Tawa kakek itu laksana gelagar halilintar. Seolah hendak memamerkan kekuatan tenaga dalamnya yang disalurkan melalui tawa."Kiranya kau yang datang, Ratu Begal," kata Iblis Terbang Tanpa Bayangan sambil mengedarkan pandangan. "Mana Si Raja Segala Begal, suamimu?"Nenek gua yang ternyata bergelar Ratu Begal mendengkus tajam. "Sebentar lagi kau akan segera menyusulnya!" ujar si nenek lalu menoleh kepada Saka. "Cepat habis si bangsat itu, Saka. Atau kau ingin melihat kekasihmu yang cantik dan molek ini ku bikin pecah kepalanya? "Saka tidak segera menurut. Pembicaraan kedua orang itu membuatnya bingung Nenek Gua yang bergelar Ratu Begal, menurut Iblis Terbang Tanpa Bayangan adalah istri orang yang bergelar Raja Segala Begal.Padahal menurut cerita si nenek Iblis Terbang Tanpa bayangan adalah suaminya. Saka jadi ingin tahu produk persoalan yang sebenarnya."Iblis Terbang Tanpa Bayangan," sela Saka tanpa mempedulikan perintah dan ancaman Ratu begal. Dia yakin Ratu Begal tak mungkin beran
"Ternyata jagomu memang boleh juga, Ratu begal, "Puji Iblis Terbang Tanpa Bayangan. Kali ini ia yang melakukan gebrakan dengan menggunakan kecepatan geraknya yang sudah membuat geger kalangan persilatan.Sejak semula Saka memang sudah maklum dengan kelebihan yang dimiliki lawannya. Kecepatan gerak iblis terbang tanpa bayangan memang harus diakui sangat luar biasa.Namun, Pendekar Mabuk juga berhasil mengelabui lawannya. Seolah tingkatannya berada di bawah si kakek tinggi besar itu.Pertarungan terjadi lagi. Saka menggunakan jurus Congcorang Mabok yang diulang-ulang. Dia berlagak seolah dengan susah payah mengimbangi lawannya.Buktinya setelah lebih dari tiba belas jurus, Iblis Terbang Tanpa bayangan dibuat kagum dan penasaran karena lawannya yang lebih muda."Mana, katanya kesaktianmu sudah setingkat Dewa!" teriak Nenek Gua alias Ratu Begal. "Jurusmu seperti orang mabok yang kekurangan tuak. Keluarkan tuakmu, Pendekar Mabuk!"
Saka dan Intan yang hendak bergerak meninggalkan tempat itu segera mengundang langkahnya. Mereka memang merasa tidak ada urusan apa-apa lagi."Tak seorangpun yang boleh pergi dari tempat ini dengan nyawa masih melekat di badan," kata Iblis Terbang Tanpa Bayangan. Dingin dan datar suaranya. "Kalian telah mengetahui persembunyianku dan harta karun itu!""Aku bukanlah jenis orang yang suka mengumbar mulut. Aku tidak tertarik dengan segala macam harta ataupun benda-benda pusaka. Semua itu boleh kau kangkangi sendiri," sahut Saka."Cuihh!" Iblis Terbang Tanpa bayangan meludah, sikapnya sangat menghina sekali. "Jangan sok berlagak alim! Kau pikir aku begitu bodoh untuk percaya ucapanmu?"Setelah dari sini, mungkin kalian akan menuju ke Kotaraja. Mengadukan diriku untuk mencari kedudukan. Begitu, bukan?""Kerajaan yang kau maksud mungkin hanya kerajaan bawahan," tukas Saka. "Aku tidak tertarik sama sekali. Aku sudah punya nama dan kedudukan di penguasa pusat, Galuh. Maharaja Wretikandayun su
Akhirnya mereka memutuskan untuk menunggu sampai Saka dan Intan mengeluarkan harta yang dipendam itu. Mereka berencana hendak merebutnya.Menurut petunjuk Iblis Terbang Tanpa Bayangan harta itu di pendam di dasar sungai pada bagian yang berhadapan dengan pondok. Sebatang pohon beringin putih yang tumbuh menjadi tandanya.Namun, alangkah heran hati pemilik dua pasang mata ini, ketika Saka dan Intan tidak melakukan apa yang diduga titik sebaliknya kedua orang itu malah pergi meninggalkan tempat ini. Kini kedua orang yang bersembunyi di semak-semak jadi dicuriga. Bisa jadi kehadiran mereka telah tercium oleh kedua orang itu. Mereka menduga Saka dan Intan berpura-pura hendak pergi meninggalkan tempat itu untuk memancing mereka.Sampai beberapa saat mereka menunggu ternyata bayangan Saka dan Intan sudah tak terlihat lagi. Dua pengintai ini saling bertukar pandang. Mereka saling bertanya satu sama lain, melalui pandang mata. Mereka merasa sud
