Home / Romansa / LONELY TOGETHER / Sedikit Tersudut

Share

Sedikit Tersudut

Author: Tami ilmi
last update Last Updated: 2025-05-11 21:41:56

“Um... Aku tidak mengerti Kak, tapi mungkin bertemu dengan keluarga Gama itu sebuah kebetulan. Sepertinya aku jadi punya kesempatan untuk berterimakasih kepada Bapak dan Ibu yang sudah mengizinkan aku tinggal bersama mereka seperti anak mereka sendiri.” Gaia tersenyum mengakui jika Raga memang tidak berbeda dengan dirinya. Sikap santun dan juga pintar bicara itu tentu membuat semua orang akan percaya.

“Jadi, silahkan menikmati malam ini. Dan aku ingin mengenalkan keluarga Gama kepada keluargaku karena kebaikan mereka. Kebaikan mereka membuat aku menjadi diriku seperti ini juga.” Raga tersenyum dan kemudian suasana menjadi riuh.

“Aku kira juga kedua orang tua kita mungkin sudah lelah karena sudah larut. Jadi tidak ada salahnya jika kita mengakhiri semuanya di sini. Mereka butuh istirahat, jika ada yang masih ingin bermain atau menikmati malam ini silahkan saja. Tapi jika butuh orang untuk mengantarkan orang tua ke hotel, aku bersedia.” Gaia tersenyum dan bahkan hendak bertepuk tangan untuk sebuah closing yang benar-benar tidak bisa ditolak oleh siapapun.

“Benar juga, kalau begitu kita akhiri di sini. Sepertinya anak-anak juga sudah mulai lelah.” Kakak pertama Raga akhirnya menyerah dan mungkin memang teralihkan dengan ucapan adiknya itu. Gaia masih duduk dan semua orang mulai berkemas untuk meninggalkan ruangan. Raga menatap Gaia dalam keramaian sambil tersenyum. Gaia juga tersenyum dan menampakkan wajah sinis tapi mengakui jika Raga benar-benar bisa diandalkan jika tentang bermain peran.

“Kamu pulang sama Raga lagi?” Gaia langsung menggeleng cepat. Gama hanya lewat dan terus berjalan. Gaia mengikuti, tapi kemudian Rana menghentikan perempuan itu.

“Sama Raga pulangnya Ga. Kasihan juga Raga nyetir sendiri.” Rana tersenyum mencoba meminta kepada Gaia untuk kembali bersama dengan Raga ke hotel.

“Aku tidak masalah Mba, asal tidak ada curiga tentang sesuatu.” Kali ini Gaia memperjelas supaya kebersamaan dia dan Raga tidak lagi dicurigai oleh semua orang. Dan Rana mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan Gaia.

Semua orang menuju ke mobil untuk kembali ke hotel. Gaia dan Raga juga melakukan hal yang sama. Cuaca sudah lebih baik, mungkin mendung karena berangin tapi sama sekali tidak hujan.

“Mau jalan-jalan dulu?” Raga terlihat hendak membicarakan sesuatu dengan Gaia, karena itu dia terlihat cukup serius mengajak perempuan itu tidak langsung kembali ke hotel. Gaia juga hanya mengangguk setuju. Mereka kemudian berkendara perlahan keluar dari area tempat makan.

“Jadi apa yang kamu tahu tentang kejadian tadi?” Raga bertanya karena sepertinya Gaia lebih tahu sesuatu daripada dia. Gaia menggeleng perlahan. Perempuan itu mencari ponselnya untuk digenggam.

“Serius? Aku tidak tahu mereka bermaksud aku mengumumkan apa. Tapi kenapa aku merasa ini ada hubungannya dengan kamu?” Raga kembali bertanya karena dia benar-benar merasa ada sesuatu yang mungkin di sembunyikan oleh Gaia. Perempuan itu masih diam saja dan memeriksa ponsel pintarnya lagi. Raga sepertinya terlihat lumayan kesal. Dia melihat sebuah restorant fast food dan kemudian berbelok untuk parkir.

“Lalu kamu bicara dengan Mba Rana tentang apa?” Raga sepertinya melihat ketika Rana mendekati Gaia yang sedang makan di sudut ruangan itu. Gaia tersenyum santai.

