Apa kurangku selama ini mas, semua kebutuhan mu selalu aku penuhi. Setiap hari aku diam saat kamu perlakukan semaumu. Dulu saja kamu sangat memanjakanku setiap hari. Apa karena bentuk tubuhku? Atau apa? Atau hanya karena sudah bosan? Atau? Ini menang jati dirimu? Yang gemar bermain api di belakang ku.
Sesampainya di rumah, Andin segera menuju dapur. Karena sang mertua pasti sudah mengomel karena seharian ia tidak memasak. Hanya memasak untuk sarapan tadi pagi. Dan benar saja. Belum sampai dalam rumah saja sudah terdengar teriakan ibu mertua. "Baguuusssss, jadi istri saja sudah berani keluar keluar rumah sampai dia,,, " "Assalamu'alaikum bu"potong Andin "Hmmmm, Walaikumsalam" "Ini bu, sudah kubelikan makanan di luar buat ibu nanti makan siang" ucap Andin sambil menyodorkan makanan pada . Bu Winda segera menyambar makanan yang dibawa Andin. "Punya uang juga kamu" Hiruk pikuk pagi menjelang siang di kota metropolitan ini sangan terasa untuk semua orang. Mereka yang bekerja di bawah sinar matahari langsung akan sangat merasakan keperkasaan sang surya dalam menyinari hari-hari mereka. Terlebih bagi sebagian orang yang bekerja di dalam kantor. Ruangan yang difasilitasi Ac Itu sangat tidak terasa kesejukannya. Bahkan sebagian dari mereka sudah tidak memperdulikan dandanannya. Banyak yang make up nya sudah luntur akibat keringat, ataupun kemeja mereka yang sudah terbuka di bagian kancingnya Namun, panasnya siang hari itu sama sekali tidak mengganggu keromantisan 2 insan manusia tangan sedang meneguk madu di ruangan manager. "Ahhhh masss, nikmat banget ini lohh" racau Shela saat Firman dengan membabi buta meny*sap leher jenjang miliknya. "Teruslah mendes*h Shel. Aku suka suaramu" Tok tok tok... Kegiatan mereka terhenti saat mendengar suara ketukan pintu dari arah luar. "Sialan, siapa sih ganggu aja" gerutu Firman karena aksinya harus terhenti. "Masuk!!" Perintah Firman dari dalam ruangan. Shela yang mengetahui ada orang di luar segera membenahi pakaian serta dandanan menornya. "Permisi pak, ini laporan keuangan bulan ini, mohon segera anda cek" bawahan Firman itu mengerahkan dokumen berisi laporan keuangan bulan ini. Setelahnya, ia segera keluar dari ruangan atasannya. Namun, sebelum keliru, ia sempat melirik kepada Shela. Sebagai laki-laki dewasa tentu ia tahu apa yang baru saja terjadi pada atasan dan perempuan itu. Dengan celana atasannya yang sedikit menggembung di bagian tertentu, dasi yang sudah tak beraturan. dan apa itu, bahkan belahan d*d* perempuan itu terlihat. "Kenapa masih disitu? Keluarrr! "Bentak Firman pada bawahannya. "M-maaf pak, permisi" ia buru-buru keluar dan menutup pintu nya. "Sayanggg, kamu sibuk sekali yaa, aku balik aja deh ke kantor. Kamu terusin pekerjaan kamu" ucap Shela dengan manja pada Firman. "Eh tapi sayang. Kenapa buru-buru bukannya tadi katamu bossmu itu sedang libur. Dan dengan baiknya ia menyuruh mu untuk libur juga" "Emhhh, maksudku aku mau ke salon dulu. Byeee sayanggg" C*p, Shela pamit keluar pada Firman sambil menc*um pipi Firman. Blammm.. Pintu tertutup "Hah dokumen s*alan. Harus meriksa lagi. Males banget aku meriksa ginian" IQ Firman memang di bawah rata-rata. Ia bahkan hanya lulusan SMA . Ia tidak tau bagaimana cara mengecek