Share

POV Hanin

POV Hanin.

***

"Mas, kayaknya aku udah telat satu bulan, deh."

Mas Riky yang sedang memeras kelapa langsung menoleh. Matanya melebar, dia seolah tidak percaya dengan perkataanku barusan.

"Serius? Mau periksa sekarang? Biar aku beliin alat tesnya."

Dia langsung berdiri, membuatku tersenyum. Ikut duduk di lantai.

"Gak harus sekarang. Siapa yang nyuruh? Selesaiin marut kelapa dulu. Nanti, kita beli bareng-bareng."

Senyum Mas Riky mengembang. Dia mengangguk mantap, buru-buru melakukan tugasnya kembali.

Beberapa hari yang lalu, Ria dan Putra sudah pamit. Aku selalu mendoakannya agar cepat hamil. Doa yang sama untukku, aku berharap agar cepat memberikan keturunan pada Mas Riky.

Jujur saja, rasa bersalah itu masih ada di hati dan pikiranku. Di mana Mas Riky harus kehilangan anak kami.

Ya, bayi itu sebenarnya bukan anak Mas Riky, tapi dia tetap menyayangi sepenuh hati. Tidak peduli dengan omongan orang.

"Aku aja yang masak. Kamu istirahat."

Aku menggigit bibir, ketika melihat Mas Riky
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status