“Hanya menyapa, dia juga bertanya sesuatu yang kamu bicarakan sebelum kita masuk ke ruangan itu lagi. Soal kenapa pandanganmu berbeda, sikapmu mereka mengira kamu merencanakan semuanya ini untuk mengenalkan kita di depan seluruh keluarga.” Raga terdiam sedikit menyembunyikan malu dan juga tersipu tapi dia menahan raut wajahnya. Sedangkan Gaia sudah pasti tertawa tanpa menyembunyikan apa-apa lagi.

“Menurutku semua akn berakhir, lagipula kami akan pulang besok. Jadi tidak akan ada sesuatu lagi. Kita juga tidak mungkin bertemu lagi kan?” Gaia kembali bicara meski masih sambil tersenyum sedikit.

“Menurutmu kita tidak akan bertemu lagi?” Raga bertanya dengan wajah yang cukup serius. Gaia masih tersenyum dan tentu saja dia mengangguk dengan pertanyaan Raga.

“Untuk apa bertemu lagi? Kita juga tidak dalam kepentingan untuk itu. Jadi sudahlah, lupakan. Semua akan berakhir begitu perjalanan ini berakhir.” Gaia benar-benar meyakinkan laki-laki yang sebenarnya bukan orang yang perlu dia yakinkan. Bagaimanapun juga hubungan mereka seharusnya tidak sedekat dan sebaik itu. Tapi tetap saja bagi Gaia tidak ada salahnya untuk tetap berhubungan baik dengan Raga.

“Untuk bersenang-senang. Mana mungkin aku melewatkan kesempatan ini? Sudah bersama dan bertemu seperti ini lagi? Aku tidak pernah punya pathner sebaik kamu.” Kali ini Raga sudah mulai menggoda Gaia. Perempuan itu hanya memasang wajah kesal meski dia masih tetap memasang senyum terpaksa.

“Jangan mengesankan hanya aku yang suka hubungan seperti ini. Kamu juga kan? Enggan berkomitmen dan nyaman dengan dirimu sendiri. Karena itu pernikahan sulit, jangan berbohong denganku. Tidak akan pernah bisa.” Raga benar-benar mencecar Gaia dengan kalimat-kalimat itu. Sedangkan perempuan itu hanya tersenyum dan bahkan tertawa.

“Kamu menikah lagi sana, aku juga tidak akan mau jika harus terus bersama seperti ini. Kalau aku menemukan seseorang yang bisa mengerti aku pasti aku akan menikah lagi.” Gaia terdengar sangat realistis dan tentu saja Raga justru tertawa karena perkataan Gaia itu.

Laki-laki itu mendekatkan wajahnya pada wajah Gaia dan mengulum bibir perempuan itu perlahan. Gaia tidak menolak dan membalas mencium bibir Raga perlahan juga. Mereka terlihat sangat santai seolah tidak akan ada yang memperhatikan aktivitas mereka di dalam mobil.

“Tidak akan ada yang mengerti kamu seperti aku dalam hal ini kan?” Raga tersenyum nakal menatap Gaia. Perempuan itu menahan tubuh Raga dekat dengan tubuhnya ketika Raga hendak kembali duduk dengan benar di kursi kemudi.

“Kenapa?” Raga tersenyum dan tertawa nakal menatap Gaia yang kemudian mencium bibirnya lagi. Laki-laki itu berusaha menghentikan aktivitas itu dengan segera.

“Kita balik ke hotel dulu.” Raga berucap singkat dan kemudian mengemudikan mobilnya menembus gelap dan keramaian dalam waktu yang cukup singkat. Mereka bahkan hanya diam dan tidak bicara di dalam mobil. Gaia memeriksa ponsel pintarnya, tidak ada panggilan dari kedua orang tuanya atau juga dari adiknya. Perempuan itu merasa sedikit janggal tapi juga tidak banyak berfikir.

“Kamu tidur di kamarku kan?” Raga kembali bertanya ketika mereka sudah ada di tempat parkir hotel. Gaia tidak menjawab dan hendak membuka pintu mobil, tapi sepertinya Raga belum membuka kunci masih menunggu jawaban Gaia.

