Share

17. Amira menuntut Raka

Penulis: Nur hikmah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-10 21:12:27

Roxy terbangun dari tidurnya ketika langit menggelap. Ia terkejut berada di ruangan yang berbeda saat terakhir kali ia bangun dari tidur. Tubuh langsung bergetar ketakutan dan meringkuk memeluk kedua lututnya sembari bergumam tidak jelas.

Bayangan dirinya ditangkap orang jahat berseliweran dalam otaknya sehingga telinganya mendengar suara langkah kaki mendekatinya.

Roxy tetap meringkuk dengan menutupi kedua telinganya dengan tubuh bergetar.

"Kau sudah bangun?" tanya seseorang dengan suara lembut padanya.

Roxy masih menutupi telinganya meskipun ia mendengar suara lembut yang samar-samar. Ia mengira itu hanya halusinasinya seperti selama ini, dan ia tetap bertahan menutupi telinga.

"Apa kau tidak lapar? Aku memasak makanan yang enak, dan mungkin saja kau suka dengan masakan kampung yang aku buat," ucap suara itu lagi sedikit panjang.

Roxy kembali tertegun dan dengan takut-takut ia menurunkan tangan yang menutupi telinganya sambil mengangkat mukanya pelan-pelan.

Ia m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi   111. Apakah ini karma?

    Bu Yati terdiam mendengar pertanyaan besannya tentang keberadaan Raka. Wanita tua itu bahkan tidak menyadari jika tidak ada Raka di antara mereka di rumah duka. Sedari rumah sakit tadi ia tidak mau beranjak dari jenazah cucu laki-laki nya sehingga ia tahu jika Raka tidak di sana. Bahkan wanita paruh baya itu melihat putranya saat Andika kakaknya Amira memukuli Raka guna meluapkan emosinya. "Be-Besan, Sa-Saya... tidak tahu dimana Raka,” jawabnya sembari mengecilkan lehernya karena takut dan malu. " Bajingan!" umpat Tuan Mahatma sambil menekankan suaranya agar tidak kelepasan. Tatapan matanya yang tajam siap menghancurkan seseorang sehingga Bu Yati tidak sanggup untuk membuka suaranya. Jika saja saat ini bukan dalam keadaan berduka, sudah ia lampiaskan amarahnya dengan memaki-maki besannya itu. Tetapi demi menjaga nama baiknya di mata para pelayat yang berbelasungkawa, pria paruh baya itu menahan egonya sekuat tenaga. Pria itu lalu berbalik arah menuju putranya yan

  • Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi   110. Pembicaraan di taman

    "Mommy! Ada apa?" panggil Roxy dengan wajah cemas melihat Anaya menangis dan terkejut begitu membaca pesan dari Bude Gendis. Anaya memperlihatkan pesan dari Gendis pada Roxy, dan gadis itu membacanya bersama Gladys yang ikutan kepo sembari mendesah kasar. Gladys mengode Roxy dengan matanya bertanya siapa wanita yang dimaksudkan dalam pesan itu, sampai-sampai Anaya menangis karenanya. "Itu wanita hamil yang waktu itu ketemu di depan Mall," bisik Roxy karena tidak mau Anaya mendengarnya. Ingatan Gladys mulai menggali dan menemukan jika kejadian saat Anaya hampir di dorong oleh wanita paruh baya sehingga mereka bertengkar waktu itu di lobby Mall. "Oh, wanita itu," bisik Gladys dengan nada sinis dan tidak suka. "Madam terlalu lembut sehingga ikutan sedih pada wanita jahat yang sudah menyakitinya," celetuk Gladys pelan dengan nada tidak suka. Roxy mengangguk setuju dengan celetukan Gladys. Ia juga tidak suka pada wanita yang suka merebut milik orang lain. Anaya masih m

  • Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi   109. Menghilang

    Naren pagi-pagi sekali sudah datang ke Mansion Summers dengan membawa tas yang berisi berkas-berkas yang harus Liam tandatangani. Tok... Tok... Tok "Masuk!" jawab Liam dari dalam ruangannya. Naren pun menekan gagang pintu, lalu masuk begitu pintu sudah terbuka kemudian menutupnya kembali dengan rapat sampai terdengar bunyi klik pertanda pintu sudah terkunci secara otomatis. "Sir, wanita itu dan anaknya tidak selamat," lapor Naren begitu berdiri di depan Liam. "Hmm, bagaimana pria itu?" tanya Liam tanpa mengalihkan pandangannya. "Tidak tahu! Tidak ada yang tahu dimana pria itu saat jenazah istri dan anaknya dibawa ke rumah duka. Bahkan mata-mata kita yang mengawasinya juga tidak menemukan keberadaan pria itu," jawab Naren dengan jujur akan keberadaan Raka yang menghilang tiba-tiba seperti hantu. Tak! Liam meletak bulpen diatas meja dengan kasar, lalu menatap ke arah Naren dengan tatapan tajamnya. "Perketat keamanan disekitar istriku saat ia keluar dari Mansion d

  • Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi   108. Semuanya pergi

    Ibunya Amira langsung pingsan begitu mendengar apa yang dikatakan dokter tentang putrinya. Bu Yati langsung mendekati sang Dokter mencengkram baju operasi dokter sambil mengguncang tubuh dokter mengatakan jika dokter pembohong. "Menantu dan cucuku masih hidup! Kalian semuanya bohong! Katakan semuanya bohong!" teriak Bu Yati dengan air mata berlinang. Cengkraman pada baju sang dokter melemah dan tubuhnya ambruk luruh dilantai yang dingin. Ia menangis keras tidak terima jika cucu yang sudah ia tunggu selama ini telah tiada. Andika menangis tanpa suara, pria itu meninju dinding melampiaskan kemarahannya. Tuan Mahatma menangis dalam diam sambil menggenggam tangan istrinya yang masih pingsan di ruangan IGD setelah dibawa Andika untuk ditangani. "Maafkan Papa, maafkan Papa yang tidak memedulikan mu, Nak! Papa seharusnya selalu memperhatikanmu meskipun kamu sudah menikah. Maafkan Papa, Amira!" isak Tuan Mahatma dengan menunduk dan dahi yang menempel di punggung tangan istrinya.

  • Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi   107. Kabar buruk

    Raka kembali ke rumahnya dengan tubuh lelah tanpa menghasilkan apa-apa. Ia kembali mengumpat dan menyumpahi Amira karena sudah membuatnya kesal dan lelah seharian ini. Ia tidak tahu saja jika saat ini Amira bertaruh nyawa di ruang operasi untuk menyelamatkan anak dalam kandungannya dan dirinya sendiri dari ancaman maut. Pihak kepolisian kesulitan mengidentifikasi Amira karena tidak ada identitas yang ditemukan pada wanita hamil itu. Hanya uang tunai yang ditemukan pada kantung jaket yang wanita itu pakai saat kejadian. Gendis nekat menghubungi Liam karena tidak mau membuat Anaya kepikiran meskipun itu bukan urusan mereka. Liam datang langsung ke rumah sakit menemui Gendis bersama Naren. "Mbak gak kasih tahu Naya kan tentang wanita itu?" tanya Liam begitu ia bertemu dengan Gendis. "Mbak masih waras, Liam, untuk kasih tahu Anaya masalah ini! Anaya bisa saja kepikiran dan itu pasti berimbas pada si kembar. Mbak gak mau hal itu terjadi pada Anaya," bantah Gendis dengan ke

  • Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi   106. Kondisi darurat

    Kerumunan orang-orang dilokasi kejadian membuat suasana lalu lintas macet total. Gendis yang baru pulang dari tempat kerjanya menggerutu dalam mobil karena jenuh menunggu keramaian itu hilang. "Pak, ada apa sih sampai macet begini?" tanya Gendis pada sopirnya. "Saya tanya dulu, Bu!" jawab Pak sopir sambil membuka pintu mobil dan keluar mencari informasi. Tidak lama kemudian sang sopir kembali dengan napas terengah-engah karena berlari. "Bu, ada wanita hamil tertabrak mobil dan ambulannya belum datang! Kasihan sekali nasib Ibu hamil itu," lapor sang sopir dengan suara prihatin. "Astaghfirullah!" seru Gendis dengan wajah bersimpati akan Ibu hamil tersebut. Rasa penasaran dan sifat kepo Gendis membuat Ibu dua anak itu tidak mau berlama-lama di dalam mobil menunggu. Ia keluar dan meminta sopirnya untuk menunggu di mobil. "Permisi, permisi!" ucapnya dengan meminta jalan untuk lewat. Begitu ia sampai di barisan kedua kerumunan, ia terkejut melihat Ibu hamil tergeleta

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status