, dia benar-benar Mr. Hans yang selama ini ia kenal. Si mulut tajam yang berkelakuan biadab. Pekerjanya hanya berteriak, memaki, menyakiti orang lain dengan kata-katanya. Dia juga sangat narsis, persis seperti ini.

"See .... Kau pikir aku mau menikah dengan pria sepertimu meskipun itu hanya pernikahan pura-pura?" Joana menggeleng dramatis disertai lirikan jijik. "Aku yakin kau tidak akan pernah menikah seumur hidupmu. Tidak akan ada perempuan yang tahan dengan sikapmu itu!"

Alex beringsut duduk, menatap wanita itu, tidak percaya. Memangnya dia pikir dirinya akan menikah? Tentu tidak! Tidak ada kamus pernikahan di dalam hidupnya. Ingin sekali Alex meneriakkan kalimat itu, tetapi ia hanya diam dengan tangan terkepal di sisi tubuhnya.

"Kenapa? Kau tidak bisa menjawab?" Joana tertawa kegirangan, "rupanya kau sadar betul kau ini tidak akan pernah laku!"

Wanita itu tersenyum puas. Ini yang ia mau. Selama ini, ini yang ia inginkan. Memaki pria itu dan membabat habis semua keluarganya. Terutama si tua bangka Noah Hansen dan iblis Mara Leah. Akan tetapi, apakah hanya dengan ejekan seperti ini ia sudah merasa puas? Tentu tidak!

Perjalanannya masih cukup panjang, bahkan ia belum sempat menggerogoti organ-organ keluarga Hansen itu.

"Begitukah?"

"Tentu saja!" Joana menjawab lantang.

"Pasti wanita yang menikah denganku sedang tidak beruntung."

Joana mengangguk cepat. "Wanita itu sedang menggunakan tiket sial yang berlaku seumur hidup!"

"Kau benar. Tapi, sebaiknya jangan menyumpahi dirimu seperti itu. Sangat mengerikan kalau berubah menjadi kenyataan."

Kening Joana mengerut. "Apa?" tanyanya. Bukannya tidak mendengar, tetapi, apa telinganya tidak salah dengar?

"Kita akan menikah besok."

Tunggu, tunggu. Apa katanya tadi? Apa kamus hidupnya rusak?

Manorra Lee

Mohon dukungannya, Teman-teman. Ruang kritik dan saran terbuka lebar. Ini karya pertamaku, aku pasti akan memperbaikinya. Terima kasih banyak atas dukungannya.

| 1
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kontrak Pernikahan Boss Gila   10. Mara Leah

    Joana tidak bisa menahan mulutnya yang berkali-kali terbuka lebar karena menguap. Ia muak, telinganya berdenging, bosan mendengar ocehan Bibi Oda tentang Alex yang tidak ada hentinya. Tidak ada informasi yang benar-benar penting, tetapi ia harus pura-pura memasang telinga dengan baik.Menyebalkan!Mereka masih berada di taman belakang, Bibi Oda duduk di kursi santai, Joana masih setia dengan kursi rodanya, sedangkan Alex entah pergi ke mana. Sebelum pergi, ia menyuruh dua perempuan berbeda usia itu untuk mengobrol hal penting yang perlu Joana ketahui. Dengan harapan istri barunya itu tidak akan merepotkan ke depannya.“Dia tidak bisa makan makanan laut, tapi suka salad tuna salmon.”Joana hanya mengangguk.“Pengelolaan emosinya sangat buruk dan dia sangat menyebalkan. Jadi, jangan sekali-kali membuatnya marah. Kita tidak tahu apa yang bisa dia lakukan, kelakuannya sering di luar nalar.”“Ya, ya, aku tahu itu. Dia memang sangat menyebalkan, suka marah-marah dan brengsek!” Sangat breng

  • Kontrak Pernikahan Boss Gila   9. Alice Kayona

    Perban masih melingkar di kepala Joana, begitu pula dengan korset khusus yang terpasang di pinggangnya. Dokter memasang benda itu sebelum ia benar-benar diperbolehkan untuk pulang. Walau kesulitan bernapas, korset itu membantunya bergerak tanpa harus menekuk tubuh dengan berlebihan. Wanita dengan setelan baju tidur panjang itu meringkuk di dalam mobil, memeluk lutut memunggungi Alex yang sedang menyetir. Ia tidak tahu ke mana pria itu akan membawanya, tidak mau bertanya, dan tidak mau berbicara. “Sebelum kita ke rumahku, aku akan mengenalkanmu pada Bibi Oda. Dia akan membantumu banyak hal.” Mendengar nama itu, Joana membuka mata. “Dia siapa?” tanyanya tanpa mengubah posisi. Alex tidak langsung menjawab. Cukup lama Joana menunggu pria itu membuka mulut, hingga akhirnya embusan napas panjang terdengar dan ia menjawab, “Pengasuhku.” Singkat, padat, dan cukup membuat Joana kesal. Untuk apa ia harus berkenalan dengan seorang pengasuh? Alex tidak berniat menjadikannya pelayan,