laporan keuangan selama ini. Ia hanya sedang beruntung saja bisa memperistri seorang anak konglomerat. Dan bisa di titik sekarang. Menjadi seorang manager keuangan. Namun, dengan jabatan yang ia miliki menjadikan seorang Firman gelap mata dan bermain api di belakang istrinya. Ayah Andin berfikir, jika ia memberikan pekerjaan pada menantunya, hidup Andin akan bahagia karena ia akan mendapatkan kehidupan yang layak dari gaji di atas rata-rata sang suami. Tapi Andin dengan pandainya menutupi semua yang terjadi pada dirinya dari keluarganya. - - "G*la lo Shel, dari mana aja lo, mentang-mentang elo sales pemasaran dan elo bisa keluar kantor kapanpun jadi elo bisa se enaknya begini. Ga dapet target baru tau rasa lo" ucap Nindi teman sekantor Shela. Yang sama-sama seorang sales. Shela, yang mengaku sebagai sekretaris boss besar pada Firman sebenarnya hanyalah seorang sales pemasaran pada sebuah perusahaan. Dengan pekerjaan ini, ia dengan mudahnya keluar masuk kantor karena memang ia harus memasarkan produk dari kantornya. "Berisikkk. Ntar kalo gue dapet target, terus gue dapet bonus besar jangan iri yaa, gue tuh dari tadi keliling buat cari konsumen tau gaa" "Ya ga sampe 3jam lebih Shel. Jangan-janganlo ketemu sama pacar lo yang katanya suami orang itu yaa hahaha" "S*alan loo" dan terjadilah aksi kejar-kejaran antara Shela dan Nindi di kantin kantor. Karena memang hal itu bertepatan dengan jam makan siang kantor. Brukkk Tanpa sengaja Shela menabrak punggung kokoh di depannya. Di pemilik punggung kokoh itu berbalik dan menatap tajam Shela. Shela yang ditatap tajam seperti itu hanya bisa menundukkan kepala sedalam-dalamnya dengan wajahnya yang pucat sepucat kapas. "Mamp*ss gw" batin Shela "Baru pertama kali ini saya mengunjungi kantin kantor saya. Dan saya sudah mendapatkan kejadian yang membuat saya tidak mood untuk makan cihhh menyebalkan" gerutu sang boss dan berlalu begitu saja dari hadapan Shela yang masih takut untuk mengangkat wajahnya. "Lain kali hati-hati kamu" ucap sang asisten pribadi. "Gapapa lo Shel? " tanya Nindi pada Shela. "G*la. Ganteng bangetttttt Ninnnn" kalo gue bisa dapetin pak boss. Hah gue buang tuh si Firman k*mprettt. Ga bakal habis 7 turunan kekayaan gue" khayal Shela lalu pergi meninggalkan Nindi yang masih tekejut dengan kejadian barusan. Di lain tempat, di sore hari Dorr dorrr dorrr "Andinn, ini kenapa kamu tidak memasak, lihat jam berapa sekarangg" teriak bu Winda dari luar kamar Andin, karena dari siang setelah menjemput anaknya, hingga sore Andin sama sekali tidak menunjukkan barang hidungnya. "Bukannya bahan makanan habis ya bu. Ibu belum belanja kah?" "Halah kamu ini alesan. Yaa belanja lah kamu" "Mana uangnya buuu" ucap Andin sambil menyodorkan tangannya hendak meminta uang pada ibu mertuanya. "Gada uang. Habiss, kamu aja yang beli" "Aku juga gada yang buuu" Perdebatan mereka baru berhenti setelah mendengar sesorang membuka pintu dari luar. "Buu, mbakk. Kalian apa-apan sih. Udah kaya anak kecil. Berantem terusss" kesal Mulan saat baru datang. "Kamu juga, perempuan lupa pulang. Kemana kamu dari kemarinn" bentak bu Winda pada anak perempuannya. "Apaan sih bu, mas Firman kan udah bilang sama ibu kalau aku nginep di rumah temenku. Apa sih yang