Share

Bab 23

Tak kenal maka tak sayang. Apa yang dilihat dan didengar belum tentu kenyataan yang sebenarnya, bahkan seringkali malah bermuara pada kekeliruan. Menghakimi tanpa menyelidiki kebenaran dengan teliti, sungguh merupakan sebuah vonis yang dapat membunuh mental korbannya.

“Hei, hei!” Puti Tan keluar dari balik punggung Kuranji. “Rimba raya ini ciptaan Tuhan. Hanya karena kalian biasa berburu di sini, bukan berarti tempat ini mutlak menjadi hak milik kalian. Lagi pula ….”

Puti Tan berjalan mondar-mandir seraya memindai penampilan sepasang pendekar itu. “Setahu aku ya … Perguruan Tapak Harimau cukup jauh dari sini.”

“Kau … mengenal kami?” tanya sang lelaki, dengan alis terangkat tinggi.

“Ya enggaklah. Aku cuma menebak.”

“Jangan memancing emosiku, Nisanak! Aku tak peduli kamu seorang perempuan, jika kamu membuatku marah!”

Rupanya sang pria termasuk tipe manusia yang tidak terlalu pandai dalam mengontrol emosi.

“Yeee, kamu saja yang bersumbu pendek.”

“Kamu—”

“Kenapa?! Mau bertarung? Ayo!” tan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status