Xavia sudah merencanakan semuanya.Dia yakin ketika Gerald mengetahui bahwa dia dalam bahaya, Gerald pasti akan datang untuk menyelamatkannya. Xavia tidak ragu karena dia sangat tahu kepribadian Gerald di masa lalu. Xavia sudah membayangkan kalau Gerald datang, dia akan berpura-pura menangis dan mengamuk lalu mengancam untuk bunuh diri. Setelah melihat itu, Gerald pasti akan sedih dan berusaha menghiburnya.Setelah itu, dia akhirnya akan memiliki kesempatan untuk bersama dengan Gerald lagi. Tetapi Xavia akan berpura-pura membenci Gerald pada awalnya, tujuannya adalah membuat Gerald menyesal telah meninggalkannya.Meskipun Xavia berhasil memojokkan Gerald di bar hari itu, tetapi dia tidak pernah berencana untuk memerintahkan anak buahnya memukuli Gerald. Xavia hanya bermaksud mencemooh Gerald sedikit sebelum kemudian menanyakan kepadanya bagaimana rasanya disakiti.Xavia ingin Gerald diliputi perasaan sedih dan menyesal.Tetapi sungguh mengejutkan ternyata Gerald tidak mau menengoknya
Gadis yang lain berkata sambil menyilangkan tangan di depan dada.Mereka berenam adalah teman serumah yang sama-sama belajar keterampilan baru dan magang di Stasiun Televisi Hong Kong. Saat ini mereka sedang memanfaatkan waktu liburan bersama.Gadis yang tadi mengatakan bahwa Mila hanya pamer bernama Wanda Wabsor. Meskipun perawakannya mirip dengan Mila, tetapi penampilan keduanya berbeda. Jika mereka harus memilih segmen kecantikan di Stasiun Televisi Hong Kong, bisa dipastikan bahwa Mila akan terpilih karena dia adalah gadis tercantik di sana, sementara Wanda harus berupaya untuk bisa berada di posisi kedua di departemen kecantikan.Karena mereka adalah teman serumah, jadi mereka tidak hanya tinggal bersama, tetapi juga harus belajar dan bekerja di tempat yang sama sepanjang waktu. Singkatnya, mereka harus sering bertemu dan mengobrol satu sama lain. Sebagai sesama wanita, cukup sulit bagi mereka untuk tidak merasa iri dan dengki satu sama lain. Tetapi juga tidak bisa dibilang kal
“Siapa?” tanya seorang pembantu sambil membuka pintu villa.Saat melihat Mila, dia sejenak terpana. 'Apa yang dilakukan gadis cantik ini di sini?'"Um ... Anda mencari siapa?" tanya pembantu itu.“Apakah Gerald ada di rumah? Aku mau bertemu dengan dia.” Jawab Mila dengan senyum ramah.“Siapa itu, Hope?” tanya sebuah suara dari dalam villa.“Mereka ke sini untuk mencari Gerald, Nona!” jawab pembantu itu.“Huh?”Mendengar itu, Xavia menuju ke arah pintu...Ketika melihat Mila di sana, Xavia langsung terbelalak kaget! Begitupun Mila saat melihat Xavia.“Mila!”“Xavia!”Keduanya menyebut nama satu sama lain secara bersamaan.Mila jelas tahu siapa Xavia. Bagaimanapun, Xavia adalah mantan pacar Gerald. Dan mustahil bagi Xavia untuk tidak mengetahui juga siapa Mila.Sebenarnya, Mila yang menjadi alasan mengapa Xavia yakin bahwa kabar pernikahan Gerald dengan Giya hanyalah rumor belaka. Bagaimanapun juga, Gerald sudah berpacaran dengan Mila. ‘Berengsek!’Terlebih lagi, Xavia tahu betapa G
Mila menarik napas dalam-dalam dan berkata, “Aku akan menelepon Gerald sekarang juga! Aku ingin dia menjelaskan padaku secara langsung apa yang sebenarnya terjadi!"Setelah mengatakan itu, Mila lalu mengeluarkan kunci Mountain Top Villa dan melemparkannya langsung ke arah Xavia. Xavia tercengang.‘Sial! Kenapa sepertinya Gerald belum putus dengan Mila? Mereka tampaknya masih saling mencintai!’‘Apa yang sebenarnya terjadi? Apa Gerald telah berubah menjadi seorang bajingan yang mempermainkan hati perempuan?’Saat Xavia sibuk memikirkan hal itu, Mila mencoba menelepon Gerald beberapa kali. Namun teleponnya tidak diangkat."Kenapa dia nggak menjawab teleponku? Padahal biasanya dia langsung angkat!" Kata Mila dengan cemas.Apa benar yang dikatakan Xavia, jadi selama ini Gerald sudah selingkuh di belakangnya?!Mila hanya bisa tertawa getir menyadari kebodohannya, batinnya tercabik-cabik. Tiba-tiba, Xavia menemukan rencana jahat. Saat Mila hendak pergi, dia berteriak, "Mila, tunggu!"