  • Kontrak Pernikahan Boss Gila   8. Berlenggok di Atas Ranjang

    Berawal dari kalimat "kita menikah besok", di sinilah Joana sekarang. Sebenarnya masih tergeletak di ranjang rumah sakit, tetapi dikelilingi orang-orang yang sangat ia kenal. Kata Alex, "Mereka akan menjadi saksi pernikahan kita."Joana masih membeku di tempatnya ketika kakak angkatnya—Brian—mengantarkan seorang pendeta keluar dari ruang inap. Di sampingnya, Alex tidak berhenti tersenyum jumawa ketika semua orang—sebenarnya hanya ada Brian, Zoya dan Bams—mengucapkan selamat atas janji pernikahan yang baru saja digelar.Pernikahan yang sangat sederhana. Hanya ada wali, tanpa orang tua Joana dan tanpa orang tua Alex. Acara hanya mengucapkan janji suci, menyematkan cincin, memberi selamat dan selesai. Tidak ada acara makan-makan atau apa pun itu, tetapi kalau mau, para tamu bisa makan buah-buahan yang mereka bawa sendiri karena Joana tidak terlalu menyukainya."My Ruby, aku tahu kau sedang tidak baik-baik saja, tapi setidaknya tersenyumlah untuk satu hari saja." Bams berbisik di telinga

  • Kontrak Pernikahan Boss Gila   7. Menikah!

    "Aku tidak mau makan!" Joana memalingkan wajahnya. "Kau akan tetap berada di tempat ini kalau tidak makan!" "Biarkan saja! Aku sangat menyukai ketenangan tempat ini." Joana tersenyum lebar, lalu seketika berubah sinis. "Enyahlah dari ruanganku, muak sekali melihat wajahmu!" Alex menurunkan sendok yang menggantung di udara, lalu meletakan piring yang ia pegang ke nakas dengan sedikit membantingnya. "Ya sudah. Membusuk lah di tempat ini!" balasnya sengit. Ia sudah meluangkan banyak waktu berharganya untuk menemani wanita ini, sudah tiga hari sejak pertama kali dirawat. "Ya sudah, pergi saja sana!" Joana melirik Alex, tetapi pria itu masih bergeming di tempatnya. "Kenapa masih di sini? Aku muak sekali melihat wajahmu dan tingkah lakumu. Bisa-bisanya membuat asistenmu yang menjijikkan itu mengangkang di depan mataku. Di depanku yang sedang sekarat! Kalian tidak punya otak!" Astaga. Memikirkan perbuatan menjijikan itu membuat kepala Joana kembali berdenyut sakit. "Aku akan menelpon or

  • Kontrak Pernikahan Boss Gila   6. Dua Manusia Terkutuk

    Suasana ruangan Alex berubah mencekam. Pria itu bersandar di depan meja kerjanya dengan tangan terlipat di depan dada, ia sedang melihat Zoya yang kewalahan menenangkan singa betina yang sepertinya tidak sedang baik-baik saja. Sejak anak buahnya menyelamatkan singa betina itu dari amukan masa, singa betina itu tidak berhenti berteriak dan mengomel ini itu, seolah mulutnya diciptakan hanya untuk berteriak, alih-alih mendesah.Ah, sialan! Alex jadi membayangkan yang tidak-tidak."Jangan ditekan! Kau ingin membunuhku!" Joana berteriak."Maaf, aku harus merekatkannya di kulitmu." Dengan telaten Zoya menempelkan kain kasa yang sudah diberi obat ke dahi Joana setelah sebelumnya mengobati luka di lutut dan wajah wanita itu."Sudah kubilang jangan ditekan, bisa dengar tidak!" Joana meradang."Maaf.""Maaf, maaf! Kau pikir maafmu bisa menyembuhkan luka ini, sialan!"Sejujurnya, luka yang ia terima tidak begitu sakit jika dibandingkan dengan penghinaan dan rasa malu yang ia terima. Bagaimana bis

  • Kontrak Pernikahan Boss Gila   5. Demonstran

    Ponsel di atas nakas tidak berhenti berdering, sedangkan si pemilik masih tertelungkup di ranjang dengan kepala sengaja ditutup menggunakan bantal. Ia menggeram keras, lalu bangkit dan membuang bantal itu ke sembarang arah.“Siapa yang memasang alarm pagi-pagi buta!” teriaknya, menatap nyalang ponsel yang nyaris jatuh karena getar. Ia beringsut mendekati nakas, meraih ponsel itu dengan kasar, melihatnya sebentar lalu menggeser tombol hijau pada layar.“Apa!” Ia berteriak di layar ponselnya.“Kau sudah gila, Joana?”“Apa yang kau lakukan!”“Kegilaan apa lagi kali ini!”Balas orang di seberang, juga dengan berteriak lebih kencang. Pandangan Joana mengarah pada layar ponselnya, melihat nama yang tertera di sana, lalu pandangannya beralih ke sekeliling kamarnya. “Memangnya salah tidur di rumahku sendiri? Aku tidak sedang tidur bersama pria!”“Pria? Pria apa yang kau maksud, My Ruby! Jangan menghayal tidur dengan Mr. Hans. Lihat artikel yang kukirim tadi. Aku yakin ini ulahmu!”Joana menek

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status