Share

Kulepaskan Suami Berengsekku
Kulepaskan Suami Berengsekku
Author: Kamari

Bab 1

Author: Kamari
Putrinya sudah meninggal.

Tidak ada pemakaman, tidak ada penguburan, bahkan tidak ada uang untuk membeli sebuah makam yang sederhana.

Yang ada hanyalah sebuah kotak abu berwarna hitam, berisi seluruh sisa jasad putrinya, Tata.

Di televisi rumah duka, sedang disiarkan secara langsung pernikahan paling mewah abad ini. Mempelai prianya adalah mantan suaminya yang baru saja bercerai dengannya, yaitu ayah kandung Tata. Sementara, mempelai wanitanya adalah wanita yang selalu diimpikan laki-laki itu.

Pria itu akhirnya mendapatkan apa yang selalu diidam-idamkannya.

Susan Satya keluar dari krematorium sambil memeluk kotak abu. Di luar sedang turun hujan.

Seorang gadis muda yang bekerja di krematorium tampak ragu-ragu. Namun, akhirnya dia tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya dengan nada khawatir.

"Bu, hujan di luar sangat deras. Apa ada yang menjemputmu?"

Susan menunduk memandang kotak abu itu. Wajahnya tampak pucat pasi.

Tidak ada yang akan datang. Satu-satunya kerabat Susan sedang menggelar pernikahan dengan wanita impiannya. Dia sama sekali tidak punya waktu untuk peduli pada mereka. Jadi, bagaimana dia bisa tahu jika putrinya sudah meninggal?

Meski laki-laki itu punya waktu luang, dia tetap tidak akan menjemput Susan.

Ryan Sutedja sangat membenci Susan.

Benci sampai ke segala hal yang berhubungan dengan Susan.

Beberapa hari lalu, Yunda Wirya mengemudikan mobil sambil membawa putranya, lalu menabrak bus yang dinaiki Susan bersama Tata. Tata mengalami luka parah dan langsung pingsan di tempat.

Susan melihat Ryan di antara kerumunan orang-orang.

Susan seperti menemukan dewa penolong. Dia berlari menghampiri Ryan sambil berkata, "Ryan, Tata terluka. Dia sudah sekarat. Kumohon, bawa dia ke rumah sakit, ya?"

Namun, Ryan mendorong Susan dengan kasar, membuat kepala Susan terbentur ke tanah hingga Susan merasa pusing dan berkunang-kunang.

"Susan, trik pura-pura gila dan memelas seperti ini sudah ketinggalan zaman."

Setelah berkata seperti itu, dengan tatapan panik, Ryan menggendong putra Yunda dan berjalan menuju ambulans.

Susan merasa pusing dan pandangannya berkunang-kunang. Namun, dia tetap meraih ujung celana Ryan dan merendahkan dirinya, serendah-rendahnya.

"Aku mohon padamu. Tata sudah hampir nggak bisa bertahan lagi. Dia juga anakmu …."

Ryan sama sekali tidak percaya dan menatap Susan dengan dingin. "Susan, aku sudah bilang sejak dulu. Seumur hidupku, satu-satunya anakku cuma anak yang dilahirkan oleh Yunda."

"Kamu dan anak yang kamu lahirkan, cuma rongsokan yang nggak kuinginkan. Juga, segera bawa surat perjanjian cerai itu padaku."

Setelah berkata seperti itu, Ryan mengangkat kakinya dan menendang Susan, lalu membawa anak laki-laki yang hanya mengalami luka lecet itu ke ambulans.

Hati Susan hancur tanpa sisa. Pada akhirnya, karena terlambat setengah jam, Tata tidak tertolong dan meninggal di meja operasi.

Anak laki-laki yang dibawa pergi Ryan saat itu, kini melompat dan berlarian di pernikahan mereka. Bocah itu berperan sebagai pengiring cilik yang membawa cincin untuk pasangan pengantin.

Susan tertawa sinis. Suaranya agak serak, "Aku bisa pulang sendiri, terima kasih."

Kemudian, Susan melangkah menembus derasnya hujan.

Gadis itu menatap punggung Susan dengan ragu. Tepat di saat dia hendak mengejar Susan, langkah kakinya tiba-tiba terhenti.

