Share

Bab 3. Meninggal?

Author: Iin Romita
last update Last Updated: 2023-03-03 18:33:40

William mengernyitkan dahi bingung. 

Kedua kalinya sang istri melepas pelukan dan menatapnya asing. Bahkan, kini dia mengatakan bahwa dirinya buka istri William.

Namun, belum sempat dia berkata apa pun, seorang baby sitter berbaju merah muda datang bersama gadis kecil yang usianya kisaran 3 tahun. 

Dengan kuncir kuda dan poni di dahinya, anak itu terlihat sangat lucu menggemaskan.

"Mama!" panggil sang gadis pada Luna. Dia pun berlari mendekatinya yang tengah duduk di atas ranjang pasien. 

'Apa? Anak ini panggil aku dengan sebutan Mama?’ Luna sontak membatu. Dia tidak memberikan senyuman atau usapan kasih sayang di atas kepalanya.

William menyadari itu.

Dengan cekatan, dia menyuruh petugas medis untuk keluar dan memberi ruang bagi keluarga kecil mereka.

Setelah mereka keluar, barulah ia membantu menaikkan tubuh kecil itu di samping Nilam.

"Sayang, Mama sedang sakit. Putri kecil papa tidak boleh nakal, ya?" ucap William lembut.

"Ya Papa, Angel tidak akan ganggu Mama, kok. Angel hanya rinduuu …. Mama karena Mama tidak pulang-pulang. Angel kesepian kalau harus bermain sendirian," jelas gadis kecil dengan suara yang belum terdengar jelas. 

Tapi, entah mengapa tingkah itu mampu membuat Luna tersenyum.

Tanpa disadari, Gadis kecil itu menghambur ke pelukannya. Tidak mungkin dia menolak pelukan malaikat kecil itu. Dia teramat menggemaskan.

"Angel sayang banget sama Mama," ucapnya dengan suara khas yang lucu dan sedikit serak, “jangan sakit lagi, ya!”

 Luna tidak menjawab apa pun. Wanita itu bingung menanggapi anak bernama Angel ini.

Seketika, gadis mungil itu sedikit manyun membuat hati Luna tidak tega.

Dengan gugup, wanita itu pun menyentuh halus rambut anak di pelukannya, “I–ya, Mama usahakan.”

William dapat mendengar nada ragu di suara “istrinya” itu. Meski demikian, pria itu tak dapat menyembunyikan senyumnya. ‘Setidaknya, kau tidak menolak anak kita, Nilam.’ 

“Nah, supaya mama cepat sembuh, Angel juga harus biarin mama istirahat dulu. Bagaimana?” Tatap pria itu lembut. 

Siapa pun yang melihat ini tidak akan menyangka bahwa pria ini adalah Pewaris Keluarga Bagaskara yang terkaya di Surabaya. 

Bahkan meskipun Luna belum tahu identitas pria itu, dia menyadari bahwa pria ini bukanlah ‘orang biasa’.

Luna menatap Angel yang mengangguk meski masih cemberut. Rasanya, perempuan itu ingin menyentuh pipi anak itu.

Puk!

Tanpa sadar, Luna menyentuh pipi gadis kecil itu.

“Mama!” Tawa riang dibuat oleh Angel ketika mengira Luna menggoda dirinya. 

Perlahan, Luna pun mulai tersenyum. Situasi gila ini membuatnya sulit bahagia. Namun, kehadiran anak itu, mampu membuatnya sedikit melupakan segalanya.

Namun, seperti permintaan pria yang mengatakan dirinya adalah suami Luna, Angel pun keluar kamar rawatnya–menyisakan Luna dan William di tempat itu.

Menyadari tingkahnya yang sedari tadi terlalu kasar, Luna mulai merasa bersalah. 

“Maaf,” lirih perempuan itu.

William menatap “istrinya” bingung. Namun, pria itu mulai tersenyum. 

“Tenanglah, Nilam. Jika kau, ingin aku menjauh sebentar, tidak masalah, Aku tidak akan bertanya. Yang penting, kau segera pulih.”

Deg!

Luna tertegun saat menatap pria yang jauh lebih tampan dan hangat dari suaminya yang asli itu.

Untungnya, dia dapat mengendalikan diri. Dia menyadari bahwa William adalah milik perempuan bernama Nilam–bukan dirinya.

"Di manakah Nilam asli? Aku tidak bisa menyelamatkannya. Dia terjatuh ke dalam jurang. Bagaimana keadaannya sekarang?" batin Luna tak tenang.

