“Nyai Purbasari... Siapa dia ki ?”
“Loh raden belum tahu ya, Nyai Purbasari itu adalah seorang sinden yang saat ini sangat terkenal dimana-mana den, dimana saja dia mengadakan pertunjukan selalu banyak orang yang melihatnya. Selain bersuara merdu, Nyai Purbasari juga sangat cantik den, seumur hidup aki, belum pernah aki melihat wanita yang begitu sempurna seperti Nyai Purbasari. Pokoknya raden pasti menyesal kalau tidak melihatnya”. ucap aki pemilik warung lagi seraya segera meninggalkan Bintang untuk melayani tamunya yang lain.
Karena rasa penasarannya, akhirnya Bintang memutuskan untuk menunda perjalananya terlebih dahulu untuk membuktikan ucapan-ucapan orang-orang didesa itu tentang sosok Nyai Purbasari.
***
Malam sudah datang, tapi seperti biasanya, malam itu kademangan Sambodas sangat berbeda dengan malam-malam sebelumnya, disepanjang jalan terlihat diterangi oleh api obor yang terang benderang, puluhan bahkan ratusan orang ta
“Serrrrr”. sebelum tubuh Nyai Purbasari menghantam tanah, sebuah bayangan biru menyambarnya dengan cepat dan setelah bersalto beberapa kali diudara, sosok bayangan biru itu baru kembali turun ketanah dan kini terlihatlah sosok pemuda yang tak lain adalah Bintang, sementara itu sosok Nyai Purbasari telah berada dipondongan Bintang, Bintang segera menurunkannya dengan sangat hati-hati.“Sebaiknya nyai cepat menyingkir dari tempat ini”. ucap Bintang lagi seraya berbalik ingin melangkah pergi.“Tuan tung...!”. terlambat bagi Nyai Purbasari ingin mengucapkan terima kasih kepada tuan penolongnya, saat itu beberapa orang pengawalnya sudah terlihat menyuruhnya untuk segera meninggalkan tempat itu. Sebelum meninggalkan tempat itu, Nyai Purbasari terlihat masih sempat berpaling dan menatap kearah Bintang dan kemudian diapun melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu.Tempat yang tadi begitu riuh dan ramai oleh para penonton, kini suda
“Huakkk.”. si Tapak Beracun langsung memuntahkan darah segar dari mulutnya saat bangkit dari jatuhnya. “Pulihkan luka dalammu Tapak Beracun, sekarang giliranku”.ucap si Jarum Iblis lagi maju beberapa tindak kedepan.Ditempatnya Dewi Mawar Merah terlihat menatap sosok lawan yang berdiri dihadapannya, sosok lelaki ini sangat berbeda dengan sosok si Tapak Beracun tadi, sosok yang sekarang terlihat lebih tenang, rambutnya yang panjang yang dibiarkannya terurai didepan wajahnya, memuat kedua mata lelaki ini tak terlihat, tapi dari sikapnya Dewi Mawar Merah yakin kalau laki-laki yang satu inipun tak bisa dianggap enteng.“Ayo Dewi Mawar Merah, kita selesaikan pertarungan ini..”. ucap lelaki itu lagi seraya mengembangkan kedua tangannya. Melihat hal itu Dewi Mawar Merahpun bersiap menyambutnya.“Jaga seranganku Dewi Mawar Merah...hiyatttt”. sosok si Jarum Iblis merengsek kedepan, baru beberapa langkah ; “Sett... set
Dewi Mawar Merah hanya bisa terpana menyaksikan serangan maut yang dilepaskan oleh si Jarum Iblis, saat serangan itu semakin dekat, Dewi Mawar Merah hanya mampu menutupi kedua matanya dengan kedua tangannya.“Serrrr...weeesss...desshhh..”. disaat-saat yang genting itu pula tiba - tiba saja Dewi Mawar Merah merasakan ada satu hembusan angin kencang yang datan dari arah sebelah kananya dan kejap berikutnya Dewi Mawar Merah dapat mendengar sebuah teriakan keras yang datang dari arah depannya, belum lagi hilang rasa terkejutnya, tiba-tiba saja Dewi Mawar Merah merasakan ada yang menyambar tubuhnya dan membawanya melesat dengan kecepatan tinggi, penasaran dengan apa yang terjadi, tapi Dewi Mawar Merah membuka kedua matanya dan betapa terkejutnya Dewi Mawar Merah saat menyadari kalau saat itu dirinya tengah berada dipondongan seorang pemuda berjubah biru yang beberapa waktu lalu juga pernah menolongnya.Apa yang terjadi ? disudut sana terlihat sosok si Jarum Ibli
“Baiklah nisanak, aku pergi dulu sebentar, nisanak disini saja dulu .”. ucap Bintang lagi seraya bangkit berdiri.“Ma...mau kemana ?”. ucap gadis ini cepat.“Aku akan mencari makan untuk kita berdua. Nisanak pasti sudah sangat lapar”. ucap Bintang tersenyum seraya berkelebat pergi, sepeninggalan Bintang, gadis ini termenung, walau mereka baru saja kenal, tapi pemuda itu begitu amat baik kepadanya bahkan sangat akrab sekali dengan dirinya seakan-akan mereka sudah kenal begitu lama.Sambil menunggu, gadis ini kembali mengenakan kerudung merahnya dan setelah itu dia mengambil sikap bersemedi untuk memulihkan tenaganya.Belum begitu lama gadis ini tenggelam dialam tapa bratanya, tiba-tiba saja pendengarannya yang tajam mendengar suara-suara mencurigakan yang datangnya dari arah depan, maka setika gadis ini dengan cepat membuka kedua matanya, tapi ; “Tuk”. sebuah totokan sudah mendarat ditubuhnya dengan telak dan
