Share

03. Tidak Bisa Masuk Rumah

last update Last Updated: 2022-12-24 00:55:20

Kedua tangannya mengepal, tatapannya tajam ke depan dengan mulut sedikit mengerucut.

Ibu Siska yang melihat duluan langsung menegur dan menghampiri Fatih yang berdiri dalam diam.

Kaysha dan Ibu-ibu yang  lain juga langsung menoleh ke arah Fatih, dan tentunya sebagai ibunya dia langsung memeluk dan mencium anaknya berkali-kali.

"Fatih kok diam kenapa Nak?"

"Apa Bunda sayang Fatih?"

"Tentu sayang lah Nak, buat apa hidup kalau nggak ada Fatih di samping Bunda."

"Kalau begitu tinggalkan mereka Bunda!"

"Kaysha terperanjat dan kaget atas ucapan Fatih barusan begitu juga dengan ibu-ibu yang lain.

 

Anak sekecil itu sudah mengerti urusan orang dewasa. Fatih selalu melihat ibunya selalu disakiti walaupun dia mengurung diri di kamar namun ikatan batin mereka sangatlah kuat.

"Fatih kok ngomongnya begitu siapa yang mengajari Nak?" tanya Kaysha dengan kelembutan.

"Wajah ini Bunda," Fatih memegang wajah Kaysha dengan kedua tangan kecilnya.

 

"Maaf in Fatih, Bunda."

"Fatih belum bisa membahagiakan Bunda, tapi Fatih janji jika sudah besar nanti Fatih akan jaga in Bunda dengan baik."

Mendengar ucapan Fatih, Kaysha langsung mencium dan memeluk tubuh tambunnya.

"Ih sudah dong Bun, nggak enak dilihat orang malu, Fatih kan udah gede!"

Ibu-ibu lain pun terharu dan seketika tertawa mendengar celoteh anaknya.

 

"Kay, kamu kasih makan apa toh, kok pintar banget pemikirannya kaya orang gede aja deh," sahut Bu Siska tetangga samping rumahnya itu.

Kaysha hanya mengulas senyum, walaupun hati dan perasaan sudah tercabik-cabik tetapi wajahnya selalu tersenyum, itulah yang membuat para tetangga sangat menyayangi Kaysha semenjak pertama kali menginjak di rumah mertuanya itu.

Sikap yang lemah lembut, humoris, pandai membawa diri adalah sifat Kaysha yang tak pernah hilang walaupun dirinya sudah lupa bagaimana caranya tertawa.

Namun dengan kehadiran Fatih dalam hidupnya, membuat dia harus bertahan sampai benar-benar ia tak sanggup lagi dalam mengarungi biduk rumah tangganya.

"Lebih baik kamu tenangkan pikiranmu Nduk atau kamu dan anakmu di rumah saya saja, daripada di rumah ini, makan hati Nduk,” sahut Ibu-ibu yang lain

 

"Betul kata Fatih, buat apa kamu bertahan dalam rumah tangga yang tidak sehat ini, Ibu tahu kamu ingin membuat Fatih mempunyai keluarga yang lengkap, tapi dengan kamu di siksa begitu?"

"Kasihan Fatih Nduk, kasihan dengan mental dan fisiknya jika setiap hari melihat dan mendengar ibunya selalu disakiti, disiksa, dia akan membatin dan mengingatnya sampai dewasa nanti," ucap Bu Siska yang menasihati Kaysha.

"Terima kasih Bu, atas perhatiannya, saya masih bisa bertahan doakan saja semoga keluarga Kaysha sadar Bu."

 

"Mau sampai kapan Nduk, kamu bertahan, kamu nggak kasihan dengan anakmu?"

"Ada waktunya Bu, sebentar lagi."

"Baiklah jika itu keputusanmu, tetapi jika ada apa-apa langsung kamu kasih tahu kami, jangan sungkan-sungkan, ya?" sahut Bu Siska.

"Iya terima kasih banyak Bu, kalian sangat mengerti keadaan saya, kalau begitu saya masuk dulu, Assalamualaikum."