Gadis itu sudah berbuat baik dan melakukan kewajiban sepenuh hati. Dia juga tidak ingin gara-gara ini menyinggung Pak Ryan.

Susan berjalan di bawah derasnya hujan. Dia melepas jaketnya dan menutupkannya di atas kotak abu, merapatkan tubuh bagian atasnya dan sedikit membungkuk, sehingga sebagian besar kotak abu itu terhalang dari angin dan hujan.

"Tata, Ibu nggak akan membiarkanmu kehujanan."

Sinar terang menembus kabut hujan, disertai bunyi klakson. Sebuah mobil Maybach hitam berhenti di samping Susan.

Langkah Susan tidak berhenti dan dia terus berjalan dengan gigih.

Setengah jam kemudian.

Rumah Susan bersama Ryan, bukan, sekarang seharusnya rumah Ryan bersama Yunda, dihias dengan dekorasi yang meriah.

Susan, dengan penampilan yang berantakan, berdiri di ruang tamu dan merasa dirinya sama sekali tidak pantas berada di sana.

Bahkan, pelayan hanya mengizinkan Susan berdiri di ambang pintu, melarang Susan menginjak lantai yang baru saja dipel.

Susan meletakkan kotak abu di lantai, lalu mengeluarkan surat perjanjian cerai yang sudah basah dari saku bajunya.

Pelayan menerima surat perjanjian cerai tersebut, lalu menendang kotak abu yang tertutup jaket itu.

"Apa ini? Cepat bawa keluar."

Jaket itu perlahan tergeser, memperlihatkan sebagian sudut kotak abu.

Saat melihat nama yang tertera di kotak abu, raut wajah pelayan itu agak terkejut.

Bukankah itu nama putri Susan?

Susan pun merapatkan kembali jaket itu, lalu berbalik pergi.

Satu jam kemudian, di tepi laut yang tak jauh dari tempat itu.

Susan memeluk erat kotak abu di dadanya dan melangkah masuk ke air laut.

Wajahnya pucat, tetapi sorot matanya penuh tekad yang tidak tergoyahkan.

"Jangan takut, Tata. Meski kamu mati, Ibu akan selalu menemanimu."

Air laut perlahan-lahan menenggelamkan seluruh tubuh Susan.

Di pesta pernikahan.

Yunda mengganti gaun pengantinnya dan berjalan keluar dari ruang istirahat. Dia mengenakan gaun pengantin berwarna merah anggur yang membuatnya terlihat cantik dan anggun, dengan postur tubuhnya yang ramping dan elegan.

"Ryan, para tamu sudah menunggu. Temani aku keluar untuk memberi penghormatan dengan bersulang."

Yunda mengulurkan telapak tangannya yang putih dan lembut ke arah Ryan.

"Oke." Ryan menatap Yunda dengan penuh kelembutan, lalu menggenggam tangan Yunda dengan tangan besarnya dan membawa Yunda meninggalkan ruang istirahat.

Tiba-tiba, asisten pribadi Ryan masuk dengan tergesa-gesa. Wajahnya tampak tegang.

"Pak Ryan, Susan bunuh diri dengan melompat ke laut."

Wajah semua orang sempat tertegun. Kemudian, segera saja ada yang berkata, "Susan apa? Pak Ryan sudah cerai dengannya. Mati atau hidupnya sudah nggak ada hubungannya lagi dengan Pak Ryan. Jangan datang mengganggu. Apa kamu nggak lihat hari ini hari apa?"

Namun, detik berikutnya, Ryan justru melangkah mendekat. Wajahnya tampak mengerikan saat menatap asistennya. "Kamu bilang apa?"

Tiba-tiba saja, Ryan tertawa dingin, seakan meyakinkan dirinya sendiri. "Nggak mungkin. Apa Susan berbohong lagi? Wanita licik seperti dia nggak mungkin mati."

Suara asisten pribadi itu sedikit bergetar. "Pak Ryan, ini benar. Tim penyelamat baru saja mengangkat jasad Susan dari laut, juga …."

"Juga kotak abu putrinya …."