“Kami akan mempertimbangkan ucapanmu tadi kisanak, tapi kau harus memberitahukan dulu namamu pada kami”. ucap salah seorang diantara mereka lagi, ditempatnya Bintang terlihat berfikir sejenak, dan ;“Orang-orang persilatan menyebutku Ksatria Pengembara”. ucap Bintang akhirnya, tapi ucapan singkat itu justru membuat perubahan hebat diwajah kedua lelaki yang ada dihadapannya, bahkan raut wajah gadis berkerudung merah itupun ikut berubah.“Ternyata dia adalah pendekar yang terkenal itu”. batin gadis berkerudung merah ini lagi seraya menatap kearah sosok Bintang.“Baiklah pendekar, urusan ini tidak perlu kita lanjutkan lagi, tapi sebaiknya pendekar berhati-hati, ki Demang Wagata telah menyewa beberapa orang pendekar untuk menangkap gadis itu.”. ucap salah seorang dari kedua pendekar dari lembah lawu itu lagi.“Baik, terima kasih atas pemberitahuan kisanak berdua”. ucap Bintang lagi seraya menjura hor
Lembah Bunga adalah sebuah lembah yang sangat terasing dari kehidupan dunia luar, sehingga tak banyak orang yang mengetahui tentang keberadaan lembah ini. Lembah Bunga adalah nama yang dibuat sendiri oleh Dewi Mawar Merah yang juga guru Mawar yang kini setelah gurunya meninggal, nama itu kembali disandang oleh Mawar sebagai namanya didunia persilatan.Dulu saat pertama kali Dewi Mawar Merah tiba dilembah itu, keadaan dilembah itu begitu hancur lantak oleh buasnya kehidupan alam, tapi berkat ketekunan dan ketelatenan Dewi Mawar Merah dalam menanam, merawat dan memelihara bunga-bunga mawar, kini hampir disepanjang jalan menuju kelembah itu dipenuhi oleh bunga-bunga Mawar yang tumbuh disana sini, dari jauh sungguh terlihat indah keadaan dilembah itu. Kini setelah Dewi Mawar Merah tiada, Mawarlah yang bertugas untuk menjaga dan memelihara semua itu.Keadaan di Lembah Mawar memang sangat indah dan inipula yang dilihat oleh Bintang saat pertama kali menjejakkan kakinya dilem
Pagi itu di Lembah Bunga, sosok seorang gadis berparas cantik jelita tengah berdiri menghadap sebuah batu besar yang ada tepat beberapa langkah dihadapannya. Mata indahnya tampak menatap tajam kearah batu beasr yang ada dihadapannya. Sosok dara jelita itu tak lain adalah sosok Mawar alias Dewi Mawar Merah. Tak jauh dari sosok Mawar, terlihat sosok seorang pemuda tampan berjubah biru yang tak lain adalah Bintang yang saat itu berdiri tak jauh darinya.Sesaat Mawar terlihat mengalihkan pandangannya kearah Bintang, dimana Bintang saat itu terlihat mengangguk pasti. Mawarpun terlihat mengangguk. Perlahan terlihat kedua tangan Mawar mulai terangkat dan secara perlahan tapi pasti, kedua telapak tangan Mawar terlihat bertemu diatas kepalanya dan dari kedua telapak tangan Mawar yang bertemu itu terlihat seperti membentuk sekuntum bunga yang sedang mekar.“Zzeeegghhh...! Hebat! dalam beberapa hitungan nafas saja, tiba-tiba saja dari kedua telapak tangan Mawar yang membent
Malam itu hujan turun dengan lebatnya, guntur dan kilat saling silih berganti menggema, angin menderu kencang. Dikamarnya Mawar sediktipun tak kuasa untuk memejamkan kedua matanya, sesekali terlihat tubuh indahnya berguling-guling diperaduannya, dan sesaat terlihat kedua matanya terbuka.Sudah dicobanya untuk tidur, tapi Mawar benar-benar tak bisa melakukan hal itu, malam itu perasaan hatinya begitu gembira dan sangat bahagia sekali mengetahui kalau cintanya disambut oleh Bintang dan perasaan itu pula yang malam ini yang membuatnya tak bisa tidur. Masih terbayang jelas dibenak Mawar saat tadi Bintang mencium bibirnya, pengalaman pertama yang pernah dialaminya, pengalaman yang takkan pernah dilupakan seumur hidupnya, pengalaman yang begitu indah.Perlahan terlihat Mawar memejamkan matanya Mawar terlihat begitu menikmati lamunannya, entah kenapa lamunannya mulai berkembang jauh, dalam lamunannya, Mawar membayangkan tubuh Bintang yang pernah dilihatnya beberapa waktu yang