"Walaikumsalam.

Kaysha dan Fatih pun masuk ke dalam rumah itu lagi, walaupun Fatih enggan masuk lagi, tetapi melihat Bunda yang menyuruhnya terpaksa mengikuti langkah kaki Bundanya itu.

 

"Hebat kamu Kay, sudah mempengaruhi para tetangga di sini untuk melawan kami, kamu pakai ilmu pelet ya, hah?" tanya Ibu mertuanya.

"Astagfirullah Bu, Kay nggak pernah pakai begituan buat apa, jika Kay pakai sudah dari dulu Kay nggak mau diperbudak sama kalian!"

"Sudah-sudah, aku mau pergi, mau makan lapar."

"Ibu mau ikut apa nggak, bosan aku lihat Kaysha tiap hari, semakin hari semakin kurus, jelek lagi, kamu itu nggak pintar merawat diri sih, ya mau gimana kalau suamimu yang ganteng ini nanti kepincut wanita lain.

"Terserah mu lah Mas, mau jungkir balik kek, mau punya istri lagi, nggak ngaruh yang penting ceraikan saya, saya juga nggak butuh laki-laki seperti kamu Mas, percuma juga punya suami kaya sampean!"

"Berani kamu ngomong gitu sama suamimu Kay?" hardik Ibu mertuanya.

Plak!

 

Sekali lagi tamparan mendarat di pipi Kaysha.

Bagas lalu mendorongnya sampai ke pintu kamar dan terjatuh menyisakan sakit di bagian punggung belakang.

Lalu mereka meninggalkannya seorang diri bersama Fatih. Memang dirinya tidak ingin anaknya Fatih terkena tamparan oleh suaminya, sehingga dia selalu menyuruh Fatih tetap di dalam kamar selama mereka bertengkar.

Pintu kamar langsung terbuka dan mendapati Bundanya duduk di lantai dengan tangannya memegang punggung belakang dan merintih kesakitan.

Dihapusnya air mata Kaysha dengan tangan mungilnya.

 

"Bunda nggak apa-apa?" celotehnya.

"Iya, cuma sedikit sakit di belakang," jawabnya sambil tersenyum.

Kaysha pun mencoba berdiri di bantu Fatih dan duduk di bangku.

Segera Fatih memberikan segelas air kepada Bundanya.

"Terima kasih Sayang."

"Iya Bunda sama-sama."

Mereka pun berpelukan kembali.

"Fatih lapar kan dari tadi belum makan?"

"Makan pakai apa Bunda nasi gorengnya udah dibuang sama ayah," jawabnya dengan muka cemberut.

 

"Tenang saja sayang, sengaja Bunda pisahkan nasi goreng sama lauknya, pasti ayahmu nggak suka makanan ini."

"Wah hebat deh Bunda, makasih ya Bunda memang terbaik!" celotehnya sambil meniru film kartun kesukaannya Boboboy.

 

Mereka pun makan dengan lahap walaupun dengan makanan seadanya tetapi bagi suaminya itu adalah makanan yang tidak layak di makan.

Setelah selesai Kaysha kembali melanjutkan menjemur pakaiannya yang tadi tertunda, lalu mencuci punya kakak iparnya.

***

Setelah selesai Kaysha mendatangi rumah Kakak iparnya yang sedang asyik menonton televisi.

"Assalamualaikum Mbak!"

"Walaikumsalam, ngapain kamu ke sini lagi, mau mempermalukan aku lagi?" ucapnya dengan kesal.

"Nggak lah Mbak, ini cuciannya Mbak tinggal jemur, dan ini yang terakhir ya Mbak, jangan Mbak taruh lagi di rumah Ibu," ucap Kaysha sambil menaruh dua ember besar di depan pintu rumah kakak iparnya itu.

"Suka-sukaku lah mau taruh di mana, itu kan rumahku juga," jawabnya dengan sewot.

"Ya sudah terserah Mbak lah yang penting aku sudah kasih tau ya, jangan sampai aku berbuat nekat loh Mbak, permisi."