“Aku tidak mungkin membiarkan kamu tidak memberikanaku jawaban Ga. Gaia?” Raga bertanya lagi dan menoleh melihat Gaia yang masih terlihat berfikir. Perempuan itu menggeleng dan juga menunduk perlahan.

“Aku, harus kembali ke kamarku dulu untuk ganti baju tentu saja. Jadi lihat nanti apa aku bisa keluar atau tidak. Apa kamu tidak takut jika seseorang akan melihat kita?” Gaia kali ini menatap Raga sambil bertanya dengan wajah serius. Raga menggeleng dan tersenyum, membuka kunci pintu mobilnya dan Gaia bisa keluar dari mobil putih itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • LONELY TOGETHER   Dugaan Kehamilan

    Brukk…. dalam hening sebelum makan siang ada suara jatuh yang cukup keras di ruangan itu. Yuli terlihat sudah berdiri dan mendekati meja di sebelahnya. “Coba panggil orang di klinik.” Raga masih duduk di kursi meja kerjanya dan meminta Yuli memanggil seseorang untuk memberikan bantuan. Yuli membantu mengangkat Sari dan meletakkannya di kursi yang saling di dekatkan. Raga sama sekali tidak beranjak dari kursinya dan masih terus emandangi laptop bahkan ketika orang dari klinik datang untuk membantu membawa Sari ke klinik.“Mas Raga memang sudah mengatakan sedari tadi supaya dia pulang, Tapi ya memang pada akhirnya harus seperti ini.” Yuli memberikan keterangan kepada dokter yang ada di klinik. Dokter itu terlihat cukup serius dengan kondisi Sari.“Sepertinya dia harus dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.” Pernyataan dokter membuat Yuli gugup, dia tidak menyangka jika kondisi Sari harus sampai pada dibawa ke rumah sakit.“Sebentar, memangnya dia kenapa dokter?” Yuli bert

  • LONELY TOGETHER   Kejadian di Kantor

    “Bisa katakan kepadaku apa yang kalian berdua bicarakan?” Raga terlihat cukup kesal bicara dengan Haris di ponsel pintar miliknya itu sambil berjalan menuju ke ruangannya. Haris tentu saja meledak dalam tawa ketika mendengar pertanyaan seperti itu.“Bisakah kita bicara nanti? Aku sedang banyak pasien, kasihan jika mereka menunggu.” Setelah kalimat terakhir Haris menutup telepon dan kemudian tertawa. Raga melanjutakanb berjalan sambil tidak percaya jika sahabatnya itu menutup sambungan telepon dengannya baru saja. Raga sungguh masih memeriksa jika mungkin sambungan telepon dengan Haris masih menyala. Tapi ternyata Haris memang menutup sambungan telepon itu. “Kenapa juga Haris melakukan hal seperti ini?” Raga kembali bergumam sambil merasa kesal. “Mas Raga, baru datang juga?” Perempuan yang Raga kenali sosoknya menyapa Raga yang juga hendak naik ke ruang kerjanya.“Kamu juga baru datang?” Raga berusaha bersikap sealami mungkin supaya beberapa orang di sana juga tidak menilai jika mere

  • LONELY TOGETHER   Obrolan Kehamilan

    Raga terlihat cukup bahagia pagi ini. Dia keluar dari kamar, segera menuju ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Setelah itu dia segera menuju ke dapur. Sudah ada beberapa makanan untuk sarapan. Gaia sedang berada di kebun kecil miliknya yang sangat dia banggakan. Bagaimana tidak, mawar yang ada dengan berbagai macam warna tumbuh dengan baik di sana membuat kesenangan tersendiri bagi Gaia. Raga juga senang jika istrinya bahagia, meski hanya karena hal sederhana seperti itu.“Babe, Haris memberikan vitamin?” Raga lupa bertanya kepada Gaia tentang vitamin yang mungkin diberikan Haris. Sahabatnya itu memang tidak terlalu mudah memberikan obat, tapi jika itu soal vitamin menjadi hal yang berbeda.“Iya, aku juga sepertinya akan melakukan konseling jika kamu tidak keberatan.” Gaia akhirnya menyampaikan saran dari Haris untuknya. Raga hanya mengangguk memberikan izin dan juga tersenyum senang dengan apa yang terjadi.“Ibu bertanya untuk syukuran empat bulanan bagaimana?” Raga kemudian d

