Duduk mengelilingi api unggun yang dinyalakan, Tiffa menarik selimut yang diberikan Yue kepadanya. Meski berada dalam tempat terbuka pada malam hari, dia tidak merasa kedinginan sedikitpun berkat selimut yang ternyata terbuat dari bulu Fire Bear.Fire Bear.Fire Bear adalah monster sihir besar yang sangat ditakuti banyak orang. Mereka disebut Fire Bear karena mereka bisa menggunkan sihir menyelubungi seluruh tubuh mereka dengan api yng sangat kuat. Mereka juga sangat kuat dan agresif, sekali mengamuk, akan dibutuhkan satu pasukan untuk mengehentikannya. Untungnya, Fire Bear memiliki habitat yang cukup jauh dari pemukiman manusia, mereka bahkan tergolong monster yang langkah. Bulu mereka sendiri bernilai sangat tinggi dan dicari banyak orang, sebab bulu tersebut adalah bahan baku utama untuk membuat Armor tahan akan api yang berkualitas tinggi. Karena itulah, Tiffa tidak mengerti, bagaimana Ling dan Yue memiliki bulu Fire Bear sebanyak ini dan diberikan pada mereka sebagai selimut.Men
Tidak ada yang aneh dalam sup daging buatan Ling. Masakannya sungguh enak. Dengan daging, kentang wortel serta sayuran yang banyak, satu mangkuk sudah cukup mengenyangkan perut Sion dan yang pengawalnya.Mengamati Ling dan Yue yang juga telah selesai makan, Sion melihat sepasang suami-istri itu sedang berbincang penuh senyum dengan Xing Xing yang tertidur pulas dalam pelukan sang ibu. Dia tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi mereka terlihat sangat harmonis dan—dapat dipercaya. Bolehkah?—bisakah dia mempercayai mereka yang dia sendiri tidak yakin manusia atau bukan?"Yang Mulia," panggil Ophelia pelan. Dia mengerti sekali apa yang ada dalam pikiran Sion sekarang, sebab, bagaimanapun juga dia melihatnya tumbuh besar. "Hamba merasa, kita bisa meminta bantuan mereka."Sion dan yang lainnya menoleh menatap Ophelia. "Kenapa kau berkata seperti itu, Ophelia?" tanya Sion."Hamba merasa mereka dapat dipercayai." Jawab Ophelia. Kedua matanya menatap lurus Sion tanpa keraguan."Ophelia dan
Nilla kembali menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Berusaha memutar otak memikirkan cara menyampaikan keinginan Sion, dia menutup matanya. Membuka mata, dia menghapus semua gambar yang ada dan mulai membuat gambar baru. Menggambar wajah Ling dan Yue sebisa mungkin, dia menarik sebuah garis menghubungkan keduanya, lalu di tengah garis tersebut, dia menarik satu garis turun dan menggambar wajah Xing Xing."Itu kita, kan?" tanya Yue pelan. Kedua mata hitamnya menatap lekat gambar Nilla yang menurutnya sangat bagus. Tangannya menepuk punggung Xing Xing yang masih tertidur pulas meskipun mereka dari tadi bersuara. "Dan, itu gambar silsilah keluarga, kan?""Kurasa juga begitu." Balas Ling. Menatap Nilla bingung, dia tidak tahu apa yang ingin disampaikannya dengan menggambar silsilah keluarga mereka.Nilla mengangkat kepala dan menunjuk gambarnya lalu Ling, Yue dan Xing Xing. Melihat mereka mengangguk kepala tanda mengerti, dia tersenyum dan kembali menggambar sebuah silsilah keluarga denga
Ling memasuki kamar tempat di mana Yue dan Xing Xing berada. Ekspresi datar dan dingin tanpa emosi di wajahnya melembut saat melihat istri dan anaknya yang berbaring di atas tempat tidur. Berjalan mendekat, dia duduk di samping Yue sambil menatap Xing Xing yang telah tenang dan tertidur kembali. "Kau tidak akan berpikir untuk membantu mereka, kan, Yue?" tanyanya pelan tanpa menoleh pada istrinya.Yue tersenyum mendengar pertanyaan Ling. Bangkit dari tempat tidur, dia ikut menatap Xing Xing yang tertidur, "Kau sendiri," balasnya pelan. "Kenapa kau menyelamatkan mereka?""Aku hanya tidak ingin mereka mati disini dan menjadi korup," jawab Ling cepat dan menoleh pada Yue. "Itu akan sangat menyebalkan.""Begitu?" tanya Yue lagi. Mempertahankan senyum di wajah, mata hitamnya menatap lurus Ling.Ling segera melingkar kedua tangannya pada pinggang Yue. "Benar. Kau tahu betapa merepotkannya jiwa dan raga korup, apalagi mereka adalah ksatria.""Baiklah, aku mengerti," balas Yue sambil tertawa k