"Assalamu’alaikum!"

"Huh ... dasar, Walaikumsalam!"

Tak terasa hari sudah siang, tetapi suami dan ibu mertuanya juga belum pulang.

 

Dengan santai Kaysha memasak opor ayam, baunya juga sudah tercium ke luar rumah dan sampai di hidung Bella kakak iparnya itu.

Bella pun datang lagi ke rumah dengan membawa panci berukuran sedang, tetapi begitu sampai di rumah ibunya dia tidak bisa masuk seperti biasa karena Kaysha sudah menguncinya dari dalam.

Kaysha dan Fatih pun sedang menikmati hidangan makanan yang dibuat tadi.

"Kay ... buka pintunya aku mau masuk!"

"Dor! Dor! Dor!

"Kamu dengar nggak sih, buka atau ku dobrak pintunya!"

"Dobrak aja Mbak, mau tahu bagaimana cara dobraknya?" jawab Kaysha sambil tertawa bersama Fatih.

"Kurang ajar kamu Kay ...." teriaknya dari luar.

 

Kaysha pun menutup pintu belakang dapur maupun jendela, sehingga Bella tidak bisa masuk di pintu mana pun.

Akhirnya dia hanya duduk di teras rumah sambil memegang ponselnya untuk menelepon seseorang.

 

Melihat anaknya makan dengan lahap membuat Kaysha kembali menangis dan di dapati oleh Fatih yang ikut menangis juga.

"Ih Bunda cengeng masa nangis melulu?"

"Fatih kan jadi ikutan nangis!"

Iya deh Bunda minta maaf, ya udah makan lagi, sebelum yang lain datang."

 

"Siip Bunda!"

Tak lama kemudian, setelah selesai makan terdengar suara pintu di kedor dengan keras.

Kaysha pun langsung membuka pintunya dengan santai.

Ternyata kakak iparnya Bella menelepon ibunya yang dari tadi pagi pergi bersama Bagas.

"Dasar kamu menantu nggak tahu diri, ngapain kamu kunci segala rumah ini, kasihan kan Bella nggak bisa masuk ke dalam, biar bagaimanapun dia itu masih anak kandung saya jadi wajar dong dia datang ke rumah ini," ucap ibu mertuanya dengan emosi.

 

"Iya tahu Bu, tapi lihat-lihat juga dong masa datangnya kalau jam makan sih, aku kan perlu istirahat juga Bu!"

"Alah alasan saja, sudah sana minggir, ingat ya jangan kamu ulangin lagi!"

 

Mereka pun masuk dan mendapati makanan yang tadi tercium oleh Bella ternyata sudah habis menyisakan kuahnya saja.

"Tuh kan Bu, sudah habis makanannya padahal harum banget baunya sampai perut ini sakit, Ibu sih kelamaan datangnya," gerutu Bella.

 

"Kok nyalahin Ibu sih, tuh salah in Kaysha kenapa juga main kunci segala," sahut Ibu dengan sewot.

"Gara-gara kamu Kay aku nggak bisa makan," bentak Bella dan pergi begitu saja ke luar rumah.

"Kamu itu ya sekarang ngelunjak, kamu mau saya usir dari rumah ini, mau kamu di ceraikan Bagas, hah!"

 

"Sekarang mana buktinya Bu, mana Mas Bagasnya segera talak Kay dulu baru aku pergi dari neraka ini," ucap Kaysha tak kalah emosi.

"Oke kita tunggu Bagas pulang siap-siap kamu angkat kaki dari rumah ini."

 

"Oke Bu aku nggak takut walaupun mati kelaparan di luar lebih baik daripada mati di tindas kalian," jawab Kaysha dengan lantang.

Waktu sudah menunjukkan jam sepuluh malam, tetapi orang yang di tunggu juga belum kelihatan batang hidungnya.

