Share

Laurene
Laurene
Penulis: Audreynatasha20

1. Kutu Buku tapi Tak Cupu

"Tony! Bukuku berhamburan semua." teriak seorang cewek, suaranya memenuhi seisi kelas. Muka cewek itu berubah menjadi merah padam akibat perlakuan seorang cowok yang tidak sengaja menabraknya yang sedang berjalan membawa banyak buku. Cowok itu adalah temannya, Tony.

"Hehe, maaf. Aku kan ga sengaja Rene. Sekali-kali ga berkutat dengan buku bisa ga sih? Aku bosan melihatnya."

"Ihh! Aku ga suka dipanggil Rene. Namaku Laurene! Kamu tahu kan kalau buku itu duniaku, jadi aku ga bakal bisa dipisahkan sama buku. Sekarang kamu tanggung jawab! Beresin buku aku!" seru cewek itu pada Tony masih dengan muka merah padam.

Nama cewek yang sedang emosi itu adalah Laurene Calista. Seorang anak SMA Permata Bangsa yang sangat mencintai buku. Kemanapun ia pergi pasti selalu membawa buku. Semua orang memberi julukan kepadanya "cewek kutu buku." Walaupun dijuluki cewek kutu buku, tapi penampilannya tidak cupu. Ia memiliki rambut panjang berwarna coklat nan indah yang menjadi impian para cewek, bulu mata yang lentik, hidung yang mancung dan bibir yang tipis.

"Ga mau !" ucap Tony lalu menjulurkan lidahnya ke arah Laurene.

Laurene yang diledek sama Tony pun tidak tinggal diam, ia segera mengejar Tony yang sedang tertawa cengengesan.

"Enak aja! Beresin gak, cepetan beresin!" Kaki-kaki kecilnya berlari dengan cepat mengitari meja-meja yang ada di dalam kelas itu untuk mengejar Tony, dan melewati beberapa anak yang sedang berkumpul, tapi Toni pun terus menghindar dan berlari lebih cepat. Saking kesalnya sama Tony, ia tidak memerhatikan jalannya, ia pun tidak sengaja menyenggol meja teman sebangkunya, Sella.

Bruk!

Laurene pun terjatuh. Ia mencoba membuka matanya dan melihat apakah dirinya  mendarat dengan mulus di lantai. Pandangan pertama yang ia lihat saat membuka matanya adalah Tony. Ternyata lagi-lagi Tony yang telah menyelamatkannya sehingga ia tidak jadi mendarat dan mencium lantai. Sesaat matanya bertemu pandang dengan mata Tony, ia melihat ada rasa khawatir di sana.

Aku sudah sejak lama berteman dengan Tony tapi mengapa baru sekarang aku sadar bahwa Tony itu ternyata tampan juga, rambutnya selalu disisir rapi, matanya teduh, hidungnya mancung. Pantas saja banyak cewek yang terpikat pada temanku ini. Laurene bergumam dalam hati. Tiba-tiba suara Tony memecah keheningan yang tercipta.

"Laurene, lain kali bisa gak sih perhatiin baik-baik  kalo lagi jalan! Udah sering banget deh kamu jatuh. Kesenggol meja lah, nabrak temen lah, nyemplung selokan lah! Haha."

Laurene pun terdiam.

Marry me, Juliet

You'll never have to be alone

I love you and that's all I really know

Suara dering telepon teman yang ada di dalam kelas itu, tidak merusak momen indah yang sedang terjadi. Ia masih menatap kedua mata itu tanpa berkedip. Posisinya masih tidak berubah, ia masih dalam dekapan temannya itu.

"Weh, sadar! Ini kelas woi ! Bukan tempat buat mesra-mesraan, tempat buat belajar! Bantu beresin buku-buku aku dong, buku aku juga jatuh nih gara-gara ulah kalian berdua."

Laurene dan Tony pun tersadar saat mendengar suara Sella. Laurene segera melepaskan diri dari pelukan Tony, dan segera membantu Sella membereskan bukunya. Saat dirinya mau mengambil buku Biologi, hal yang sama juga dilakukan oleh Tony. Alhasil, tangan mereka bersentuhan.

"Aduh! Udah ya Romeo and Juliet. Udah selesai belum beresin bukunya? "

"Iya udah kok, Sell. Tony nih ganggu aja."

"Siapa yang ganggu ? Mau dibantuin juga woi!"

"Gak usah! Sana beresin buku aku yang tadi kamu tabrak sampe jatuh tuh! Tanggung jawab gak! "

"Udah bawel! Lihat aja sendiri ! "

"Udah ... udah ... berisik tau, pagi-pagi udah pada berantem aja. "

Laurene dan Sella adalah sahabat dekat. Mereka memiliki hobi yang sama yaitu membaca buku, baik buku pelajaran maupun novel remaja. Laurene suka pelajaran biologi, Sella juga suka biologi. Laurene suka baca novel Dear Nathan, begitu juga dengan Sella.