Sion menatap bangunan rumah di depannya. Kemarin dia memang tidak melihatnya jelas, tapi hari ini, saat matahari telah terbit, dia bisa melihat bahwa rumah ini dibangun dengan sihir. Tanpa paku dan pelekat lainnya, keseluruhan, rumah ini sesungguhnya lebih tepat dikatakan sebuah pohon berbentuk rumah. Menjelajahi sekeliling, Sion bisa melihat kebun kecil dengan berbagai macam sayur dan buah yang tumbuh dengan subur di halaman belakang rumah."Jika tidak melihatnya dengan mata kepala sendiri, hamba tidak akan percaya ada tempat seperti ini dalam Pegunungan Terkutuk Knox." Ujar Serphen yang berada di samping Sion. Mengikuti dan manjaga tuannya dari segala kemungkinan berbahaya yang ada, dia juga mengamati sekeliling rumah.Malam telah berlalu, dan mereka melewatinya dengan tenang. Tidak ada yang aneh, dengan api unggun yang menyala serta selimut dari bulu Fire Bear, mereka berhasil melalui malam tanpa kedinginan."Apakah menurutmu mereka akan bersedia menyembuhkan Ellios, Serphen?" tanya
Pagi hari saat matahari telah terbit, Yue berdiri menatap seisi rumah kecil yang ditempatinya bersama Ling dan Xing Xing. Mereka memang tidak memiliki banyak barang, hanya saja, setelah mereka selesai mengemas barang, kekosongan tetap sangat terasa di setiap sudut ruangan. Tapi, ini adalah yang terbaik—sudah saatnya mereka meninggalkan tempat ini."Kau sudah siap, Yue," berujar pelan Ling berjalan mendekati Yue sambil menggendong Xing Xing. "Kita harus berangkat sekarang."Yue mengangguk kepala dan mengendong Xing Xing yang tertawa sambil menjulurkan tangan padanya.Tersenyum menatap Yue dan Xing Xing, Ling kemudian melepaskan kalung yang dipakainya. Kalung tersebut adalah sebuah kalung dari tali berwarna hitam dengan bandul berupa sebuah permata indah berwarna biru. Mengalungkan kalung tersebut pada Xing Xing, dia tersenyum. "Lindungi Xing Xing, bintang harapan kita semua, orang tua.""Master pasti akan melindungi Xing Xing," tawa Yue melihat apa yang dilakukan Ling. "Bukankah beliau
Meninggalkan gua penuh cahaya matahari dan memasuki kegelapan, puluhan bola cahaya terbang melayang mengikuti rombongan yang berjalan pelan. Cahaya bola sihir Ling membuat mereka dapat melihat sekeliling dengan baik. Berjalan paling depan, Ling memimpin, disusul Sion, para pengawalnya, Yue dan Xing Xing yang berada di atas punggung Yin, dan terakhir Yang. Pohon-pohon besar menjulang tinggi menutupi cahaya matahari, tanah becek dan suhu udara yang naik turun dengan dratis tanpa diprediksi—Pegunungan Terkutuk Knox.Sion dan para pengawalnya bergerak dengan kewaspadaan penuh, mata mereka yang mengikuti Ling terkadang akan menoleh ke kiri-kanan, karena mereka merasa ada yang terus mengamati mereka dari balik pepohonan yang mengelilingi. Perjalanan mereka berjalan dalam diam, tidak ada seorangpun yang mengucapkan sesuatu, kecuali Xing Xing yang kadang tertawa bahagia dalam pelukan Yue. Bayi kecil yang tidak tahu apa-apa tersebut terlihat sangat terpesona dengan bola sihir cahaya ayahnya.P
Duduk mengelilingi api unggun yang menyala, Sion maupun para pengawalnya tidak mengucapkan sepatah katapun. Meskipun sedang beristirahat, mereka sama sekali tidak menurunkan kewaspadaan mereka. Mereka juga tidak memiliki banyak nafsu untuk memakan makanan yang telah disiapkan Ling kecuali; Harris."Sir Ling benar-benar pintar memasak," puji Harris sambil melahap semangkuk besar sup jamur di:tangannya. Dia sama sekali tidak peduli pandangan mencemooh rekannya. "Aku harus meminta resep ini dengannya nanti.""Dalam pikiranmu itu sepertinya hanya ada makan saja." Ejek Reis melihat Harris yang menikmati makanannya dengan sangat baik. "Sikapnya itu memang sudah tidak tertolong," Reffa yang dari tadi diam ikut bersuara. Mata biru pria paruh baya itu menatap Harris tajam. "Cepat habiskan supmu! Dasar berengsek!!"Harris tidak mempedulikan Reffa, dia membuang muka dari seniornya tersebut. "Yang Mulia saja tidak mempermasalahkan diriku ini, kenapa kau justru marah, Pak tua?""Kau!!!" Suara Re