Share

KEADILAN ?

Author: Always on
last update Last Updated: 2025-10-02 19:36:35

Setelah berhasil membantai seluruh pasukan lawan sebelumnya, semua bawahan jendral Mu mengumpulkan mayat-mayat rekan mereka untuk di bawa pulang.

Sebagian pasukan di perintahkan untuk memeriksa jubah jiwa kilin.

Setelah memeriksa kondisi jubah jiwa kilin, seorang pria paruh baya bernama Luo Fang mendatangi jendral Mu yang masih berdiri diam memperhatikan Tang Hao yang sedang memberikan penghormatan terakhir kepada paman Wang.

"Tuan Mu, jubah jiwa kilin dalam kondisi baik dan tidak lecet sedikitpun. Beruntung jubah kilin adalah manifestasi dari elemen api sehingga jubah tersebut tidak ikut terbakar seperti kereta pengangkut, seolah semuanya sudah di perkirakan oleh anak itu. Jika bukan karena kobaran api yang di buat anak itu kita pasti masih kebingungan mencari lokasi ini akibat kesalahan informasi yang di sebarkan oleh dua orang penjaga gerbang selatan yang ternyata adalah mata-mata lawan."

"Apakah kedua orang itu sudah di singkirkan ?"Tanya jendral Mu.

"Sudah Tuan, mereka tidak akan terlihat lagi."

"Bagus, tugas mu selanjutnya adalah memastikan seluruh keluarga korban di pihak kita mendapatkan kompensasi yang sepadan."

"Baik, Tuan."

"Satu hal lagi, pengurus Fang. Apakah pasukan pembersih sedang kekurangan orang ?"

Luo Fang terkejut mendengar itu dan menebak."Jangan-jangan.."

Jendral Mu memperhatikan Tang Hao seolah tertarik padanya. "Aku ingin mengajukan anak itu untuk masuk ke dalam pasukan pembersih."

"Jika ini adalah perintah Tuan Mu saya pastikan brigadir Tu Lian tidak akan menolak."

"Jangan buru-buru, berdiskusilah terlebih dahulu dengan brigadir Tu Lian. Lagian anak itu butuh waktu untuk merendahkan kemarahannya atas keterlambatan kita, kita jelas berhutang jasa sekaligus maaf kepadanya."

Luo Fang menundukkan kepalanya dan dengan hormat berkata. "Saya mengerti, tuan." Luo Fang kemudian berjalan pergi.

Jendral Mu yang ikut merasakan perasaan kemarahan dan kesedihan Tang Hao berjalan mendekati pemuda tersebut.

"Nak, terimakasih. Berkatmu jubah jiwa kilin baik-baik saja, serta jika bukan karena kobaran api yang kamu buat kami pasti tidak bisa menemukan tempat ini lebih cepat, kami akan mengingat jasa mu."

"Tidak perlu jendral Mu, menurut saya yang paling berjasa pada pertarungan kali ini adalah paman Wang, dia adalah pria yang terbunuh dengan kejam saat berkerja, pria dengan keberanian besar namun berkeinginan kecil."

"Jika boleh tau, apa keinginannya sehingga aku bisa mengabulkannya."Ujar jendral Mu.

"Apakah anda bersungguh-sungguh ?"

"Tentu, aku bersumpah atas nama klan Mu akan mengabulkan keinginannya."

"Keinginannya adalah mendirikan sebuah kedai untuk keluarganya."Jawab Tang Hao.

"Baik, aku akan pastikan akan mendirikan sebuah kedai megah untuk keluarganya."

"Lalu keinginannya yang lain adalah untuk bisa hidup panjang bersama keluarganya."

Mendengar itu jendral Mu hanya bisa terdiam, merasa bersalah dan berkata. "Maaf."

Tang Hao berdiri memapah tubuh paman wang meski kini dirinya juga terluka parah.

"Tidak apa jendral Mu ini semua bukan salah mu, semua ini adalah salah dunia ini dalam memandang rendah nyawa rakyat biasa jika aku memiliki kekuatan aku ingin mengubah aturan dunia ini dan mencabik-cabik orang yang menghalangi ku."

Jendral Mu yang sudah bertahun-tahun berada di dalam intrik peperangan baru kali ini merasakan rasa takut ketika melihat tatapan Tang Hao yang seperti sedang tidak main-main dengan perkataannya.

Tang Hao kemudian berjalan pergi membawa mayat paman Wang, meninggalkan jendral Mu yang masih berdiri mematung karena merasa gagal dalam melindungi orang-orang sekitarnya, sekaligus juga khawatir jika malam berdarah kali ini akan menciptakan sesosok monster mengerikan yang tidak pernah terbayangkan oleh dunia murim.

________

___

Sehari setelahnya Tang Hao sudah kembali ke kota semula, tempat kediaman keluarga paman Wang yang hari ini sedang ramai kedatangan kerabat-kerabatnya yang sedang berkabung.