kalian ributkan?" "Mbakmu ini Lan, masa sore tidak masak sama sekali, kesel ibu. Huh" berjalan dengan menghenta-hentakkan kakinya dan masuk ke dalam kamar. "Kenapa mbak ga masak? " "Tanya sama ibumu" ketus Andin dan langsung masuk ke dalam kamar. - - Hingga menjelang tengah malam, Firman sama sekali belum pulang. Sejak tadi, Andin sudah menghubungi namun tidak ada jawaban sama sekali. Bahkan sekarang, HP nya tidak dapat dihubungi. "Kemana saja kamu mass" batin Andin dengan resah.Angin malam yang berhembus lembut membuat jilbab Andin berkibar dengan anggunnya. Ia yang 1 jam lalu telah sampai di tanah Bali tidak bisa menahan diri untuk segera menapaki pantai. Meski malam, pantai di sini masih saja membuat matanya terpesonaKebetulan, sang kakak memang sengaja membuat rumah yang jaraknya tak begitu jauh dari pantai. Tepatnya pantai Kuta. Hanya bermodal jalan kaki, Andin sudah berhasil menapakkan kakinya di pesisir pantai yang masih saja ramai meski malam hari.Setelah melepas rindu dengan kakak serta kakak iparnya dan kedua ponakannya, Andin yang merasa sedikit jenuh segera pamit untuk pergi ke pantai. Sendiri, karena Fara yang kelelahan memilih untuk tidur lebih awal.Meski sudah beberapa kali ia berkunjung ke sini, namun suasana pantai masih saja membuat Andin terpesona. Banyak warung-warung pinggir pantai yang menyajikan berbagai kuliner khas Bali. Hingga kuliner kekinian yang orang menyebutnya makanan Gen Z. Andin tertawa getir membayangkan banyaknya nama-n
"Ba-bagaimana Dok hasilnya?? " tanya Mulan berhati-hati. Ia sempat menangkap perubahan ekspresi sang dokter. Entah mengapa firasatnya mengatakan akan ada hal buruk terjadi. Tangan yang ia letakkan di atas pahanya di genggam hangat oleh Sugeng yang juga penasaran dengan hasil tes.Sang dokter membetulkan letak kacamatanya sebelum mengucapkan hal yang mungkin akan merubah nasib pasutri yang ada di depannya saat ini."Ekhm. Sebelumnya saya mau bertanya kepada bapak dan ibu. Pekerjaan bapak dan ibu apa ya? "Sugeng maupun Mulan menjawab dengan ragu, mereka merasa malu dengan pekerjaan yang mereka geluti. Bahkan saat sudah menikah pun, kebiasaan untuk tidur dengan lawan jenis lain masih berlangsung. Mereka baru berhenti Akhir-akhir ini karena tubuh mereka yang drop."Emm itu Pak. Pekerjaan kamii... ""Baiklah kalau ibu bapak tidak mau bilang sama saya tidak apa-apa. Namun ada yang perlu and garis bawah i. Bahwa penyakit yang kalian derita itu bukan penyakit sepele""Jelaskan saha dok. Jang
Setelah ruang sidang kembali hening. Andin yang duduk seorang diri hanya bisa memijat kepalanya pelan. Berbagai tumpukan kertas yang tersusun rapi di depannya semakin membuatnya gusar. Belum selesai dengan masalah pribadinya, muncul lagi masalah kantor yang lagi-lagi berurusan dengan uang."Haaahhhhh" hembusan nafas kasar dari mulut Andin menandakan berapa dirinya saat ini sedang kalut. Perlahan, ia beranjak dari duduknya, bermaksud untuk kembali ke ruangannya. Karena 2 jam lagi waktu pulang kantor. Sebelum itu, sempat ia mampir sebentar ruangan milik Pak Rudi.Tangannya terulur mengetuk pintu ruangan. Beberapa detik kemudian tampak pintu dibuka pelan dari dalam. Wajah pucat Pak Rudi terlihat pertama kali."B-Bu Andin" sapanya gugup."Boleh saya masuk? ""S-silahkan bu"Kursi empuk yang berhadapan tepat di depan Pak Rudi menjadi pilihan Andin untuk mendudukkan b*kongnya. Matanya terpaku pada kertas yang berserakan di meja. Sekaligus layar laptop yang masih menyala. Tentu ia tahu apa y