Pendeta Sesat mencoba tersenyum dengan menepis debar ketegangan di hatinya. Dipasangnya wajah serta sikap seperti pendeta alim. "Pertanyaanmu aneh!" sahut Pendeta Sesat disertai senyum. Sementara otaknya berputar mencari akal untuk dapat lolos dari Saka dan Intan."Orang muda, apakah kalian tahu apa isi peti-peti ini? Dari mana asalnya? Dan siapa pemilik yang sebenarnya?" tanya Pendeta Sesat kemudian, membuat Saka dan Intan bertukar pandang."Apakah dengan pertanyaan itu berarti Bapak Pendeta mengenal Iblis Terbang Tanpa Bayangan?" Saka baliak bertanya seraya menatap si pendeta lekat-lekat."Aku cukup mengenal siapa manusia kejam dan licik bergelar Iblis Terbang Tanpa Bayangan itu. Aku juga tahu sejarah peti-peti ini."Karena aku adalah seorang abdi istana yang mendapat tugas dari Yuwaraja untuk mencari dan mengembalikan peti-peti ini."Nantinya benda-benda ini akan digunakan untuk kepentingan dan kemajuan kerajaan." kilah Pende
Datuk sesat itu pun sadar kalau tengah dipermainkan. Ia memang termasuk orang yang percaya dengan tahayul."Bocah edan! Kurang ajar, berani kau mempermainkan orang tua!" Amarah Raja Naga jenggot putih meledak-ledak."Dasar kau saja yang tolol," balas Saka. "Mengapa percaya dengan segala dongengan orang-orang pengecut? Mana ada setan yang seganteng aku? Gagah lagi."Saka kembali tergelak, lebih keras dari pertama. Tak dipedulikannya Intan yang tersungut-sungut. Tak ambil pusing betapa kemarahan di hati Raja Naga Jenggot Putih semakin meledak-ledak.Raja Naga Jenggot Putih membentak, disusul dengan gebrakannya yang mematikan. Angin pukulannya menyambar-nyambar, mengeluarkan suara mencicit tajam. Laksana sebatang pedang. Saka cepat mendorong tubuh Intan, dan menyuruhnya agar menjauhi arena. Lalu Pendekar Mabuk bergerak memainkan langkah-langkah ajaib dari jurus Congcorang Mabok.Selama lima jurus gempuran datang susul menyusul, Saka mulai membalas. Gebrakannya tidak kalah dahsyat.Meski
Hati lelaki tua ini seketika berdebar keras, saat mengenali sosok bayangan yang berkelebat itu. Iya sadar cepat atau lambat lelaki itu pasti akan dapat mengejarnya.Perkiraan Raja Naga Jenggot Putih adalah kenyataan. Ilmu lari cepat yang dimiliki Saka jauh lebih tinggi daripada dirinya, tapi datuk sesat ini tidak mau menyerah begitu saja dan kelicikannya juga kembali muncul.Saat Saka semakin dekat, tinggal sekitar dua tombak di belakangnya, mendadak saja Raja Naga Jenggot Putih menghentikan larinya. Tubuhnya diputar disertai ayunan tangan kiri.Wesss!Adanya suara desiran angin halus yang menuju ke arahnya, tahulah Saka kalau Raja Naga Jenggot Putih telah melepas jarum-jarum beracun yang menyebar bagai menutup jalan keluar baginya.Namun, bukan Saka Sinting si Pendekar Mabuk namanya kalau tidak bisa mengatasi keadaan yang berbahaya.Dengan menjejakan kakinya di tanah seketika tubuhnya melambung tinggi ke udara. Setelah bersalto
Akhirnya pecah sudah perawan Intan. Gadis ini memekik kesakitan, tapi kedua tangannya malah mendekap erat ke punggung Saka.Sepasang kakinya pun melingkar menjepit bagian bawah tubuh Pendekar Mabuk. Badan si gadis bergetar, mengejang.Gadis ini merasakan seperti ada yang robek pada bagian paling berharganya. Dia menyadari hal itu. Sekarang sudah tidak suci lagi, tapi tidak menyesal sama sekali."Uh, sakit. Perih," desisnya di dekat telinga Saka yang saat ini membenamkan wajahnya ke sisi leher Intan."Tapi ini belum berakhir," ujar Saka lirih."Tunggu sebentar sampai rasa perih ini menghilang." Intan mengerti, tapi dia meminta demikian agar bisa lebih siap lagi ke permainan berikutnya.Selanjutnya setelah Intan merasa siap, maka kemesraan dilanjutkan. Awalnya memang masih terasa perih, tapi lama kelamaan Intan mulai menikmati keindahan tiada tara yang baru pertama dialami.Beberapa lama kemudian dua orang dimabuk asmara ini terkulai lemas di atas rerumputan tebal saling berpelukan deng