Acara pemakaman ini tidak hanya di hadiri oleh keluarga terdekat, namun juga orang-orang dari sekte di bawah naungan penguasa wilayah Paguyuban putih ikut menghadiri upacara pemakaman korban-korban malam sebelumnya.

Sesuai dengan janjinya jendral Mu memberikan kompensasi sepadan berupa uang dan sebuah kedai megah untuk keluarga paman Wang, demikian juga korban lainnya yang mendapatkan kompensasi serupa berupa uang dan keinginan terakhir korban.

Pada penghujung acara, Tang Hao secara pribadi menemui istri paman Wang.

Dirinya begitu terkejut mengetahui bahwa anak paman Wang ternyata masih sangat kecil, bahkan dia tidak tau bahwa ayahnya tidak akan pernah kembali.

Melihat itu Tang Hao merasa terpukul karenanya, dihadapan istri paman Wang, Tang Hao menyerahkan sebuah kantong kain berlumuran darah.

"Ini adalah uang yang di simpan oleh paman Wang untuk mendirikan sebuah kedai."

Tang Hao yang tidak kuasa melihat isak tangis keluarga paman Wang saat meyaksikan uang hasil jerih payah paman Wang memutuskan untuk pergi meninggalkan mereka yang sedang berduka.

Di saat akan keluar dari kediaman paman Wang, Tang Hao di hampiri oleh seorang perempuan.

Perempuan itu memperkenalkan dirinya."Perkenalkan nama ku Tu Lian, kapten dari pasukan pembersih. Aku sudah mendengar cerita tentang mu dan aku turut berduka."

"Apa yang kau mau ?"Tanya Tang Hao, merasa terganggu.

"Dengar, aku tau kondisinya kurang tepat mengingat keadaan mu yang masih berkabung, namun aku tidak punya banyak waktu dan harus segera pergi mengurus sesuatu. Jadi aku akan langsung mengatakannya di sini, jendral Mu sebelumnya merekomendasikan mu untuk bergabung ke dalam unit pasukan pembersih. Karena ini adalah permintaan langsung dari jendral Mu, pemimpin kami setuju namun keputusan tetap berada padamu, bersedia atau tidaknya tergantung padamu."

Mendengar itu Tang Hao yang pikirannya sedang kacau memberikan jawaban tidak pasti.

"Aku akan memikirkannya."

Tu Lian mengangguk, paham dengan kondisi Tang Hao.

Tu Lian memberikan sebuah plakat pengenal kepada Hao Tian. "Waktumu hanya selama 3 hari. Jika kau memutuskan untuk bergabung maka datanglah ke biro pembersih kota Daun Wangi, biro itu menjual karangan bunga sebagai penyamaran, hanya dengan menyerahkan plakat ini biro pembersih akan menyambut mu."

Karena kesal mendengar ocehan panjang lebar perempuan itu, Tang Hao akhirnya mengambil plakat yang di berikan oleh Tu Lian dan melihatnya singkat, secara mengejutkan ketika Tang Hao mengangkat kepalanya lagi perempuan itu sudah menghilang dari pandangannya.

"Kultivator si4lan datang dan pergi seenaknya."Ujar Tang Hao kesal.

Tang Hao kemudian pergi ke sebuah tempat minum-minum, memesan banyak minuman alkohol sebagai bentuk pelarian dari mimpi buruk yang selalu datang setiap kali ia memejamkan mata, mengingatkannya tentang kematian dan kenyataan bagi orang-orang lemah sepertinya bahwa betapa tidak berartinya dia di mata dunia yang menilai seseorang hanya dari kekuatan dan kekuasaan yang dimilikinya.

Kemudian satu pertanyaan muncul di benak Tang Hao. "Apakah ini yang di sebut keadilan ?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • LEGENDA TANG HAO   IBLIS TUA

    Setelah selesai mengganti pakaiannya, Tang Hao kemudian mengenakkan topeng iblis menangis yang diberikan kepadanya. Dengan ini Tang Hao telah menjadi sesuatu yang lain dan penuh rahasia. Setelah semua persiapan selesai, Tang Hao kemudian berjalan keluar dari tempatnya dan pergi menuju tempat orang-orang sepertinya sedang berkumpul. Setibanya di sana Tang Hao di sambut dengan tatapan tajam anggota lain, tatapan yang dengan jelas menjelaskan bahwa mereka semua memiliki latar belakang yang tidak main-main. Tang Hao kemudian di panggil oleh seorang pria paruh baya bertopeng iblis marah. "Kemari, perkenalkan dirimu kepada yang lain."Ucap pria bertopeng iblis marah itu. Tang Hao kemudian memperkenalkan diri kepada yang lain."Saya adalah iblis muda, salam kenal semua." Pria paruh baya sebelumnya tertawa dan menepuk-nepuk pundak Hao Tian. "Bagus, bagus. Ternyata kamu mengerti dengan sistem biro pembersih, dengan tidak menyebutkan nama aslimu seperti beberapa murid bodoh sebelumnya." "

