Share

Bab 128 Pembelahan Buah Mengkudu

"Tidak, Dokter. Saya akan menemani istri saya, saya tidak akan meninggalkan dia."

"Oke baiklah. Anda bisa masuk ke ruangannya. Ada ruang khusus didalam untuk Anda beristirahat. Jika Anda lapar cafe dekat dengan ruangan ini."

"Terimakasih, Dokter."

*****

Saat yang ditunggu William telah berlalu. Ia melihat jari Luna bergerak-gerak.

Terlihat kedua matanya mengerjap beberapa kali. Dan tak lama kemudian -- kedua mata itu terbuka.

"Luna? Kamu sudah sadar?" William bertanya dengan mata berkaca-kaca.

Luna kesulitan berbicara, karena kulit wajahnya masih terasa kaku, dan perih. "Ya"

Hanya jawaban singkat yang dia bisa dengar. William bergegas keluar, dan memberitahu dokter, jika istrinya telah sadar.

Tak lama kemudian William kembali bersama dokter. Pria berkulit putih susu, berambut pirang itu segera mengecek kondisi Luna.

Beberapa peralatan medis ia gunakan untuk mengecek keadaan Luna. "Kondisi fisik Nyonya Luna baik. Kita bisa menunggu sampai besok. Saya akan buka perban besok pagi."

"Syu
Iin Romita

❤️Terima kasih kepada seluruh pembaca cerita yang berjudul Kupinjam wajah istrimu ( Dendam Istri Dikhianati), yang telah membaca cerita ini sampai akhir. Kami para autor tidak ada apa-apanya tanpa kalian (reader tercinta ), kami sangat bahagia mendapatkan komentar positif dari kalian. Kritik saran kalian akan kami gunakan untuk kemajuan atau perkembangan cerita kami. Saya selaku pengarang cerita menyatakan bahwa cerita ini telah selesai. Terimakasih ❤️

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status