"Ren, kamu sama Tony tuh lucu ya, selalu berantem tapi mesra."

"Apaan mesra! "

"Kejar-kejaran dan berakhir dengan pelukan seperti tadi, mau aku bilang kalian kayak Tom and Jerry kan tidak mungkin, gak kayak ending di film-film  Tom and Jerry. Haha. "

"Apaan sih Sell! Aduh! Udah ah ga usah dibahas."

"Kenapa? Kamu speechless ya karena tadi dipeluk sama Tony?"

"Bukan dipeluk Sella, tadi Tony itu ... tadi cuma menolong aku. Lagian aku tidak suka kok sama dia, bawel."

"Wkwk. Kan aku ga bilang kamu suka sama Tony, jangan-jangan ...  memang benar ya ada hati yang berharap ?"

"Iiih Sella! Udah dong ganti topik aja napa? "

"Gimana, kamu udah ngerjain pr biologi yang kemarin blum?" tanya Laurene mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Hahaha."

"Kok ketawa ? Emang ada yang lucu, Sell?"

"Kan kemarin guru biologi kita rapat, jadi kan gak dikasih pr, cuma dikasih tugas buat presentasi."

"Oh iya ya?"

"Cie yang lagi salting karena dipeluk. Haha."

"Sella! Itu kan cuma kebetulan."

"Kebetulan atau takdir?"

"Udah ah. Mumpung masih ada waktu 20 menit lagi sebelum masuk kelas, lebih baik aku baca dulu aja."

Kakinya mulai melangkah menjauh dari meja Sella, menuju pintu keluar kelas dan beranjak ke taman yang ada di belakang sekolah sambil membawa novel kesukaannya.

***

Laurene pun mulai membaca kata demi kata dalam novel, sambil membayangkan seandainya tokoh cewek dalam novel itu adalah dirinya. Cewek yang selalu dijemput  dan diantar ke sekolah sama cowok populer yang tampan, smart, baik, pake motor ninja pula. Pasti senang kayaknya.

"Hey Rene. Kamu di sini? Pasti lagi baca buku Dear Nathan lagi ya?"

Laurene mendengar suara yang tidak asing itu dari balik punggungnya, lagi-lagi ia merasa kesal dengan panggilan Rene itu tapi ia memilih untuk diam saja, tidak menggubrisnya. Ia terus membaca novel itu dan terus membayangkan bahwa dirinya lah yang berada di atas motor ninja merah itu, pasti akan sangat keren dan romantis. Tanpa sadar senyum mengembang di bibirnya, pasti rasanya sangat bahagia diantar pulang seseorang yang dicintai.

"Ih serem! Masih pagi tapi udah ada yang senyum senyum sendiri."

Khayalan yang sudah ia bangun seketika buyar, hancur saat mendengar suara Tony yang terus mengganggunya, tak sadar ternyata Tony sudah berada tepat di depannya, membuatnya kaget. Ia melihat Tony tertawa lebar dengan bahagianya, mukanya merah padam menahan amarah karena hari ini tak henti-hentinya Tony meledeknya, membuat kesabarannya habis.

"Tony! Bisa gak sih jauh-jauh dari hidup aku, gak ganggu aku mulu!"

"Ngebayangin apa hayo? Biar kutebak ya, pasti kamu lagi ngehalu ... ngekhayal cowok ya ?"

" Udah deh, jangan kebanyakan mengkhayal Rene. Kehidupan nyata itu tidak lah seindah kehidupan di novel atau w*****d tau! "

"Iiih! Sekali-kali aja lihat temannya seneng dikit bisa engga sih Tony!" Laurene berteriak hampir menangis.

"Ya ampun, bercanda aku Rene. Masa gitu aja kamu marah?"

"Kamu tuh ga ngerti amat perasaan orang sih!"

Tanpa disadarinya air matanya berlinang, padahal ini masih pagi hari tapi Tony sudah membuatnya badmood. Tiba-tiba ia merasakan ada sentuhan di tangannya lalu ia mengangkat wajahnya, ternyata tangan Tony yang menyentuhnya. Ia segera menarik tangannya.

"Apaan sih kamu, Tony!"

"Maaf deh, maaf. Aku tidak bermaksud ganggu kamu. Hanya saja menurutku berkhayal itu ...."

"Sudahlah Ton. Kamu memang tidak suka kan melihat aku senang."

Laurene menarik tangannya dan segera berjalan menjauhi Tony, bergegas masuk ke kelasnya sambil mengusap sudut mata dengan kedua jarinya. Ia tidak mau terlihat sedih di depan Sella dan teman-teman di kelasnya. Hari ini Laurene sangat kesal pada Tony, padahal tadi lagi seru-serunya cerita di novel yang sedang dibacanya. Jadi terpaksa harus ditunda dulu. Laurene pun segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelasnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status