"S*alan udah hampir 2 minggu gue kaya gini. Uhukkk" omel Sugeng yang masih saja merasakan tubuhnya tidak Fit. Batuk pilek serta meriang yang ya berlangsung hampir 2 minggu. Namun sama sekali ia belum memeriksakan diri ke dokter."Tau mas, kenapa kita jadi kaya gini ya. Apa kita ke dokter aja? Aduhh kepala aku sakit bangett" sahut Mulan yang merasakan sakit juga di tubuhnya. Belum lagi is yang selalu menggaruk kem*luannya."Kamu kuat bawa mobil hah? ""Gak kuat mas. Kita pesen taksi online aja"Akhirnya Mulan serta Sugeng memutuskan untuk memesan taksi online untuk mengantar mereka ke rumah sakit. Mulan sempat curiga dengan penyakit yang ia derita namun ia menepis semua pikiran buruk itu. Ia yakin jika sakitnya hanya kurang istirahat. Mengingat seminggu yang lalu ia benar-benar tak istirahat. Satu minggu full ia digempur habis-habisan oleh banyak pira hidung belang. Bahkan bisa sehari ia melayani 2 sampai 3 pria. Sungguh perkasa batinnya.Tak menunggu waktu lama. Sekitar 30 menit taksi
Dengan sengaja Andin melangkah mengikuti kedua insan yang sepertinya terlihat bahagia masuk ke dalam toko make up.Namun tentu sebelumnya ia pamit terlebih dahulu kepada putrinya yang tengah asyik bermain seluncuran.Mulutnya berdecak kagum melihat berbagai pajangan make up yang tertata rapi. Andin yang setelah berpisah dari Firman menjadi wanita yang kembali gemar dengan sesuatu hal yang berbau kecantikan sejenak lupa dengan tujuannya ke sini.Matanya memindai setiap pengunjung yang hadir. Yang kebanyakan adalah kaum hawa.Dan Bingo, kedua sosok yang tengah Andin cari berdiri memilih sebuah alat make up yang Andin yakini adalah cushion. Ya, ia sekarang menjadi sangat tahu dengan semua alat make up. Bahkan jika dilihat dari jarak jauh saja Andin sudah hafal nama alat make up tersebut.Kakinya ia biarkan melangkah menyusul mereka. Tanpa aba-aba. Ia berdiri tepat di sebelah sangat pria."An-andin? " sang pria yang tak lain adalah Alex sedikit terkejut. Terlihat dari ucapannya yang terbat
"Kita pulang! " ajak Andin tegas."Wait.Kamu siapa? Kenapa ngajak Dewa kaya gitu. Istrinya? Kenalin aku temen SMA nya dulu. Jennie" wanita itu mengenalkan dirinya pada Andin. Ia mengulurkan tangan mulusnya ke hadapan Andin. Berharap mendapat sambutan baik."Istri kak Dewa baru saja ME LA HIR KAN! anak kedua mereka. Dan aku adalah adik kandungnya" sengaja Andin membalas ukuran tangan wanita itu dengan sedikit meremasmya kuat."Awww kenapa sih? Tenaga kamu kuat banget. Kaya hulk""Terus. Kamu anggota black pink hah? Punya nama kok Jennie"Mata Jennie juga Dewa membelalak lebar. Ia tak menyangka adiknya sekarang berubah menjadi wanita bar-bar sekali. Apalagi dengan orang yang baru ia kenal."Dek" panggil Dewa memperingati."Kita pulang kak" ajak Andin menarik paksa tangan Dewa. Namun di luar dugaan, tangan Dewa yang sebelah kiri juga ditarik oleh wanita siluman tadi."Heh lepasin tangan kakakku ""Nggak bisa gitu dong. Dewa kan lagi asyik ngobrol sama aku. Masa tiba-tiba mau pergi""Sorr