Di mata semua orang, Ryan selama ini dianggap mustahil akan tergerak hatinya oleh Susan. Namun, tiba-tiba wajah Ryan berubah. Wajahnya tampak tegang dan muram. Sepasang mata hitamnya yang tajam menatap lurus ke kejauhan.

Semua orang terdiam, tidak berani bergerak dan hanya saling berpandangan.

Hanya Yunda yang berlari mendekat. Dia menggenggam tangan Ryan dengan hati-hati. Tatapannya penuh kehati-hatian sekaligus kasih sayang.

"Ryan …."

Ryan bahkan tidak menoleh pada Yunda. Dia menepis tangan Yunda, lalu melangkah pergi.

Wajah Yunda pun langsung pucat pasi.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Eli
awal cerita yang menyedihkan..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kulepaskan Suami Berengsekku   Bab 192

    Susan sedikit mengerutkan kening, lalu berbalik untuk menghindar.Pria itu langsung menarik lengan Susan sambil tertawa main-main. "Nona Susan, hanya minum segelas untuk menghormati saja nggak sesulit itu, 'kan?"Wajah Susan menjadi dingin. "Lepaskan."Setelah dipermalukan di depan umum, wajah pria itu langsung menjadi muram, lalu dia menarik pergelangan tangan Susan dengan makin keras. "Susan, kenapa kamu sok sekali?""Jangan bersikap nggak tahu diri."Pria itu hampir membentak. Di gedung kolam renang yang besar, suara pria itu terdengar sangat jelas. Orang-orang di sekitar langsung menoleh ke arah mereka.Orang-orang di dalam gedung kolam renang terbagi menjadi dua bagian. Sebagian besar orang menghampiri Ryan dan Yunda untuk menyanjung keduanya, sementara sebagian kecil lainnya adalah pria-pria dengan tubuh bagian atas tanpa busana dan perut yang berlemak. Mereka adalah orang-orang yang mengelilingi Susan. Senyuman di wajah mereka dan tatapan mereka pada Susan sangat cabul, seolah i

  • Kulepaskan Suami Berengsekku   Bab 191

    Susan menatapnya dengan pandangan dingin. "Aku nggak menyangka ternyata Pak Gavin memiliki hobi seperti ini. Aku nggak akan menemanimu supaya aku nggak tertular penyakit di sini."Kata-kata Susan sangat tidak sopan dan tajam.Ketika mendengar itu, raut wajah Gavin menjadi muram, tetapi dia tetap mempertahankan sikap sopannya seperti biasa.Susan berbalik, hendak mendorong pintu kolam renang.Suara Gavin yang santai terdengar dari belakangnya, "Nggak ada gunanya, pintu itu nggak akan terbuka tanpa izinku. Jadi, Susan, sebaiknya kamu diam di sini saja malam ini."Susan menggertakkan giginya.Ketika berbalik, dia langsung melihat Gavin melepas jas luarnya di hadapannya tanpa ragu-ragu. Kemudian, pria itu juga melepaskan kemeja putih yang menutupi tubuh bagian atasnya.Susan mengerutkan kening, lalu mengalihkan pandangannya.Gavin tertawa. "Kenapa? Apa tubuhku nggak bagus? Kenapa kamu nggak melihatku?"Susan berkata dengan nada dingin, "Kalau kamu nggak selalu bertingkah seperti burung mer

  • Kulepaskan Suami Berengsekku   Bab 190

    Susan berjalan mendekat dengan ekspresi dingin. Ketika sekelompok gadis yang bergosip melihatnya datang, mata mereka sontak terbelalak dan mereka mundur seolah menghindari wabah.Ketika Susan tiba di restoran, hanya ada sedikit orang di dalam.Susan duduk di dekat jendela dengan piringnya, dia makan sambil memperhatikan lalu lintas di bawah.Sebuah mobil Rolls-Royce melaju dan berhenti di depan hotel.Entah kenapa, perhatian Susan tertuju pada mobil itu.Pintu pengemudi dan kursi di sampingnya dibuka oleh seorang pelayan di pintu masuk hotel. Ryan dan Yunda keluar dari mobil.Yunda berjalan ke sisi Ryan, lalu menggandeng lengan Ryan dan menyender nyaman pada pria itu.Mereka berdua benar-benar serasi dan sepadan, sama-sama berbakat dan menawan.Setelah Ryan dan Yunda menghilang dari pandangan, Susan baru mengalihkan pandangannya.Dia makan dengan tenang.Restoran itu begitu sunyi sehingga Susan dapat mendengar semuanya dengan jelas dari beberapa meter jauhnya."Katanya Pak Ryan dan Yun