Namun ketika Kaysha ingin mengunci pintu tiba-tiba Bagas suaminya datang dengan membawa seorang wanita, siapakah dia?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kusembuhkan Lukamu Dengan Bismilah    95. Dewa Tertangkap

    “Aku mau ke kamar dulu, istirahatlah besok aku akan mencarikan tempat tinggal untukmu. Benar dengan apa yang dikatakan oleh Ibu, seharusnya aku memandang suamiku!” ucapnya sambil beranjak pergi dari meja makan.“Tunggu Kay! Kamu tidak ingin bicara denganku lagi bahkan untuk terakhir kalinya?” ucapan Bagas mampir menghentikan langkah Kaysha seketika.“Aku sudah berbuat baik untuk keluargamu untuk terakhir kalinya. Dan sekarang kita berada di jalan yang berbeda. Aku sudah mempunyai keluarga yang baru nggak mungkin aku menyambut tangan yang lain apalagi kamu ada mantan suamiku. Benar kata Ibu dan kau harus bicara dengan Mas Khaidir, permisi!” ucap Kaysha tegas dan berlalu meninggalkan Bagas sendirian.“Ya kamu benar Kay, tapi tenang saja setelah hati ini aku akan pergi jauh untuk selama-lamanya,” ucapnya dalam hati sembari menatap punggung wanita cantik itu sampai hilang dari penglihatannya. ***Sampai di pintu kamar Fatih Kaysha memberanikan diri untuk masuk meskipun ada sedikit ketak

  • Kusembuhkan Lukamu Dengan Bismilah    94. Diamnya Khaidir

    Khaidir mengendurkan pelukannya dan menatap lekat wajah Fatih yang sudah dibanjiri air mata. “Tidak Sayang, kamu tidak boleh menangis. Papa hanya bertanya dan sangat khawatir saat tahu kalau kamu sudah dijemput dengan mobil orang lain. Maafkan Papa, sudah telat menjemput kamu di sekolah, maafkan ....” ucapannya dipotong langsung oleh Kaysha dengan wajah memerah “Kamu bohong Mas, kamu bilang Fatih baik-baik saja denganmu, tapi apa ini dia pulang bersama Syeira!” bentak Kaysha yang tiba-tiba saja datang dan menghampiri mereka.Khaidir terkejut dengan kedatangan Kaysha di tambah lagi wanita cantik itu mendorong kursi roda yang ternyata dengan santai pria itu duduk dan tersenyum sinis.“Ba—Bagas? Kamu ada di sini juga dan kenapa kamu?” Khaidir semakin tidak mengerti karena merasa sudah dipermainkan oleh mereka. “Apa Khaidir, kamu pikir aku hilang dari rumah sakit? Nggak Dir, justru aku ingin menyelamatkan kalian tapi tidak ada yang mau percaya denganku!” sungutnya dengan penuh percaya

  • Kusembuhkan Lukamu Dengan Bismilah    93. Mencari Tahu

    Khaidir terdiam sejenak tapi langsung disadarkan kembali dengan bunyi klakson dari sepeda motor milik Bapak tua itu. “Kenapa kamu malah bengon, cepat naik!” perintahnya lagi. Khaidir pun langsung naik di belakang. “Kamu pegangan ya, kita ngebut,” ucapnya lagi dengan Khaidir yang masih begitu syok. Meskipun penampilan orang itu lusuh tapi wangi tubuhnya itu masih tercium sehingga Khaidir tak bisa berkata-kata. Mulutnya terasa seperti terkunci. Tenggorokannya seakan tercekat tidak bisa mengeluarkan suara.“Ya Allah, siapa Bapak ini kenapa tubuhnya begitu harum?” tanyanya dalam hati sambil mengamati tubuh pria tua renta itu. “Kamu masih harus mengalami banyak masalah. Setiap manusia selalu diuji tapi kadang manusia menganggap itu masalah. Kamu masih harus melewati rintangan mungkin ada yang harus dikorbankan tapi semua itu jika kamu ikhlas maka kamu mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan. Pada dasarnya semua makhluk hidup terutama manusia akan meninggalkan jasadnya hanya caranya saja

