Share

LETUP
LETUP
Penulis: alikakila

0. Si Kembar

“Ayo bikin perjanjian.”

Kalimat datar itu tanpa aba-aba. Tanpa pendahuluan atau pembukaan yang ramah. Dilontarkan padanya segera setelah pintu kamarnya terbuka tanpa permisi. Membuat Kaisar mengernyit tidak suka lalu melepas sebelah earphone di telinganya.

"Bisa, nggak, kalo masuk kamar orang itu ketok pintu dulu?" tanyanya, memandangi sosok yang kini berdiri di ambang pintu.

Kaila Rashi. Kakak yang lahir tiga belas menit lebih awal darinya.

"Udah," jawab Kaila pendek, kepalanya menoleh ringan lalu mengedik pada pintu yang terbuka di belakangnya. "Gue udah ketok tiga kali. Kalo lo nggak denger, bukan salah gue."

Kaisar mendengkus. Ini khas Kaila. Keras kepala, tidak mau dibantah, menjengkelkan. Sadar perdebatan ini tidak akan menemukan titik terang jika Kaisar menjadi sama keras kepalanya, ia mengalah. Meninggalkan posisi rebahnya di kasur, lelaki itu bangkit duduk. Sepasang earphone-nya sudah terlepas penuh dari kedua telinga. Matanya menatap Kaila lurus ketika bertanya,

"Lo mau apa?"

Kaila mengembus pendek. "Bikin perjanjian," ulangnya ringan. "Di sekolah, nggak ada yang boleh tahu kalau kita saudara."

Kening Kaisar berkerut dalam. "Kenapa gue harus setuju?"

Terdengar decakan gusar. "Ini nguntungin kita berdua," tukas Kaila cepat. "Lagian di SMA nggak ada yang kenal kita. Anak SMP kita nggak ada yang masuk sana!"

"Zaki?" lelaki itu bertanya, nadanya setengah ragu, setengah menantang.

"Gue lebih percaya Zaki daripada lo, malah."

Kaisar mendengkus sinis.

Setelahnya tidak ada yang bicara. Kaila masih berdiri di ambang pintu dengan tangan terlipat di dada sementara Kaisar mengawasinya dalam diam.

"Gimana?" sang kakak akhirnya bersuara.

Dengan satu dengkus tawa menyebalkan yang diiringi kibasan tangan, Kaisar menyahut, "Terserah lo aja, lah."

Lelaki itu kemudian kembali rebah dan memasang earphone-nya. Mengabaikan eksistensi Kaila yang mulai menggerutu marah sembari memegang gagang pintu. Sebelum Kaila sempat menyentak pintu kamar Kaisar, adiknya itu bersuara lagi,

"Tutup pintunya biasa aja, nggak usah pake dibanting," cetusnya, dengan nada menyindir. "Berisik."

Tentu saja, Kaila bukan tipe kakak yang akan dengan senang hati memenuhi permintaan sang adik.

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
melisamelany
This is one of the best story I've read so far, but I can't seem to find any social media of you, so I can't show you how much I love your work
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status