Share

Kuasa Rahasia Suami Dadakanku
Kuasa Rahasia Suami Dadakanku
Author: Rosemala

1. BATAL NIKAH

Author: Rosemala
last update Huling Na-update: 2025-05-27 15:20:04

“Pernikahan kita batal. Aku tidak bisa menikahimu.”

“Apa maksudmu?” Pertanyaan itu keluar dari bibir seorang gadis bergaun pengantin putih. Buku-buku tangannya memucat akibat ia menggenggam ponsel di tangan begitu keras. “Jangan bercanda, Rafa. Aku sudah menunggumu di aula pernikahan. Keluargaku juga–”

“Aku tidak peduli.” Suara di seberang saluran telepon itu menyela dengan dingin. “Mau selama apa pun kamu menunggu, aku tidak akan datang.”

Tubuh Gladys membeku. Otaknya masih tidak bisa mencerna ucapan calon suaminya tersebut.

“Ini tidak lucu, Rafa,” ucap Gladys lagi. Suaranya bergetar. “Ini hari pernikahan kita. Semua undangan sudah disebar, penghulu pun sudah datang. Kamu tidak bisa membatalkan pernikahan begitu saja.”

“Terserah bagaimana kamu mengurusi mereka. Mau kamu bubarkan, atau mau kamu pakai untuk menikah dengan pria yang bisa memuaskan nafsumu itu.”

Gladys mengernyit, tidak mengerti dengan maksud Rafael. “Apa maksudmu?”

Rafael mendengus mendengar respons Gladys. “Ternyata kamu tidak sebaik yang aku kira, Gladys. Setelah semua yang kita lalui … bisa-bisanya kamu mengkhianatiku seperti ini.”

“Apa? Maksudmu aku selingkuh?” tanya Gladys, masih tidak paham. “Rafa, aku tidak pernah–”

Tuuttt.

Rafael memutus panggilan begitu saja. Sepihak. Padahal Gladys butuh penjelasan dan menjelaskan. Bagaimana mungkin Rafael menuduhnya selingkuh, padahal Gladys sama sekali tidak pernah berhubungan dengan pria lain bahkan saat tunangannya tersebut berada di luar negeri selama beberapa tahun?

Dengan tangan gemetar, ia mencoba menelepon kembali, berkali-kali. Namun, gagal. Nomor Rafael tidak aktif.

Panik kembali menerjangnya. Dadanya sesak, sementara matanya mengabur oleh air mata yang menolak jatuh—masih bertahan karena belum rela percaya. 

“Ada apa, Sayang?” Suara ayahnya, Satrio, mengalun lembut. Namun, sorot mata tajam itu tampak khawatir.

Gladys mendongak. Matanya yang sembap menatap ayahnya. Ia membuka mulut, tapi tak ada suara keluar. Hanya satu kata yang mampu ia paksakan, “Rafa...”

Satrio meraih bahunya. “Di mana Rafael? Kenapa belum datang?”

“Rafa… tidak akan datang, Pi.” Suaranya nyaris tak terdengar. Tapi cukup untuk memecahkan hati ayahnya. “Dia membatalkan… pernikahan ini, Pi.”

Satrio sejenak terdiam. Kemudian ia merampas ponsel di tangan Gladys, memanggil nomor Rafael—berulang kali. 

Namun, tetap tidak aktif. Hingga akhirnya pria paruh baya itu mendesis, lalu melempar ponsel ke lantai dengan napas yang mulai terdengar tidak beraturan.

BRAK!

Pecah. Hancur berserakan. Puing-puingnya terlempar ke sembarang arah. Seperti itulah hati anak perempuannya saat ini.

Tubuh Gladys bergetar hebat. Kepalanya menggeleng seperti orang linglung. Kakinya tak mampu lagi menopang tubuhnya. Ia jatuh berlutut. Gaun pengantinnya mengembang di sekelilingnya. Isaknya tertahan, seperti tidak diizinkan menangis. Tapi air matanya mengalir juga—diam-diam, tanpa suara.

“Sat, ada apa? Kenapa kamu mengamuk seperti ini?” Tiba-tiba Rajendra, paman Gladys, datang didampingi istri dan putranya. “Apa yang terjadi?”

Baik Satrio maupun Gladys tidak menjawab. Gladys menunduk di lantai dalam penyangkalan hatinya. Sementara Satrio sibuk meredakan amarah yang membumbung tinggi. Hingga akhirnya, keluarga sepupunya itu mendapatkan jawaban dari orang lain yang kebetulan ada di sana.

“Astaga, pria berengsek itu.” Rajendra mendengus. “Memang dia tidak pantas menjadi bagian dari keluarga Wiradarma.”

Hening sejenak.

“Kalau begitu, daripada kita sekeluarga ikut malu seperti yang diharapkan oleh pria itu, bagaimana jika Alvin menggantikan posisinya sebagai calon suami Gladys?”

Ruangan sontak menjadi sepi setelah ucapan itu terlontar. Ayah Gladys dan semua orang yang ada di sana terdiam. 