  • LONELY TOGETHER   Percakapan Sebelumnya

    Siang tadi Gaia terdiam di klinik milik Haris. Perempuan itu bahkan gugup dengan apa yang mungkin akan dia dengar. Tes lab yang dia lakukan saat ini sebenarnya hanya sebuah cara untuk meyakinkan dirinya. Hampir satu minggu Gaia sudah menduga jika dia memang hamil, tanpa sepengetahuan Raga dia bahkan sudah melakukan tes kehamilan sendiri di rumah dengan alat tes kehamilan yang dia beli di apotek berkali-kali. Saat pertama kali tahu dia merasa cukup senang, hanya saja dua tiga hari ini Gaia banyak memikirkan beberapa hal. Janin yang ada di dalam kandungannya jelas milik Raga. Selama ini dia hanya berhubungan dengan Raga. Bahkan ketika dia bertemu dengan Arya, mereka tidak melakukan hubungan fisik terlalu jauh. Jadi bisa dipastikan itu adalah anak Raga. Yang membuat dia banyak berfikir adalah interaksi Raga dengan rekan satu timnya. Gaia tahu pasti jika crush Raga itu kali ini sedang berbalik menyukai suaminya.“Kamu ingin mendengar hasil tes sendiri atau aku juga harus menghubungi Raga?

  • LONELY TOGETHER   Hamil

    Raga mulai cukup terbiasa dengan rumah itu. Rumah yang halaman depannya tidak terlalu luas tapi bisa dengan mudah menyembunyikan sepeda motornya di dalam halaman. Rumah yang terlihat sederhana tapi bisa menjadi tempat bagi dia dan Sari untuk saling memberikan perhatian dan juga melampiaskan hasratnya. Sudah hampir satu minggu ini, Raga sering datang dan juga sering melakukan hubungan badan dengan Sari. Raga benar-benar melangkah terlalu jauh, tapi itu juga karena Gaia masih saja bersikap cuek dengan apa yang terjadi diantara mereka berdua. “Mas, apa tidak bisa jika sesekali menginap? Aku juga ingin bisa semalaman denganmu.” Sari merayu Raga yang sepertinya masih bersikap dingin. Raga tidka akan datang jika itu bukan karena hasratnya, meski begitu dia memang juga sangat menyukai Sari. Hanya saja untuk saat ini Gaia sudah ada penuh di dalam hatinya. “Aku pulang dulu. Sebaiknya tidak ada yang tahu tentang semuanya ini. Dan jika kamu ingin memberitahu istriku, maka aku tidak akan menemu

  • LONELY TOGETHER   Perdebatan yang Tidak Perlu

    “Mas Raga gak balik bareng kita?” Sari memberikan pertanyaan yang seolah tidak didengar oleh laki-laki yang masih saja duduk dengan laptop di hadapannya. Gaia terlihat menatap siapa yang memberikan pertanyaan seperti itu kepada suaminya.“Kamu ini tidak tahu saja, tadi kan Mas Raga sudah bilang, dia ingin bekerja dengan istrinya sebentar.” Yuli berusaha menjawab pertanyaan Sari alih-alih Raga. “Siapa tahu Mas raga berubah pikiran. Kan bagaimanapun juga aturan baru sedang berlaku.” Kali ini Sari sepertinya tidak akan mengalah begitu saja. Raga sebenarnya sudah mulai cukup curiga dengan apa yang terjadi seharian ini. Sikap Sari yang selalu berusaha mendekati dia cukup menganggu. Meski begitu dia juga tahu bahwa tidak akan mudah baginya untuk menolak perempuan itu.“Nanti sebentar lagi aku akan kembali ke kantor. Aku hanya ingin menyelesaikan satu error ini.” Raga pada akhirnya bersuara karena sedari tadi Sari selalu saja membuat pertanyaan-pertanyaan yang pribadi untuk Raga.“Lagipula

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status