  • LEGENDA TANG HAO   BIRO PEMBERSIH

    Tidak terasa sudah 2 hari Tang Hao berada di kedai minum, dirinya bahkan tidak sadar sudah menghabiskan sebagian uangnya di sana untuk membeli minuman. Di siang hari yang terik, Tang Hao yang baru keluar dari kedai minuman merasa pusing sendiri ketika melihat uang yang di simpannya kini hanya tersisa 50 koin silver. Dengan uang sebanyak itu dirinya hanya bisa bertahan 5 tahun dengan makan roti tawar. Ketika sedang menghitung uang di kantong kainnya saat itu Tang Hao menemukan sebuah plakat pengenal di dasar kantong. Tang Hao berusaha mengingat-ingat kejadian apa saja yang di lupakannya sebelum mabuk, hingga akhirnya Tang Hao mengingat tawaran Tu Lian sebelumnya. "Biro pembersih... Namanya terdengar berbahaya, namun..."Tang Hao melirik ke kantong uangnya, berpikir untuk menerima pekerjaan itu untuk menambah penghasilan. "Tidak ada pilihan lain, aku akan menerima tawarannya karena menghasilkan uang juga merupakan usaha untuk hidup lama. Menurut perhitungan ku harusnya akan ada pelat

  • LEGENDA TANG HAO   KEADILAN ?

    Setelah berhasil membantai seluruh pasukan lawan sebelumnya, semua bawahan jendral Mu mengumpulkan mayat-mayat rekan mereka untuk di bawa pulang.Sebagian pasukan di perintahkan untuk memeriksa jubah jiwa kilin. Setelah memeriksa kondisi jubah jiwa kilin, seorang pria paruh baya bernama Luo Fang mendatangi jendral Mu yang masih berdiri diam memperhatikan Tang Hao yang sedang memberikan penghormatan terakhir kepada paman Wang. "Tuan Mu, jubah jiwa kilin dalam kondisi baik dan tidak lecet sedikitpun. Beruntung jubah kilin adalah manifestasi dari elemen api sehingga jubah tersebut tidak ikut terbakar seperti kereta pengangkut, seolah semuanya sudah di perkirakan oleh anak itu. Jika bukan karena kobaran api yang di buat anak itu kita pasti masih kebingungan mencari lokasi ini akibat kesalahan informasi yang di sebarkan oleh dua orang penjaga gerbang selatan yang ternyata adalah mata-mata lawan." "Apakah kedua orang itu sudah di singkirkan ?"Tanya jendral Mu. "Sudah Tuan, mereka tidak

  • LEGENDA TANG HAO   KORBAN

    Melihat kondisi sekitar Tang Hao tentu menyadari sesuatu, kenyataan bahwa secara mengejutkan jalan yang mereka ambil tanpa sadar telah membawa mereka memasuki kawasan pertarungan yang harusnya mereka hindari. Namun semua sudah terjadi, Tang Hao bergegas berlari menuju tempat paman wang berada dan ingin memberi tau paman Wang, namun semuanya sudah terlambat. Seorang pria paruh baya datang dengan menyeret tubuh paman Wang yang sudah tidak bernyawa, sementara tangan lainnya menenteng sebilah pedang berlumuran darah.Tang Hao yang melihat hal itu merasa sangat terpukul, tubuhnya seketika terasa kaku, darahnya berdesir merasa marah dan takut. Padahal baru beberapa jam yang lalu mereka berbicara tentang keinginan masing-masing, namun entah bagaimana hal buruk terjadi tanpa aba-aba maupun peringatan.Tang Hao yang di butakan oleh amarah sekaligus di kuasai oleh rasa takut secara naluriah merasa terancam dan mengeluarkan sebilah belati dari balik pakaiannya, menggenggam belati kecil itu den

  • LEGENDA TANG HAO   TANG HAO

    Dunia murim, tempat dimana segalanya di tentukan oleh kekuatan dan kehormatan menjadikan yang lemah senantiasa tertindas sementara yang kuat meraja dan berkuasa dengan segala kemakmuran yang di dapat lewat kekerasan serta kemunafikan.Dunia murim, dunia ini terbagi menjadi 4 wilayah. Setiap wilayah memiliki penguasanya sendiri, mereka yang berkuasa memiliki wilayah kekuasaannya sendiri yang sesuai dengan lambang dari masing-masing 4 penguasa yang di antaranya adalah : -Wilayah Kunlun abadi : Terletak di bagian semenanjung selatan, lautan adalah wilayah terbesar kekuasaan mereka. -Wilayah Paguyuban putih : Terletak di bagian semenanjung barat, padang pasir hantu paguyuban dan hutan laut bintang merupakan wilayah kebanggan mereka. -Wilayah pedang kebajikan : Terletak di bagian semenanjung timur, kekayaan alam berupa bebatuan mulia dan berharga merupakan sumber kebanggaan yang membuat wilayah ini makmur dan kaya ( Wilayah paling kecil namun paling kaya ). -Wilayah Embun lotus : Terle

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status