  • Kusembuhkan Lukamu Dengan Bismilah    92. Kepanikan

    “Saya Dok ...Saya yang bernama Khaidir,” sahutnya cepat. “Baik, Bapak bisa masuk sepertinya dia ingin menyampaikan sesuatu dengan Bapak.”“Bagaimana kondisinya Dok, apa pasien terkuak parah?” tanya Khaidir penasaran.“Kalau dibilang parah iya, karena kecelakaan itu telah membuat kedua kakinya hancur dan harus diamputasi, kami juga harus memeriksa organ dalam kemungkinan juga ada yang terluka, tapi saya salut kesadarannya masih terjaga dan meminta saya untuk mencari orang yang bernama Khaidir. Segera temui dia, Pak,” jelas dokter itu. “Terima kasih Dok,, permisi saya ke dalam dulu.”Khaidir bergegas masuk ke ruang IGD dan sedikit terkejut dengan kondisi Agus yang memang terluka parah. Banyak darah di kereta itu, bahkan masih menetes. “Dengan Mas Agus?” tanya Khaidir pelan mendekati wajah orang itu. Orang itu pun kembali membuka matanya dan menatap sendu wajah Khaidir. “Pak Khaidir?” tanyanya dengan suara pelan.“Iya saya Khaidir, kenapa kamu memanggil saya? Apakah ini berkait

  • Kusembuhkan Lukamu Dengan Bismilah    91. Kecelakaan

    Rupanya Tante Lisa mempunyai rencana baru yang hanya Syeira saja yang tahu. Tante Lisa sengaja berpura-pura gila lantaran sangat capek bekerja sebagai wanita penghibur yang melayani para hidung belang, bahkan cara mereka tak lazim sering memukul hingga memar saat mereka sedang bercinta . Syeira dan Tante Lisa ingin melenyapkan Kaysha dan Fatih agar bisa mengambil harta warisan itu. Dan tentu saja bisa menggantikan posisi Kaysha menjadi istrinya Khaidir. Rencana yang matang sudah mereka susun. Hanya perlu melibatkan Fatih, anak kecil itu. Semua sudah dibongkar oleh Syeira sendiri. Kenikmatan yang diberikan oleh Dewa membuatnya tak berdaya. Satu jam mereka bercinta membuat Syeira kelelahan dan tertidur pulas. Dewa pun bangkit dari tempat tidur dan segera menghubungi seseorang. “Kamu bisa memakainya datanglah kemari dia masih tertidur dengan nyenyak. Aku masih ada urusan dan buat dia menikmati surga dunia sampai kalian puas.”Dewa langsung menutup sambungan teleponnya dan bergegas pe

  • Kusembuhkan Lukamu Dengan Bismilah    90. Minta Maaf

    Setelah sedikit tenang Bu Rina bisa menceritakan apa yang terjadi sebenarnya di dalam sel tahanan. Rupanya ada yang sengaja membuat kegaduhan di dalam sana. Seorang teman satu kamarnya langsung menyerang membabi buta pada saat Bella sedang terlelap tidur. Di saat kejadian naas itu Bu Rina memang tidur di sebelahnya, dan saat mendengarkan teriakan Bella, beliau langsung terbangun dan sudah melihat wanita itu diatas tubuh Bellla dengan memegang sebilah pisau menusuk tanpa arah ke tubuh Bella. Bu Rina segera mencoba menghentikan aksi wanita itu tapi dia pun ikut terkena sayatan benda tajam itu. Wanita paru baya itu segera berteriak meminta bantuan sedangkan teman satu sel lainnya tidak ada yang membantu lantaran takut terkena benda tajam itu. Tubuh Bella sudah tak sadarkan diri dengan bersimbah darah. Wanita itu langsung beranjak dari atas tubuh Bella setelah melihat genangan cairan yang kental dan pekat. Bu Rina pun sampai tidak berani mendekati wanita itu karena takut terkena kembali