“Sayang, kamu kenapa?” tanya William panik.

“Ponsel. Di mana ponselku?” 

William terdiam mendengar pertanyaan Luna. 

“Semua barangmu hancur, hanya dompet yang ditemukan dekat tubuhmu yang bersimbah darah. Untung, kau selamat….”

Wajah pria itu seolah menahan marah. “Tenang, Sayang. Aku akan menemukan penyebab kecelakaanmu. Jangan khawatir”

Luna bergidik ngeri melihat tatapan dalam William. 

“Seingatku, ada perempuan lain bersamaku di lokasi kejadian. Di mana dia?” Ragu-ragu, Luna menanyakan keberadaan “Nilam” asli.

Namun, William hanya menggeleng. “Memang ada korban lain. Tapi, aku lupa namanya. Kalau tidak salah, dia adalah istri dari Daffa Ardiansah. Katanya, perempuan itu kabur karena ketahuan menggelapkan dana perusahaan.”

Luna mengepal marah. Sudah terkena kecelakaan, dia justru dituduh oleh suaminya dengan kejam.

“Lalu, di mana perempuan itu?”

“Setahuku, perempuan itu meninggal.”

“APA?!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
lanjut thor
goodnovel comment avatar
Goresan Pena Bersyair
seru bngt.... bagus certa nya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 128 Pembelahan Buah Mengkudu

    "Tidak, Dokter. Saya akan menemani istri saya, saya tidak akan meninggalkan dia.""Oke baiklah. Anda bisa masuk ke ruangannya. Ada ruang khusus didalam untuk Anda beristirahat. Jika Anda lapar cafe dekat dengan ruangan ini.""Terimakasih, Dokter."*****Saat yang ditunggu William telah berlalu. Ia melihat jari Luna bergerak-gerak. Terlihat kedua matanya mengerjap beberapa kali. Dan tak lama kemudian -- kedua mata itu terbuka."Luna? Kamu sudah sadar?" William bertanya dengan mata berkaca-kaca.Luna kesulitan berbicara, karena kulit wajahnya masih terasa kaku, dan perih. "Ya"Hanya jawaban singkat yang dia bisa dengar. William bergegas keluar, dan memberitahu dokter, jika istrinya telah sadar.Tak lama kemudian William kembali bersama dokter. Pria berkulit putih susu, berambut pirang itu segera mengecek kondisi Luna.Beberapa peralatan medis ia gunakan untuk mengecek keadaan Luna. "Kondisi fisik Nyonya Luna baik. Kita bisa menunggu sampai besok. Saya akan buka perban besok pagi.""Syu

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 127 Baby Feby

    Beberapa saat berlalu -- Angel telah sembuh dan diperbolehkan pulang.Wajahnya terlihat penuh dengan sukacita. Karena sebentar lagi, Anita mengatakan jika orang tuanya akan melangsungkan sebuah pernikahan.Sebenarnya gadis kecil itu merasa bingung -- meski ia masih batita, ia sempat berpikir, kenapa mereka harus menikah lagi? Bukankah mereka sudah menjadi pasangan suami istri? Ia tidak berani menanyakan hal itu pada Mama atau Papanya. Cukup melihat mereka bahagia -- ia juga merasakan kebahagiaan yang sama. Dan mamanya telah menjanjikan jika adik baby sudah sembuh -- boleh dibawa pulang. Ia telah menyiapkan nama yang indah untuk Putri Shiren itu. Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Luna dan William tampak menggendong seorang bayi mungil. Dengan riangnya Angel berlari ke arah mereka dan menyambut kedatangan bayi itu di rumahnya."Mama ... Angel telah menyiapkan sebuah nama untuk adik Baby. Bolehkah aku memberi nama Feby?" tanya Angel."Tentu boleh, dong, Sayang." Luna memberi seny

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 126 Kamu Akan menjadi milikku Selamanya