Sementara itu, Gerald sedang memainkan sandiwaranya dengan Giya.Giya sendiri juga berbohong pada orangtuanya.Mengetahui hal itu, Gerald merasa semakin canggung untuk melanjutkan sandiwara itu. Dia mencoba mencari alasan untuk bisa pergi. Ketika menyadari hal itu, Giya menarik tangan Gerald mesra dan berkata, "Ma, Pa, aku antar Gerald sebentar, ya!"Setelah berkata demikian, mereka berdua berjalan bersama ke luar aula.Saat sudah berada di dekat pintu masuk hotel, Gerald segera berkata, "sekarang waktunya kamu kembalikan ponselku!"Tadi Gerald terus-menerus melihat ponselnya saat dia mengobrol dengan yang lain. Untuk menjaga suasana akrab antara dia dan Giya, seorang anggota Keluarga Quarrington pun menyita ponsel Gerald untuk sementara waktu. Mereka mengatakan bahwa Gerald tidak seharusnya sibuk bermain ponsel supaya bisa fokus mengobrol dengan mereka. Gerald tidak berkata apa-apa saat itu. Kemudian mereka terus mengobrol sambil makan."Hei, nada macam apa itu?" jawab Giya sam
Ketika Giya menatap Mila, rasa cemburu tergambar jelas di wajahnya. Emosi yang sangat kuat juga berkecamuk di hati Mila. “Kamu… Kamu mengecewakan aku! Kamu sangat membuat aku kecewa, Gerald! Aku nggak mau melihat wajah kamu lagi!" teriak Mila lalu mendorong tubuh Gerald dengan kasar dan berbalik pergi.Mila berlari, tangisnya tumpah. Wanda mengumpat, "Dasar bajingan menjijikkan! Persetan dengan kekayaanmu!"Dia tidak tahan lagi melihat Mila disakiti. Bagaimanapun juga mereka sama-sama perempuan. Jelas mereka pasti marah kalau menemukan pria seperti itu.Gerald pucat dan diliputi kecemasan. Dia tidak menyangka kalau Mila tiba-tiba muncul di sana. Gerald bergegas mengejar Mila.Giya merasakan emosi yang susah dijelaskan. Dia tidak bisa menganalisis perasaannya yang campur aduk. Akhirnya yang keluar adalah rasa marah. Ketika Gerald sudah pergi, dia pun membalikkan badan dan kembali masuk ke dalam hotel.***Akhirnya Mila pulang kembali ke rumahnya. Dia langsung masuk ke dalam kamar bers
”Apa? Kamu meminjamkan villa kepada gadis itu?" kata Molly setelah mendengar penjelasan Gerald soal Xavia.Tentang Xavia yang hamil, Gerald tidak begitu yakin soal itu. Tetapi tidak terlalu mengagetkan juga bagi Gerald membayangkan Xavia merencanakan kebohongan seperti itu. Dia bisa menangani Xavia nanti. Saat ini, Gerald hanya ingin Mila tidak salah paham lagi.“Oke, aku bisa merasakan kalau kamu nggak berbohong. Aku akan coba memberitahu Mila tentang hal ini. Jadi sebaiknya kamu jangan coba-coba membohongi kami. Kamu tahu betapa Mila sangat benci dibohongi!”Meskipun hanya mengobrol singkat dengan Gerald, Molly meyakini bahwa Gerald bukanlah jenis pria kaya yang genit dan serakah. Sebaliknya, dia tampaknya adalah seorang pria yang cukup baik dan ramah. Jika semua yang dikatakan Gerald benar, Molly tidak akan segan untuk membantunya.Berikutnya Molly kembali ke kamar Mila sementara Gerald menunggu di bawah.Tidak berapa lama kemudian, Molly kembali menemui Gerald dan menghela napas b
Wajah Queta terlihat pucat pasi ketika Gerald melihatnya di bangsal. Dia tampak sangat lemah. Syukurlah, seperti yang dikatakan Lisa, dia sudah sadar kembali ."Apa yang kamu rasakan?" tanya Gerald sambil mendekati tempat tidur Queta."Aku juga nggak terlalu yakin. Tadi tiba-tiba rasanya seperti semua darahku terkuras habis. Penglihatanku menjadi gelap dan yang aku tahu adalah aku sudah berada di sini." kata Queta dengan suara lemah."Lalu apa kata dokter?""Itulah kenapa kami berdua sangat cemas. Meskipun beberapa dokter telah membahas kondisinya, tapi mereka masih belum bisa mendeteksi penyebab penyakit Queta! Saat ini, dokter belum berani memberikan perawatan lebih lanjut" kata Lisa.Mendengar itu, mata Queta mulai berkaca-kaca. Ia mulai ketakutan. Meskipun dia adalah gadis yang kuat, tetapi menghadapi situasi semacam ini tetaplah terasa berat baginya."Hmm begitu," jawab Gerald sambil menganggukkan kepala. Ia menatap Queta dengan perasaan kasihan.Berikutnya Gerald keluar dari bang