  • Kusembuhkan Lukamu Dengan Bismilah    89. Bertemu Mantan Mertua

    “Selamat pagi.” “Selamat pagi dengan Pak Bagas?” “Iya saya sendiri, ada apa ya Pak, ada masalah dengan ibu atau kakak saya di sana?”“Maaf sebelumnya Pak, ada masalah memang di dalam penjara dan mengakibatkan saudara Anda harus di rawat di rumah sakit.”“A—apa maksudnya Mbak Bella?” “Iya Pak, Saudari Bella berkelahi dengan salah satu teman selnya sehingga mengakibatkan dia harus dilarikan ke rumah sakit, karena dia tertusuk benda tajam di perut sebelah kirinya.”“Apa?” “Bagaimana bisa, Pak?”“Lebih baik Anda bisa datang ke rumah sakit Bhayangkara ruang mawar nomor empat belas. Sekarang masih ditangani oleh dokter.”“Baiklah saya langsung ke sana, terima kasih informasinya Pak.”Bagas buru-buru menutup teleponnya tapi dia juga tidak bisa ke rumah sakit tempat di mana Bela di rawat karena dia juga masih tahap pemulihan. “Ah bagaimana ini? Aku tidak bisa ke sana dan apakah aku bisa meminta tolong dengan Kaysha tapi apakah dia mau setelah aku mengatakan semuanya saat itu? Apakah

  • Kusembuhkan Lukamu Dengan Bismilah    88. Kesadaran Bagas

    “Sayang kenapa kamu ada di sini?” tanya Khaidir bingung. Ucapan yang dikatakan Khaidir membuat Kaysha tersentuh. Wanita cantik itu melangkah masuk dan mendekati mereka. Meskipun Kaysha sangat membenci pria yang terbaring di rumah sakit itu tapi dia pun ingin tahu apa yang dia ingin bicarakan dengannya. “Terima kasih Kay, kamu mau datang ke rumah sakit dan ....” mata Bagas bergerilya tapi tidak menemukan sosok itu.“Kamu mencari Fatih?” tanya Kaysha saat melihat Bagas celingak-celinguk.“Di mana Fatih, kenapa kamu tidak ajak sekalian?” Kaysha menatap dingin Bagas. “Apa yang kamu harapkan, Mas, setelah kamu kembali melukainya? Dia masih kecil tapi sudah memikirkan masalah dewasa. Kami kira kamu sudah bertobat karena kamu sudah cacat tapi ternyata kebusukan hatimu masih sama seperti dulu.”“Kay, aku minta maaf, aku memang salah dan tak pantas untuk menerima maaf darimu, tapi untuk kali ini aku janji tidak akan membuat kamu lebih membenciku. Ya aku memang datang menemui Dewa hanya unt

  • Kusembuhkan Lukamu Dengan Bismilah    87. Pinta Bagas

    Bagas terengah-engah melangkah. Sesekali dai berhenti untuk memberikan istirahat kaki dan tubuhnya sangat letih. Kakinya yang baru saja diobati kini kembali terasa sakit dan ngilu.Keringat dingin sudah membasahi tubuhnya. Rasanya sudah tidak kuat berjalan tapi tidak mungkin dia berlama-lama di sana dan bertemu kembali dengan Dewa. Bagas ingin sekali memberitahukan kepada polisi kalau orang yang mereka cari ada di hotel ini dengan wajah menyamar. Semua bisa dilakukan oleh Dewa, dan berhasil mengelabui pihak hotel yang tidak mencurigai Dewa. “Aahhh! Sialan aku seperti pria lemah karena tidak bisa membalas hinaan dari dia, gara-gara kaki ini. Ya Tuhan kenapa aku mau aja berurusan dengan orang gila ini? Sekarang bukan Kaysha saja yang menjadi sasaran karena dia sangat dendam dengan Khaidir, dan Fatih?” tanyanya dalam hati. Bayangan masa lalu kembali mengitari pikirannya. Bagaimana dia memperlakukan Kaysha dan Fatih seperti orang asing. Dia sudah mendapatkan karmanya dan ingin memperba

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status