Share

BAB.4

*Kembali ke Waktu Sekarang

Pukul dua lewat empat puluh lima menit aku tiba di rumah, ku parkirkan mobil di depan pagar rumah, sengaja tidak ku masukkan ke dalam garasi karena setelah berganti pakaian akan ku gunakan lagi mobilku untuk menuju kerumah Oma.

Setiba di dalam rumah ku lihat Mama sedang bersantai nonton televesi di ruang tengah. Ku dekatkan tubuh ini duduk di samping Mama.

"Ma tadi Mas Bagas menelepon, mengajak bertemu di rumah Oma jam tiga nanti." Aku memulai obrolan dengan Mama.

Mama yang tadinya fokus menonton serial favoritnya,seketika menoleh ke arahku.

"Hahh, Bagas sendiri yang telepon kamu dan meminta bertemu?" Tanya Mama seperti tidak percaya. 

"Iya Ma, Dia minta aku datang jam tiga nanti. Haruskah aku datang Ma?" Tanyaku kembali.

"Cobalah untuk datang, mungkin setelah kalian berbicara berdua, kamu bisa menetapkan keputusan. Lagi pula tidak ada salahnya untuk berteman dengan Bagas terlebih dahulu. Setau Mama Dia jarang sekali ingin berteman. Mungkin kamu bisa membantu Oma sedikit, dengan kamu mau berteman dengan Bagas," Ucap Mama seraya mengelus rambutku. 

"Oke Ma, Nanti Ingga kesana deh," Ucapku mantap dan segera ingin berlalu untuk masuk kamar. Belum sampai kamar mama memanggilku kembali, aku hanya menoleh ke arah Mama dan menunggunya berbicara.

"Ngga nanti bawa kue yang Mama buat tadi sekalian mampir saja ke toko buah langganan kita untuk di berikan kepada Oma ya."

"Siapppp Ma",aku pun masuk ke dalam kamar.

Di dalam kamar aku tidak langsung ganti baju, aku merebahkan badan di kasur, menghilangkan penat sebentar cukup lelah mengendarai mobil pulang pergi ke kampus. Aku mengambil handphone, melihat panggilan masuk, memastikan kalau benar yang tadi menelpon adalah Bagas.

'Pantas saja nomor yang di pakai adalah angka cantik, nomor seperti ini hanya orang orang tertentu yang memakainya' batinku.

Ku simpan nomor itu dengan nama 'Mas Bagas Cucu Oma' yah memang seharusnya aku memanggil Mas, karena umurnya lebih tua lima tahun dariku, berarti sekarang umur Mas Bagas dua puluh lima tahun. Ku letakkan handphoneku di kasur, lalu aku bangkit ke arah lemari bajuku.

Aku berdecak pinggang di depan lemari, melirik susunan baju yang tertata rapi di dalamny. Ku buka pintu lemari gantung, khusus untuk pakaian casual dan beberapa baju pesta. Kebanyakan baju yang terlipat adalah baju kaos santai dan polos. Tapi rasanya tidak sopan untuk ku pakai bertemu Oma. Ku lirik kembali pakaian yang di gantung, membalik satu persatu pakaian casual yang aku punya. Entah mengapa rasanya bingung sekali untuk memilih pakaian hari ini. Lalu aku mengambil baju kemeja crop putih yang berkerah membentuk huruf V.

Lalu mengambil celana blouse kulot berwarna coklat susu, kupadukan keduanya di badan lalu bercermin, lumayan pikirku. Aku tersadar kenapa aku pusing hanya soal pakaian, biasanya aku akan mencomot pakaian yang didepan mata.

'Ingatttt..Ingga kamu cuma mau bertemu bukannya mau kencannn' batinku bicara. 

Aku melangkahkan kaki ke kamar mandi lalu mandi cepat saja untuk menghilangkan rasa lengket di badan. Ku pakai setelan kemeja dan celana yang telah ku pilih tadi. Mengikat rambut dengan model cepol ke atas, memoleskan sedikit blush on berwarna pink dan liptin dengan warna senada. Tak lupa ku semprotkan parfum wangi vanila yang sangat lembut. Setelah beberapa kali berkaca dan yakin dengan outfit yang ku pakai aku pun pamit dengan Mama tak lupa dengan kue yang telah di bungkus mama dengan rapi.

Butuh waktu kurang lebih tiga puluh menit untuk menuju rumah Oma Lia. Setelah mampir membeli buah aku melesat menuju rumah Oma. Siapa yang tidak tau rumah pemilik showroom terbesar di kota ini, terletak di tengah kota dengan pagar besi kokoh yang menjulang cukup tinggi. Belum lagi di hiasi dengan tumbuhan bambu jepang sekeliling area depan rumah.

Setibanya di depan gerbang, biasanya orang yang akan masuk harus membuat janji terlebih dahulu atau memang sudah biasa keluar masuk kediaman Oma. Aku membuka kaca mobil lalu dengan sigap seorang penjaga keamanan datang mendekat.

"Permisi, maaf dengan siapa dan ada keperluan apa Mbak?" Tanya penjaga itu sopan.

"Saya Ingga Pak, saya sudah ada janji untuk bertemu Oma Lia," Jawabku.

"Ohhh Nona Ingga, silahkan masuk sudah di tunggu sama Nyonya dan Tuan Bagas" Jawabnya cepat.

Gerbang besi hitam berukir itupun di buka, nampak rumah mewah dan megah bernuansa putih di dalamnya. Walaupun sudah beberapa kali masuk ke dalam rumah ini aku masih takjub dengan desain eksterior ataupun interior rumah ini. Sangat elegan tertata rapi dan ada beberapa sentuhan gaya eropa di sisi rumah ini. Bahkan rumput di rumah ini sangat hijau, rapi dan bersih mungkin kalau tidak malu bisa berguling guling diatas rumput yang terlihat empuk itu.

Di sisi samping terlihat beberapa deretan mobil mewah mulai dari mobil keluaran jepang, korea dan eropa ada di sana. Ya tidak di pungkiri pemilik showroom mobil terbesar di kota ini memiliki banyak mobil seperti itu rasanya sangat lumrah. Di sisi lain bagian kanan depan terdapat taman kecil, ada kolam ikan, gazebo, dan ayunan kayu berwarna coklat gelap. Lampu lampu taman khas eropa menghiasi beberapa sudut taman.

Sungguh penataan taman yang sangat indah di pandang, sewaktu kecil ketika pertama kali masuk kerumah ini ku pikir ada seorang tuan putri bergaun ala putri dis**y memakai sepatu kaca akan keluar dari rumah ini. Tapi nyatanya tidak ada hal itu, aku senang bermain di pinggir kolam ikan, dulu ada seekor kura kura di sana. Namun saat kunjungan berikutnya tidak aku temukan lagi kura kura tersebut. Sedikit menyenangkan aku mempunyai kenangan disini walau hanya beberapa hal kecil seperti tadi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status