Pun dengan Gladys yang mendadak menghentikan tangis. Seperti disambar petir kedua kalinya.

Setelah Rafael mendadak membatalkan pernikahan tanpa sebab, kini sang paman mengatakan sesuatu yang membuatnya nyaris kehilangan kewarasan.

“Apa?” Gladys tercekat. Menatap tak percaya sang paman. “Menikah dengan Alvin?”

Jendra mengangguk. Ia menatap Gladys dan kembali berujar, “Daripada pesta ini berakhir sia-sia, bukanlah lebih baik jika kamu menikah dengan Alvin? Mumpung ada calon lain, Dys. Toh kalian sudah dekat sejak kecil.”

Gladys menatap Alvin. Pria itu mengangkat alis dan tersenyum tipis—senyum yang tak mengulurkan tangan, hanya menyodorkan ego.

“Ya, aku bersedia menikahimu, Dys. Jangan khawatir,” ujar Alvin dengan dagu terangkat. “Aku akan membereskan kekacauan yang dibuat oleh calon suamimu yang tidak jelas itu.”

Meskipun sedang terpuruk, Gladys tetap tidak bisa mengabaikan perasaan asing di hatinya saat melihat betapa antusiasnya sang paman dengan ide suami pengganti tersebut. 

Seakan … pria itu memang sudah menunggu kesempatan ini. 

“Oke.” Jendra bertepuk tangan. “Tunggu apa lagi? Cepat–”

“Tidak.” Suara Satrio menyela. Pria paruh baya itu tampak marah, tapi berusaha mengontrol dirinya. “Putriku tidak akan menikah dengan Alvin.”

“Melainkan dengan pengawalku, Tyo.”

**

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
ida Sari
apa! ayah nya Gladys mau nikahkan dia sama pengawal nya ! apa Suryo sdh tau klu Jendra ada maksud lain ya mau anak nya nikah sama Gladys
goodnovel comment avatar
ida Sari
wah gila ya Rafael malah membatalkan pernikahan tanpa Gladys tau kesalahan nya ,mana bisa dia menuduh Gladys selingkuh atau jgn2 dia yg selingkuh tp untuk menutupi kesalahannya dia nuduh Gladys..mau nikahkan sama Alvin sama Gladys! apa sebenarnya rencana paman nya.
goodnovel comment avatar
Atri
ada maksud terselubung ni mesti rajendra ma alvin
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   79. DAN ...?

    Ruangan yang seharusnya sejuk itu kini berubah panas. Gerakan-gerakan liar di atas ranjang membuat semua benda terasa ikut bergetar. Bahkan gelas berkaki tinggi di atas nakas membuat airnya seolah akan tumpah.Suara erangan, desahan, dan teriakan-teriakan kecil berpacu dengan deru napas yang memburu.Tubuh keduanya sudah bermandi peluh sejak tadi, tapi belum ada tanda-tanda mereka akan segera mengakhiri perjalanan itu.Tangan Gladys meremas seprei yang sudah tak beraturan. Sesekali menjambak rambut Tyo atau menancapkan kukunya di kulit keras sang pria seiring tubuhnya yang terus menggelinjang. Mulutnya tak pernah sepi. Terus menceracau mengekspresikan perasaannya.Matanya terpejam seiring sensasi indah yang terasa membawanya terbang berpetualang di atas nirwana. Sesekali terbuka, menatap penuh cinta wajah pria yang tengah memberikan keindahan itu.“Tyo…,” desahnya manja saat merasakan tubuhnya terguncang lebih cepat karena ritme gerakan sang pria semakin tinggi. Diremasnya kuat-kuat s

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   78. CERITA TYO

    Tyo menatap Gladys sebentar, sebelum mengalihkan pandangan dan mengembuskan napasnya.“Dulu, aku pernah merasa hidupku sangat hampa, Gladys,” ucap Tyo lirih, memecah keheningan di antara mereka. “Waktu itu, aku bahkan tidak tahu lagi untuk apa aku hidup.”Gladys balik menatap pria itu, mendengarkan dengan saksama setiap kata yang keluar dari mulutnya. Wajah dan ekspresi Tyo yang selalu serius, kini tampak bertambah kadar keseriusannya.“Saat itu perusahaan Papaku sedang terpuruk. Aku tahu betul betapa kerasnya beliau berusaha mempertahankan semuanya. Lalu, ketika Papa bilang ada sesuatu yang bisa aku bantu… aku mengangguk. Tanpa banyak tanya. Tanpa pikir panjang.”Tyo menatap langit yang mulai berwarna keunguan. Suaranya terdengar jernih, tenang, tapi penuh beban.“Beliau ingin aku menyelundup ke rumah seseorang. Pria yang katanya penyebab kejatuhan bisnis kami.”Gladys refleks menahan napas.“Aku mengikuti pelatihan fisik di sebuah agensi yang menelurkan banyak pengawal kredibel. Age