    Mereka terkejut melihat mangkuk berisi bubur itu terjatuh setelah seseorang membuangnya paksa.Luna melihat siapa yang melakukan itu -- ternyata Papa Seno. Lekas ia berdiri. "Tega sekali Papa melakukan semua ini? Tidak-kah Papa tahu, jika Angel tidak mau makan? Lihatlah keadaannya sekarang?" bantah Luna.Seno mengacungkan jari telunjuknya. "Siapa kamu? Atas izin siapa kamu berani bicara lantang terhadapku, hah!""Aku minta maaf, Papa. Tapi baru saja Angel mau membuka mulutnya. Dan sekarang, bubur itu sudah dilantai.""Cukup! Aku tidak mau kamu memanggilku dengan sebutan Papa! Siapa yang mengizinkan kalian menginjakkan kaki di rumah ini?" bentak Seno -- wajahnya tampak merah padam."Aku, Mas! Sudah! Biarkan mereka disini menemani Angel." Anita meminta Seno dengan harapan."Oppa ... Kenapa Oppa kejam pada Mama dan Papa Angel? Kenapa Oppa memisahkan Angel dengan mereka?" tanya Angel dengan terisak.Anita memeluk tubuh kecil Angel. Ia tidak ingin gadis kecil itu menangis. Baru saja ia te

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 125 Shireen Meninggalkan Dunia

    Sudah beberapa waktu lamanya akhirnya pintu ruang persalinan kembali terbuka. Mereka yang menunggu dari tadi segera menghampiri dokter yang baru keluar melewati pintu -- wajahnya terlihat sedih. Seperti ada sesuatu yang baru saja terjadi.Namun pikiran itu segera ditepis oleh Luna, semoga yang ia pikirkan tidak seperti yang sedang terjadi."Bagaimana keadaan istri saya, Dokter? Apakah kalian berhasil menyelamatkan keduanya?" Daffa memulai pertanyaan. Dalam beberapa saat pria yang mengenakan jas putih itu diam. Membuat semua yang berada di sana merasa tidak tenang. Diamnya dokter itu -- sudah mewakili jawabannya. Daffa yang memiliki status sebagai suami Shireen, lekas masuk begitu saja ke ruangan persalinan tersebut. Diikuti oleh Luna dan William.Langkah mereka terhenti, setelah melihat seorang perawat menutup tubuh Shireen dengan kain putih sampai atas kepala. Dan perawat lain sibuk membersihkan bayi yang tampak masih merah berlumuran darah -- Setelah beberapa saat -- mereka men

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 124 Ternyata Daffa Mandul

    "Luna ... Perutku sakit!"Luna seketika panik. Ia lekas berteriak meminta pertolongan. Beberapa pria berseragam datang, dan memapahnya."Bawa dia kerumah sakit!" titah seorang polisi dengan pangkat tinggi."Berapa usia kandungannya? Apa dia akan melahirkan?" gumam Luna.Ia ikut mendampingi Shireen ke rumah sakit. Dengan mobil salah satu anggota polisi. "Bertahanlah Shireen ..." ucap Luna menguatkan.Ia menggenggam tangan Shireen erat. Ia tidak tahu bagaimana rasanya akan melahirkan. Banyak wanita mengatakan jika sakitnya luar biasa. Kontraksi menjelang persalinan sedikit banyak mirip dengan kram saat menstruasi. Bedanya, kontraksi ini akan terasa beberapa kali lebih berat daripada kram perut menstruasi. Rasa kontraksi juga mirip seperti perut kembung atau 'begah'.Sudah berbagai upaya Luna untuk bisa mendapatkan momongan. Namun tidak ada hasilnya. Selama tujuh tahun ia mendambakan seorang bayi, namun ia masih belum diberi kepercayaan juga.Teringat saat William melakukan dengannya.

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 123 Membesuk Shireen

    Hari itu William sedikit sibuk. Mengurus semua kasus Luna dengan polisi. Ia telah membawa banyak bukti bersama saksi dan pengacara handalnya.Ia tidak perlu mengajak Luna ke kantor. Ia akan tangani sendiri -- tanpa melibatkan Luna. Wanita itu cukup diam saja dikontrakkan menunggu kabar dari William. Pekerjaan itu akan segera ia atasi. Namanya akan kembali bersih. Dan ia akan menikahinya. Dengan identitas aslinya 'LUNA'.Hari itu wanita yang biasanya suka menyibukkan diri dengan banyak pekerjaan rumah hanya diam saja berpangku tangan.Bingung mau melakukan pekerjaan apa. Setelah semua pekerjaan rumah sudah ia kerjakan. Tidak seperti kediaman Bhaskara -- luasnya berhektar-hektar. Ia hanya cukup membersihkan kontrakan itu dalam waktu sesaat saja.Luna berjalan keluar, dan mendaratkan bobotnya dikursi kayu bersandar dinding depan. Celingukan melihat dari kejauhan -- satu kontrakan jauh yang disewa William."Jaraknya jauh, aku tidak mampu menjangkau wajah pria tampan itu. Ah, aku rindu p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status