Share

Bab 251

"Pergi kau dari sini dan jangan pernah kembali lagi!" Karel menyeret kasar lengan Xela, turun dari teras rumah kayu milik ayahnya.

"Akh!" Xela menjerit kesakitan.

Karel mengempaskannya hingga tersungkur ke tanah.

"Simpan air mata buayamu itu! Aku tidak akan tertipu," sentak Karel dengan nada dingin. "Percuma kau mengarang cerita pada temanmu. Aku tidak akan percaya!"

Xela tergugu.

"Apa salahku padamu?" tanya Xela. Suaranya terdengar parau.

"Banyak! Dan aku membencimu hingga ke sum-sum tulangku. Enyah!"

Tes! Tes!

"Aish! Hujan lagi!" gerutu Karel, melindungi kepalanya dari terpaan hujan dengan telapak tangan sambil berlari menuju rumah ayahnya.

Ternyata segala luapan emosinya terhadap Xela hanyalah angan dalam lamunan.

"Sayang sekali kau terlambat, Nak!" kata Tuan Jaffan begitu Karel melangkah masuk setelah melepas kemejanya yang basah dan memerasnya.

"Dia baru saja pergi," imbuh Tuan Jaffan.

"Dia? Siapa?" tanya Karel, terbayang siluet sosok wanita yang mirip dengan Xela melangkah kelua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status