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   77. GEMAS

    Angin sore berembus lembut melewati balkon berdinding kaca yang terbuka sebagian. Tirai putih tipis bergoyang pelan, membiarkan cahaya keemasan menari-nari di lantai kayu. Tyo baru saja selesai menata makanan di meja kecil balkon.Sementara itu, Gladys baru keluar dari kamar mandi dengan masih menggunakan handuk kimono dan rambut basah yang digelung seadanya. Ia menatap sekeliling ruangan, matanya langsung tertumbuk ke atas ranjang. Sesuatu menarik perhatiannya.Di sana terhampar satu blouse berwarna krem pastel. Potongannya elegan, lembut, dan terlihat… sangat sesuai dengan seleranya. Gladys memicingkan mata, lalu menoleh ke arah Tyo yang sedang menuangkan teh.“Tyo,” panggilnya dengan nada curiga, “itu… baju siapa?”Tyo hanya melirik sebentar, lalu kembali sibuk mengisi gelas. “Bajumu.”Gladys mengerutkan kening. “Bajuku? Maksudmu—”“Kenapa? Tidak suka?” sahut Tyo ringan. “Kalau begitu kamu pilih saja sendiri. Ada di lemari.”Tyo menunjuk sisi dinding di mana ada ruangan di baliknya

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   76. MAU LAGI?

    Pintu terbuka. Seorang pelayan wanita berdiri di ambang pintu, membungkukkan badan dengan sopan.“Maaf mengganggu, Tuan Muda. Makanannya sudah siap,” ucapnya pelan, dengan suara nyaris tak terdengar.Tyo mengerutkan keningnya dengan bingung. “Kenapa disiapkan makanan? Aku tidak meminta,” tanyanya, nada suaranya datar tapi terdengar jelas nada heran di baliknya.“Nyonya yang menyuruh, Tuan,” jawab si pelayan tanpa menatap langsung ke arahnya.Alis Tyo terangkat. “Apa Nyonya sudah menunggu di meja makan?”Pelayan itu menggeleng dengan anggukan sopan. “Tidak, Tuan. Nyonya dan Tuan besar sudah pergi keluar sejak pagi. Tuan Muda Bintang juga pergi.”Tyo menarik napas pelan, nyaris tak terdengar. Ada sedikit kelegaan yang perlahan menyelinap dalam dadanya. Setidaknya hari ini ia tak perlu menghadapi tatapan penuh penilaian dari ibunya atau sindiran tajam yang kadang dilemparkan ayahnya tanpa ampun. Gladys bisa beristirahat dulu. Tanpa tekanan. Tanpa harus terus waspada.“Tolong bawakan saja

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   75. WAJAH ASLI?

    Tyo melerai pelukannya perlahan setelah tubuh Gladys mulai tenang. Isak tangisnya telah mereda, meski napasnya masih sedikit tersengal. Tyo menatap wajah wanita itu lekat-lekat, lalu menyelipkan helai rambut yang jatuh ke pipinya ke belakang telinga dengan gerakan lembut. Tangannya kemudian mengusap pelan sisa air mata yang masih membekas di pipi Gladys."Ayo duduk," ucapnya lirih sambil membimbing Gladys ke tepi ranjang.Gladys menuruti, meski gerakannya masih terasa berat dan penuh keraguan."Istirahatlah. Kamu memang terlihat sangat lelah," ujar Tyo, suara dan sorot matanya begitu penuh perhatian.Namun, Gladys menggeleng perlahan. Matanya masih sembap, namun kini menyiratkan kegelisahan yang lebih dalam."Kenapa?" Tyo bertanya lagi, mengernyitkan dahi."Tidurlah dulu. Jangan risaukan apa pun. Aku di sini. Aku tidak akan ke mana-mana."Gladys menatap Tyo beberapa detik, seolah mencari kepastian di balik kata-kata itu. Tapi kemudian dia kembali menggeleng."Aku takut," bisiknya liri

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   74. SI DUNGU

    Ketegangan masih menyelimuti. Gladys merasakan tangannya semakin dingin. Apalagi saat melihat Billy, yang wajahnya memerah, tampak hendak berdiri.Tubuh pria itu sudah sedikit terangkat dari sofa ketika sebuah tangan terulur, menahan gerakannya.“Biarkan aku dulu,” ujar Metha—istrinya.Billy menghela napas pelan dan kembali bersandar. Sorot matanya tetap tak lepas dari putra sulungnya dan wanita yang berdiri di sampingnya. Sesuatu seperti ingin meledak, tetapi diredam dengan keras.Metha berdiri. Langkahnya pelan, penuh kontrol. Tapi suara hak sepatunya di lantai marmer terdengar menggelegar—menghantam ruangan seperti palu godam. Detak jantung Gladys kian menggila.Tyo tetap tenang di sampingnya, meski sorot matanya sedikit mengeras saat ibunya semakin mendekat.Tanpa sadar, Gladys meremas tangan Tyo yang masih menggenggam jemarinya.Tyo membalas dengan remasan lembut, menenangkan.Metha berhenti tepat di hadapan mereka. Wajahnya dingin, sorot matanya tajam, dan bibirnya terkatup rapa

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status