  • Kulepaskan Suami Berengsekku   Bab 189

    Akun resmi Kompetisi Piano Yunai juga segera memberikan klarifikasi: [Dalam kompetisi ini, para juri menilai berdasarkan prinsip keadilan dan jujur. Hasil kompetisi telah diverifikasi oleh penyelenggara dan tidak ada 'penyuapan' atau perilaku 'jalur dalam' seperti yang dituduhkan dalam laporan daring.][Terkait rumor yang disebarkan oleh beberapa netizen, pihak penyelenggara telah menugaskan tim hukum untuk mengumpulkan bukti dan mendokumentasikannya. Kami menghimbau seluruh netizen untuk berhenti menyebarkan rumor. Kalau rumor semacam ini terus berlanjut, pihak penyelenggara akan menggunakan jalur hukum untuk membela hak dan kepentingan sah kompetisi, para juri dan para kontestan.][Kami menghimbau kepada netizen untuk menaati peraturan perundang-undangan, tidak menyebarkan berita bohong dan fitnah, serta menjaga keamanan dunia maya.]Tulisan tersebut juga menyertakan peringkat babak penyisihan setiap kontestan dan daftar mereka yang melaju ke semifinal.Kendati klarifikasi dan sangga

  • Kulepaskan Suami Berengsekku   Bab 188

    Susan melanjutkan, "Pianonya masih berfungsi dengan sangat baik sebelum giliranku, tapi jadi rusak pas giliranku. Itu berarti hanya kontestan sebelumku yang bisa mencurangi piano.""Kontestan di depanku adalah Jane Sukma yang kubantu memperbaiki pakaiannya, 'kan?"Susan bertanya-tanya, apa mungkin seorang wanita yang begitu bermusuhan terhadapnya tiba-tiba menjadi begitu baik dan ramah hanya karena Susan membantu menjahit pakaiannya?Kemungkinannya sangat kecil.Berarti, ada kemungkinan lain.Wanita itu justru sengaja memanfaatkan kesan membela Susan untuk meminimalisir kecurigaan bahwa dialah yang telah merusak piano.Gavin yang berdiri di belakang Susan pun terkekeh, "Susan, kamu ternyata nggak sebodoh yang orang lain katakan. Kamu memang pintar.""Sayangnya …." Senyuman Gavin makin lebar. "Kamu nggak punya bukti. Mengatakan hal-hal ini tanpa bukti adalah fitnah dan pencemaran nama baik."Terkait Jane, peninjauan menyeluruh terhadap rekaman kamera pengawasan akan mengungkap trik yang

  • Kulepaskan Suami Berengsekku   Bab 187

    Wanita itu sontak merasa sedikit malu. Dia menggigit bibirnya, lalu mengangkat dagunya dan balas mengangguk dengan bangga.Susan berbalik sambil tertawa kecil.Dia baru saja mengangkat kakinya ketika suara Gavin terdengar dari sampingnya."Nona Susan, kamu mau pergi ke mana?"Susan tidak berhenti berjalan, tetapi Gavin berkata lagi, "Ada yang ingin kubicarakan denganmu."Susan tetap diam.Dia berjalan keluar restoran, meninggalkan Gavin di belakang.Gavin pun berkata, "Apa Nona Susan ada urusan mendesak? Kamu bahkan nggak mau memberiku waktu beberapa menit."Susan masih mengabaikannya.Senyum santai Gavin sontak membeku. Dia menatap punggung Susan dengan sorot tajam.Gavin pun melangkah maju dan meraih pergelangan tangan Susan, lalu menarik dan membanting tubuh Susan ke dinding.Pemandangan yang Susan lihat sontak berputar. Dia memejamkan mata, tubuh dan bagian belakang kepalanya membentur dinding dengan keras. Penglihatan Susan sontak menjadi berkunang-kunang.Belum sempat Susan membu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status